Ibarat memilih pelatih sebuah klub sepakbola, memilih pemimpin pemerintahan atau presiden adalah soal kepercayaan. Ketika pemilik klub sudah mempercayakan klub nya kepada seorang pelatih, seharusnya dia tidak akan intervensi terhadap apapun kebijakan seorang pelatih.
Dan kami rakyat sebagai pemilik klub bernama NKRI sudah memilih Jokowi sebagai pelatih, tentu kita percayakan sepenuhnya strategi pemerintahan kepada Jokowi selama lima tahun ini. Boleh saja kritik dilayangkan, tetapi toh keputusan tetap ada pada seorang presiden.
Ramai soal tantangan debat terbuka Rizal Ramli kepada Sri Mulyani Indrawati. Untuk apa? Pelatih sudah menunjuk Sri Mulyani sebagai starting line up, biarkan dia bebas bermain di lapangan. Debat kusir hanya akan memecah konsentrasi Bu Sri Mulyani yang berarti kerugian bagi kita semua…
Ini seperti Gareth Bale yang mengkritik keputusan Zidane yang sering membangkucadangkannya dan memilih Valques ketimbang dirinya. Karena kesal, Bale kemudian mengajak Lucas Valques untuk adu kehebatan. Kan aneh!!
Pemilihan pemain adalah mutlak kewenangan pelatih. Jika seorang pemain bintang tidak dimainkan, bukan karena dia buruk, tetapi bisa jadi ada pemain lain yang dirasa lebih cocok dengan strategi yang diterapkan sang pelatih.
Rizal Ramli mungkin ekonom hebat dan berpengalaman, tetapi sayang tidak dibutuhkan dalam strategi Jokowi.
Sehingga terdengar lucu saja kalau Rizal Ramli mengajak adu debat terbuka Sri Mulyani sedangkan Sri Mulyani lah yang dipilih Jokowi menerjemahkan strategi pemerintahannya..
Sebenarnya Rizal Ramli pernah diberi kepercayaan Jokowi “bermain”, tetapi ternyata mengecewakan. Saat itu, bukannya bekerjasama dengan rekan setimnya, RR malah lebih sering gaduh dan adu mulut sama Sudirman Sa’id. RR juga berani mencemooh target 35.000 megawatt listrik Jokowi, lha padahal Jokowi adalah pelatihnya, wajarlah kalau kemudian ditarik keluar dan kena pecat!
Sehingga sudah benar respon dari kementerian keuangan yang melarang Bu Sri Mulyani debat. Sebab memang tidak ada gunanya dan buang-buang waktu saja meladeni si Raja Kepret ini.
Melihat semua ini, rasanya tidak perlu dilakukan debat terbuka. Data dan fakta sudah disajikan sesuai arahan Presiden Jokowi. Baik Presiden maupun Najwa Shihab pun tidak menyebut nama RR untuk melakukan argumentasi data (bukan debat terbuka). Entah mengapa RR sepertinya berkeinginan sekali untuk melakukan debat terbuka dengan SMI. Apakah ada maksud atau obsesi tertentu?
Kalau masih ada yang meragukan tentang kredibilitas SMI dan Kementerian Keuangan, tidak perlu debat, biarkan data yang berbicara.
Kalaupun RR masih ingin debat, rasanya cukup dengan pejabat Kementerian Keuangan. Biarlah energi Menkeu SMi digunakan untuk memikirkan hal yang lebih strategis untuk negara ini, agar dapat mencapai masyarakat yang adil makmur serta bermartabat.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Nufransa Wira Sakti.- Detik.com
Saran saya untuk Rizal Ramli, debatnya di KPU saja, anda mencalonkan diri dulu jadi capres, itu baru bener.
Kalau soal hutang mah gampang, ada ribuan ekonom di negeri ini, sembilan ratus sembilan puluh sembilan ekonom mengatakan Sri Mulyani salah, kami bisa hadirkan seribu ekonom untuk mengatakan Sri Mulyani benar.
Posisi menteri adalah soal kepercayaan, Jokowi dan kami rakyat Indonesia mempercayakan keuangan negeri ini kepada menteri keuangan terbaik di dunia, Sri Mulyani Indrawati.
Anda ngajak debat kusir, kami tolak! Lebih baik kami tunggu Anda di panggung debat capres 2019…
Setuju?
Selamat berdebat!!