Beberapa hari lalu publik dibuat terperangah oleh berita di media yang menyebut Anies berhasil mencapai kata sepakat dengan pak Mahesh untuk menyerahkan lahannya kepada Pemprov DKI atas proyek MRT hanya dalam Tempo 1 jam
Belakangan terkonfirmasi dari Pak Mahesh sendiri bahwa dia sebenarnya sudah mencapai kesepakatan sebelumnya dengan Djarot, namun karena belum sempat ketemu, jadilah pas ketemu dengan Gubernur Anies. Hehehe, Rahasiapun akhirnya terkuak dengan sendirinya.
Terlepas dengan setingan tersebut, sebenarnya inilah momentum bagi Anies untuk membuktikan bahwa dia bisa melakukan apa yang tidak bisa Ahok lakukan, sesuatu yang selama ini diragukan oleh masyarakat DKI Jakarta. Ya maklum, cap “pakar kata-kata dan retorika” kadung melekat pada diri Anies
Untuk membuat publik percaya, Anies membuktikan dengan cara sesegera mungkin membuat negoisasi-negoisasi pada persoalan-persoalan lain di Jakarta.misalnya :
- Negoisasi dengan owner Alexis agar dengan sukarela menutup hotelnya.
- Negoisasi dengan para pemilik lapak semi permanen yang ada dibawah flyover pasar Asemka di kota tua. Akan dramatis sekali kalo seandainya dia berhasil membujuk, merangkul, dan bersama-sama secara simbolik membogem lapak jualan mereka untuk tak berjualan lagi di lahan ilegal.
- Negoisasi dengan PKL di tanah Abang, berbisik-bisik,berpelukan dengan mereka untuk kemudian secara simbolik mengemasi barang dagangan mereka dan tak lagi berjualan di trotoar atau bahu jalan yang nyata-nyata menyalahi aturan.
- Negoisasi dengan penduduk yang membangun rumah di bantaran kali Ciliwung. Memberi pengertian atau mendidik warga (pinjam istilah Ahok) agar bersedia digusur untuk kemudian melanjutkan mahakarya Jokowi-Ahok-Djarot yakni normalisasi kali tersebut yang konon baru 40% dan butuh 10 tahun untuk dapat selesai.
- Negoisasi dengan para tukang parkir liar di pusat-pusat kota.
- Negoisasi dengan penduduk kampung aquarium yang kembali mendirikan rumah-rumah hunian liar.
- Negoisasi dengan seluruh pemilik bangunan liar di Jakrta yang secara sah dan meyakinkan menggunakan tanah negara untuk kepentingan pribadi.
- Dan juga dengan mafia-mafia, preman-preman, dan orang-orang berpemahaman nenek mereka di Jakarta ini.
Jika Anies mampu,maka mudah-mudahan redalah kekecewaan 42% warga Jakarta yang memilih Ahok-Djarot di Pilkada nan brutal lalu. Ke-eneg-an akan Janji-janji mAnies Anies akan berangsur-angsur hilang. Namum jika negoisasi itu cuma berhenti di Pak Mahesh, ya jangan salahkan kami kalo menyebut serangkaian adegan kemarin hanyalah bualan semu semata. sudah bualan, semu pula..
Dan terakhir,kalau melihat track record Anies yang beberapa kali tercyduk sedang berakting di Warteg,di timbunan sampah,di sepeda motor,berbasah-basahan dengan warga tatkala banjir,maka ijinkan saya menyangsikan sepak terjang Anies kedepan.
Selamat menyangsikan.