Jujur saja semenjak gelaran pilkada DKI Jakarta, saya sudah tidak lagi sependapat dengan ungkapan “rakyat sudah cerdas dalam memilih”.
Jakarta membuktikan, kampanye hitam dan hoax masih laku keras, masyarakat kita belum terlalu cerdas memilih. Sehingga mau tak mau kampanye gelap tidak bisa dibiarkan dan harus dilawan dengan fakta dan data. Inilah saya kira pekerjaan rumah relawan Jokowi jika tidak ingin kalah pilpres tahun depan.
Seperti klaim baru-baru ini oleh seorang tokoh Papua, Natalius Pigai yang bikin kuping saya panas. Disaat Indonesia begitu bangga dengan Jokowi, satu-satunya presiden yang sembilan kali ke Papua dalam tiga tahun dan begitu pesat perkembangan infrastruktur disana, malah dia dengan bangganya menyebut semua itu karya SBY. Kan parah!!
Padahal kalau saja Pigai ini jernih menilai, adalah fakta bahwa selama ini infrastruktur Papua jauh tertinggal karena APBN habis untuk subsidi BBM pada jaman SBY.
Kapasitas seorang mantan anggota Komnas HAM Natalius Pigai ini memang sangat memprihatinkan. Kalau kita perhatikan kritikan-kritikan kepada pemerintahan presiden Jokowi sangat tendensius dan jauh dari kata obyektif.
Jika kita mengikuti rekam jejak si Pigai ini memang sudah sejak lama tidak suka dengan Jokowi. Entah apa yang ada dalam pikirannya selalu saja mendiskreditkan Jokowi dan seolah-olah dia mewakili suara orang Papua. Sangat disayangkan seorang mantan anggota komnasHAM dari Papua tetapi menafikan perhatian presiden kepada Papua selama ini.
Bak seorang peramal, Pigai memprediksi dan bahkan menjamin bahwa Jokowi tidak akan mendapat suara di Papua. Sehat, Om?
Padahal kalau kita ingat lima tahun yang lalu dimana Papua belum mendapat perhatian khusus seperti saat ini saja Jokowi sudah menang 73%, apalagi nanti 2019 dimana Jokowi sudah sembilan kali berkunjung ke sana, saya yakin perolehan suara akan lebih tinggi daripada lima tahun yang lalu.
“Papua saja, ini saya pakar Papua, 39 janji. Di Papua, 2 yang direalisasi. Yaitu jalan Wamena-Wamena-Nduga, ruas jalan baru. kemudian sebuah pasar kecil pasar mamak mamak. Cuma dua itu,” ujar Pigai.
Saya yang jamin, Jokowi tidak dapat suara di Papua. Tulis kata-kata saya,”2019 presiden akan berganti. Jokowi sudah tidak punya lagi amunisi.
Natalius Pigai saat diskusi di kawasan Buncit, Jakarta Selatan, Jumat (20 April 2018). detik.com/warta kota
Sehingga inilah saat yang tepat bagi pasukan Republic Cyber ProJokowi gerak cepat mengklarifikasi pernyataan Pigai ini dengan data dan fakta. Bagaimana mungkin BBM satu harga, Tol Laut, Jalan trans Papua, Jembatan Holtekamp Jayapura, dan banyak hal untuk papua luput dari perhatian Pigain yang notabene orang asli Papua. Sangat menyedihkan!
Padahal dalam kunjungan terakhirnya di Papua beberapa waktu lalu Jokowi sangat puas dengan kemajuan pembangunan infrastruktur disana. Artinya apa yang digembar-gemborkan selama ini nyata dan bukan hanya pencitraan seperti kata Pigai. Kasihan juga pak menteri Basuki yang sudah bekerja keras membangun Papua tetapi malah mendapat celaan dari orang Papua sendiri.
“Yang berhubungan dengan infrastruktur yang ada di sana yang sedang kita bangun. Baik berupa jalan, baik berupa jembatan, baik berupa perumahan dan air bersih. Saya lihat semuanya berjalan dengan baik,” kata Jokowi. www.voaindonesia.com
Sekarang terserah para pembaca, mau percaya Pigai atau percaya presiden Jokowi? Saya sih sudah putuskan apapun yang terjadi, Jokowi dua periode!!
Selamat cerdas memilih!!