Mungkin inilah yang dimaksud Budiman Sudjatmiko saat mengatakan : “Kalau perjuangan kita hanya melawan orang jahat akan mudah karena kejahatan ada hukum pidana. Masalahnya kita juga melawan kebodohan, sedangkan orang bodoh tidak bisa dihukum”.
Lihat saja bagaimana cuitan Fadli Zon yang menyebut Jokowi membodohi rakyat terkait hasil kunjungannya pada forum bisnis di Korea Selatan.
“Jangan bodohi rakyat, yang dibawa adalah 15 MoU bukan Rp 81,7 triliun,” kata Fadli Zon dalam akun Twitternya @fadlizon.
Heran saya dengan nalarnya Fadli Zon ini. Tentu kita semua juga paham bahwa yang dibawa Jokowi bukanlah sejumlah uang yang dimasukkan ke dalam kardus terus diikat dan dimasukkan ke dalam bagasi pesawat seperti bika ambon oleh-oleh dari Medan. Yang dibawa Jokowi adalah nota kesepakatan atau MoU bisnis dan investasi di Indonesia. Dan kalau bicara investasi ya apalagi kalau bukan soal uang.
Bahkan kalau menurut saya, MoU yang dibawa pak Jokowi tidak hanya bernilai 81,7 triliun tetapi lebih dari itu sebab kepercayaan jelas tidak bisa dibeli. Jadi siapa yang membodohi, siapa yang dibodohi dan siapa sebenarnya yang bodoh?
Sepertinya Fadli Zon ini kadar iri dengkinya dengan pak Jokowi sudah stadium 4. Saya perhatikan hampir setiap hari kerjanya ngurusin pak Jokowi melulu. Kemarin kepanasan minta iklan pencapaian pemerintah di bioskop dihapus, sekarang belingsatan mendengar Jokowi membawa uang 81,7 triliun.
Bukan tanpa alasan kalau Fadli Zon iri. Kemonceran Jokowi jelas akan membuat pesona “goyang syantik” pak Prabowo semakin redup.
Bayangkan saja, belum genap satu bulan sukses besar menggelar Asian Games, kini Jokowi sukses menarik para investor asing untuk menjalankan bisnisnya di Indonesia.
Meyakinkan dunia bahwa Indonesia aman, nyaman dan layak investasi ditengah goncangan krisis ekonomi dunia jelas bukan hal yang mudah. Tercapainya kata sepakat dengan Korea Selatan jelas membuktikan kemampuan diplomasi Jokowi. Seharusnya kita apresiasi bukan sebaliknya malah dinyinyirin..
Meskipun demikian saya yakin Fadli Zon ini orangnya fair. Dalam hatinya pasti memuji kepiawaian pak Jokowi. Hanya keadaanlah yang membuat dia terpaksa membohongi kata hatinya. Ibarat kata mau memuji jokowi tetapi takut kena lempar handphone, akhirnya nyinyir lagi nyinyir lagi…
Doa saya, semoga Fadli Zon segera menyusul rekan-rekannya yang lebih dulu menjadi cebong. Seperti kata pepatah kuno : “semua akan menjadi cebong pada waktunya”
Selamat jadi cebong!