Lagi lagi Demokrat tak mau hadir di rapat pembentukan Timses PADI (Prabowo – Sandi). Bukan karena jalanan macet atau tak mendapat undangan. Sepertinya ini memang sebuah “kesengajaan”. SBY ingin membalas perlakuan Prabowo yang ingkar janji menunjuk AHY sebagai cawapresnya.
Demokrat juga seakan membiarkan beberapa kader mereka yang menjadi Gubernur untuk terang terangan mendukung Jokowi – MA, bukan mendukung PADI.
Dikabarkan rapat koalisi berjalan serba canggung, bahkan PAN tak mau mendampingi PADI melakukan jumpa pers. Cuma Sohibul dari PKS yang ikut PADI bertemu wartawan.
Akibat Demokrat tak mau menghadiri rapat, rencana membahas struktur Tim Kampanye Nasional menjadi tertunda. Rasa penasaran publik mengenai figur yang akan ditunjuk menjadi ketua Timses belum terjawab. Meski mantan Panglima TNI Djoko Santoso mengaku sudah diminta menduduki jabatan tersebut.
Rapat yang cuma diikuti 3 parpol pengusung Prabowo itupun konon berjalan tegang karena tidak ada kesepakatan mengenai logistik yang akan dipakai untuk kampanye. PKS dan PAN konon meminta Sandi yang menyediakan, tapi PADI meminta parpol pengusung bisa memberdayakan dan memobilisasi kadernya secara swadaya. Tensi rapat dikabarkan memanas saat membahas hal itu, terutama saat PAN dan PKS menanyakan komitmen sebelumnya yang belum tuntas, sehingga akhirnya dihentikan. Bahkan agenda membahas struktur Timsespun tak jadi dilakukan.
Berhubung wartawan sudah dikumpulkan, sehingga jumpa pers pun hanya diisi dengan kritikan kritikan kepada pemerintah tentang kurs dollar dan kondisi terkini. Tak sesuai lagi dengan agenda awal yang direncanakan mengumumkan struktur Timses.
KALAU BELUM SIAP NGAKU AJA, PILPRES DIUNDUR 2024
*penulis: Harnadi Hidayat