Betapa buruknya kontestasi pemilihan presiden kali ini. Memilih pemimpin bangsa harus diwarnai dengan permainan jebak menjebak. Parahnya, kali ini ulama yang dijadikan umpan untuk menjebak lawan.
Kita patut miris jika benar apa yang dikatakan kader partai allah, Erwin Izharuddin yang mengatakan bahwa Jokowi terperangkap ketika akhirnya memilih pak Ma’ruf Amin sebagai cawapres.
“Dengan adanya ini partai oposisi mengira Sandiaga Uno enggak akan diambil yang diambilnya itu ulama. Maka lahirnya kubu sebelah ngambil ulama, sebenarnya ini jebakan betmen”. Ungkap Erwin, detik.com
Sebelumnya memang ulama GNPF dalam ijtimanya merekomendasikan Ustad Abdul Somad dan Salim Segaf Al Jufri untuk mendampingi Prabowo.
Lha ternyata, menurut Erwin, ini hanyalah jebakan agar Jokowi memilih ulama juga. Dan ketika Jokowi benar-benar memilih KH Ma’ruf Amin, Prabowo akhirnya memilih Sandiaga yang diberi label : santri post-islamisme.
Mendengar saja kita miris! Ajang pemilihan presiden, masyarakat dipertontonkan permainan jebak menjebak tingkat tinggi elit partai. Tidak masuk diakal saya bagaimana mungkin nama ulama sekelas Abdul Somad dijadikan umpan demi menjebak lawan.
Tetapi jika benar ini jebakan betmen Prabowo seperti yang disampaikan kader PAN, maka setidaknya terungkap tiga hal:
Pertama, sekarang kita jadi tahu kubu mana yang memperalat ulama. Jika sebelumnya mereka menuduh Jokowi hanya memperalat KH Maruf Amin hanya untuk mendulang suara umat, sekarang malah ketahuan merekalah yang memperalat ulama untuk menjebak lawan, keterlaluan!
Yang kedua, sekarang kita jadi tahu siapa yang cinta ulama. Alasan Jokowi memilih ulama adalah untuk menjelaskan dan membuktikan kepada masyarakat bahwa Jokowi cinta ulama, bukan sebaliknya. Sedangkan mereka malah lebih cinta yang punya kardus daripada ulama.
Baca juga tulisan saya:
https://www.Indovoices.com/umum/kenyataan-itu-pahit-prabowo-butuh-logistik-itjimak-ulama-diabaikan/
Yang ketiga, sekarang kita tahu kubu mana yang ingin memecah belah umat. Ketika dalam pidatonya Jokowi memuji Prabowo dan Sandiaga sebagai aset terbaik bangsa, Ratna Sarumpaet malah mengejek KH Ma’ruf yang dinilai sudah terlalu tua. Padahal jelas Jokowi butuh pemikiran pak Maruf Amin, bukan tenaganya.
Narasi awalnya sih bagus “Kami tidak memilih ulama karena tidak ingin suara umat terbelah” eh ga taunya jebakan betmen. Tidak udah dicari, lama-lama bau bangkai akan tercium juga…
Terakhir, saatnya kita memilih pemimpin yang bersih, merakyat dan kerja nyata. Jangan pilih pemimpin yang belum ketahuan kerjanya, suka jebak menjebak dan memperalat ulama, walaupun punya banyak kardus dan didukung oleh partai allah…
Selamat berjuang melanjutkan kerja nyata Jokowi dua periode!!