Dalam negara demokrasi, saling mengawasi adalah hal yang lumrah dan merupakan sebuah keharusan. Kekuasaan cenderung menyebabkan terjadinya penyelewangan dalam berbagai bentuk. Meskipun abad baru telah lahir (milenial), generasi berkarakter kerdil masih menjadi aktor-aktor utama dalam perjalanan Indonesia. Seringkali kita terlibat dalam politik like and dislike. Politik like and dislike melahirkan pendukung buta dan hater. Meski PILKADA DKI sudah lama selesai, tetapi issue-issue dan konflik masih banyak. Orang yang pro akan menganggap yang kontra ‘gagal move on‘ dan yang kontra akan menganggap yang pro ‘anti kritik’ dan berbagai issue-issue lain yang sangat sensitif (misalnya: SARA).
Indovoices mengadakan event lomba menulis bertema: #100HariKepemimpinanAniesSandi, Kawal Jakarta Tetap Baik Dan Semakin Baik. Ayo kirimkan pemikiran, harapan, kritik, dan saranmu dalam bentuk tulisan tentang 100 hari kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Anies-Sandi dan pencapaian Anies-Sandi. Untuk rangkuman janji-janji beliau-beliau selama kampanye bisa dilihat di laman ini. Lomba terbuka bagi umum, baik yang pro dan kontra terhadap kepemimpinan Anies-Sandi. Daripada ribut-ribut ngerusuh disana-sini, mending mengikuti lomba ini :D. Selain menguji pemikiranmu (lihat bagian Mengapa harus bersikap kritis), hadiahnya lumayan juga loh 😀
Ketentuan lomba:
- Juara I: Rp 1.500.000
- Juara II: Rp 1.200.000
- Juara III: Rp 800.000
Setiap pemenang hanya berhak disatu kategori. Jadi misalnya meski seorang penulis mendapatkan juara I untuk viewer terbanyak dan merupakan penulis paling produktif di lomba ini, penulis tersebut hanya berhak memenangkan 1 kategori saja (tentu saja yang nilainya lebih besar :D). Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi WhatsApp +62 858-2018-9205, Facebook: indovoices_com, Instagram: Indovoices_com dan Twitter @indovoices_com.
Mengapa Harus Bersikap Kritis?
Kritis bukanlah sifat egois atau sifat ingin menang sendiri. Kritis bukan karena gagal move on. Sebagai manusia yang memiliki sifat rasional dan empiris, tentunya kita merasa bahwa masalah akan selalu muncul dalam menjalani kehidupan ini. Anda perlu berpikir kritis untuk menemukan kesimpulan dan keputusan yang informatif bermanfaat, serta dapat dipertanggungjawabkan. Karena kemampuan dalam berpikir kritis akan memberikan arahan yang lebih tepat dalam berpikir, bekerja, dan membantu lebih akurat dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan lainnya. Oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam pemecahan masalah atau pencarian solusi. Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan integrasi berbagai komponen pengembangan kemampuan, seperti pengamatan (observasi), analisis, penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi. Semakin baik pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka akan semakin baik pula dalam mengatasi masalah-masalah.
Sikap kritis harus dimiliki oleh orang yang punya tujuan yang benar dalam sebuah organisasi (apalagi bernegara). Karena dengan adanya sikap kritis maka akan muncul kontroling dan evaluasi yang berkesinambungan, sehingga tidak menyimpang dari tujuan semula (misalnya “tidak ingkar janji”) atau jikapun ada yang menyimpang ada proses perbaikan karena adanya kritik.
Jangan Hanya Diam!
Sekarang bukan saatnya anda untuk berdiam diri dan berpangku tangan melihat atau merasakan sesuatu hal yang menurut anda salah dan menyimpang .
Kadang orang tidak bisa atau bahkan tidak mau bersikap kritis. Ada beberapa kemungkinan orang tidak bisa atau tidak mau bersikap kritis, diantaranya :
- Buta politik, apatis atau masa bodoh dengan apa yang terjadi disekitarnya. Yang penting eksistensinya dan kepentingannya tidak terganggu, dirinya aman sejahtera, asalkan tidak mengusik dirinya maka EGP (Emang Gue Pikirin)
- Masih terpaku dalam politik like and dislike. Sikap seperti ini cenderung menuhankan yang didukung atau yang dipercayainya.
- Tidak punya data atau tidak punya wawasan yang memadai dan tidak punya pembanding terhadap apa yang terjadi dihadapannya, sehingga tentunya tidak ada yang perlu dikritisi.
- Takut terhadap konsekuensi yang akan diterima jika bersikap kritis (meskipun sebenarnya dia mengetahui mana yang benar). Misalnya: dituduh gagal move on, dimusuhi, diejek ‘cebong’, ‘Penganut bumi datar’, atau ‘kafir’.
Indovoices.com