Pada akhirnya kita semua sadar bahwa karakter seseorang akan muncul secara alami ketika dihadapkan pada sebuah situasi tertentu dilapangan. Kata harus akui bahwa karakter tidak bisa dibuat-buat sehingga percuma saja anda mencoba menyembunyikan karakter seseorang.
Ambillah contoh seorang dengan karakter temperamental dan meledak-ledak yang ingin terlihat sabar, penuh belas kasihan didepan publik. Tidak akan butuh waktu lama untuk melihat katakter yang sesungguhnya, coba saja tes! Caranya bagaimana? Pegang batang hidungnya, saya yakin anda pasti akan langsung digampar..hehe.
Dan situasi inilah yang kita saksikan bersama-sama dalam sebuah video yang viral tempo hari. Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto kedapatan menampar bebas tangan seseorang dekat mobil yang ditungganginya.
Lalu apakah ini adalah peristiwa langka dari seorang Prabowo? Tentu saja tidak! Bahkan kalau kita ikuti pemberitaan di media, sudah tidak terhitung jumlahnya Prabowo berbuat kasar baik verbal maupun visual di depan publik. Sebut saja kisah melempar HP Fadli Zon, memiting leher Andi Arief, beberapa kali menghina tampang rakyat miskin, menggebrak meja didepan para ulama, menghardik wartawan “kamu wartawan dari mana?”, membentak seorang emak-emak yang tercyduk bicara sendiri saat Prabowo sedang berorasi dan tentu saja yang last but not least ya gamparan bebasnya di Cianjur kemarin.
Dan betapapun Dahnil Anzar mencoba ngotot membela Prabowo dengan mengatakan bahwa kejadian sesungguhnya saat itu Prabowo sedang memarahi seorang anggota pengamanan yang menghalangi seorang emak-emak yang ingin berjabat tangan dengan Prabowo tetap saja tidak masuk akal menurut saya. Mengapa?
Pertama, saat itu Prabowo berada diatas sebuah mobil mewah yang tengah melaju. Andaikata benar yang dikatakan Dahnil bahwa saat itu ada emak-emak yang antusias ingin bersalaman dengan Prabowo, maka seharusnya yang digampar Prabowo bukanlah petugas keamanan yang dibawah mobil, melainkan sopirnya yang tetap ngegas mobilnya meskipun ada rakyat yang ingin bersalaman dengan Prabowo.
Kedua, yang namanya petugas keamanan ya memang tugasnya mengamankan dan melindungi Prabowo dari gangguan keamanan maupun dari setiap gerakan yang berpotensi mengusik keamanan Prabowo termasuk juga mengamankan Prabowo dari kerumunan massa. Mengapa harus disertai bentakan dan gamparan? Apa tidak cukup diingatkan?
Lha inilah yang membuat publik semakin yakin bahwa memang seperti itulah karakter Prabowo yang sesungguhnya. Kasar, otoriter, suka marah dan sulit mengendalikan emosi. Dan pembelaan Dahnil Anzar malah justru mempertegas kebenaran itu.
Betapa berat beban anggota tim BPN. Selain harus berpikir keras bagaimana membuat Prabowo yang berasal dari keluarga kristen nampak islami, disisi lain mereka juga dituntut untuk menyembunyikan karakter asli Prabowo yang cenderung kasar dan meledak-ledak agar terlihat sabar dan welas asih didepan publik. Saya kok melihatnya seperti Mission Imposible…
Sebenarnya ada cara ampuh bagaimana membuat Prabowo terlihat sabar dan tidak emosian. Apa itu? Ajaklah Prabowo berjoged diiringi musik ketika berjumpa dengan masyarakat. Hal ini akan membuat karakter asli Prabowo sedikit kabur. Tetapi trik ini ternyata juga beresiko. Contohnya kemarin, sudah benar diajak joged eh yang ngajak Nissa Sabyan, diajak sholawatan ya jelaslah Prabowo tidak bisa…
Hmm…susahnya memoles Prabowo. Karakter tetaplah karakter. Karakter melekat dalam diri seseorang dan sulit untuk sembunyi dalam kepura-puraan.
Dan sekarang pilihan ada didepan mata. Pilih Prabowo yang identik dengan karakternya atau pak Jokowi dengan kesabarannya? Siapa yang layak menjadi pemimpin dan pengayom bangsa ini lima tahun kedepan.
#JokowiLagi
Selamat memoles Prabowo