Malam ini saya cukup terkejut. Beredar kabar bahwa Haikal Hassan mencuitkan sesuatu yang mengejutkan dan terkesan memang tidak mungkin keluar dari mulut seorang Haikal Hassan. Cuitannya seperti berikut:
“Djoko Santoso Teriak Teriak akan mendatangkan pengawas pemilu independen dari luar negeri, Disisi Lain HASHIM menyiapkan hacker yang akan menjebol KPU pada 17 April. Hacker Tersebut dipimpin hacker abal-abal Bernama “IWAN SUMANTRI” yang punya 3 ISTRI. Dia Adlh bagian dari IDSIRTI.”
“Malam Semua, Mohon maaf semoga teman-teman tidak kecewa. Jumat kemarin melihat dengan mata ane sendiri prabowo tidak sholat jumat malah minum bir di ambarukmo jogja. Ane sedih melihat kondisi ini. Dengan ini ane menyatakan akan mendukung Jokowi-Maruf Amin. #Jokowi2periode”
“Dibalik kehebohan akun @opposite6890 ada otaknya yaitu Anthony Leong dan Andre Rosiade. Ane Punya bukti-buktinya. Tangkap saja pak pol @DivHumas_Polri.”
Perhatikan dengan teliti gambar berikut:
Keterangan waktu cuitan pertama adalah pada pukul 21:24, 24 Maret 2019. Cuitan kedua berarti pada 21:27 dan cuitan ketiga pada 21:30. Cuitan ini diperkirakan dihapus pada 22.05 atau sekitar waktu itu. Video klarifikasi diunggah Mustofa Nahra pada 22.10 dan Dahnil 22.29. Kejadian ini begitu cepat terjadi dan begitu cepat berlalu, bukan?
Pengakuan Haikal Hassan, “Assalamwalaikum teman-teman sekalian. Twitter saya dihack seorang yang tidak bertanggung jawab. Cara-cara penakut seperti ini harus kita hentikan. Eeeee… abaikan dan isyaallah saya segera mendapatkannya kembali. Mudah-mudahan.”
Pertanyaannya apakah memang benar dihack atau hanya playing vicktim saja? Menurut berbagai media, akun Twitter memang bisa saja dihack. Ada beberapa cara orang menghack akun Twitter, yaitu melalui aplikasi mata-mata dan melalui online.
Jika melalui aplikasi mata-mata, Anda harus menginstall aplikasi di ponsel sasaran. Kalau akun Haikal dihack dengan cara ini berarti yang menghack akunnya adalah orang terdekatnya sendiri. Karena hanya dengan menginstall aplikasi di ponsel Haikal saja dia bisa menghack akun Haikal. Ya berarti orang terdekatnya saja.
Jika melalui online, Anda harus melakukannya secara online dan ini tidak mudah. Kalau akun Haikal dihack dengan cara ini, orang itu pasti ahli. Tentu saja tidak akan mudah menemukan orangnya.
Menurut saya, siapa pun yang menghack akun Haikal itu perlu diusut tuntas. Karena memang menyabotase ranah privat orang lain tidak bisa dibenarkan apa pun alasannya. Masalahnya apakah Haikal mau melaporkan kasus ini ke kepolisian atau tidak? Dengan melaporkan ke pihak berwajib, maka semuanya menjadi jelas. Hanya saja dalam kondisi sekarang dan jejak media sosial Haikal yang penuh tanda tanya itu, tidak mungkin dia akan membiarkan kasus ini dilanjutkan.
Sekarang mari kita bahas soal cuitan itu. Tentu hal ini ada kaitannya dengan apakah benar-benar dihack atau sekedar playing victim semata. Jika Anda perhatikan hal-hal yang dibahas dalam cuitan itu, Anda akan menemukan bahwa cuitan pertama berhubungan dengan kecurigaan mereka terhadap KPU, cuitan kedua berhubungan dengan keislaman Prabowo dan cuitan ketiga tentang hoaks terhadap kepolisian. Yang lebih menarik ada nama Andre Rosiade di sana, yang baru saja diteriaki warga Dharmasraya dengan teriakan ‘hidup Jokowi’.
Menariknya isu-isu yang ada di sana semua menyangkut isu yang benar-benar menghantam mereka selama ini. Soal kecurigaan terhadap KPU, mereka dibantai habis-habisan di ILC sebagai pihak yang tidak percaya terhadap penyelenggara pemilu.
Soal keislaman Prabowo, mereka dipermalukan karena memang keislaman Prabowo yang tidak jelas itu tidak mampu mereka vermak. Soal @opposite6890, mereka tidak mampu memainkan isu ini dan tidak ada yang percaya polisi sebodoh itu. Soal Rosiade, mereka dipermalukan di mana dulu suara Prabowo mayoritas, sekarang malah meneriaki Rosiade.
Bayangkan dengan isu besar seperti ini, Haikal Hassan hanya bereaksi ‘Cara-cara penakut seperti ini harus kita hentikan. Eeeee… abaikan dan isyaallah saya segera mendapatkannya kembali. Mudah-mudahan.’ Gaya seperti ini bukan gayanya Haikal Hassan. Biasanya Haikal sudah tuduh sana tuduh sini. Kali ini dia kog tampak seperti ustad? Dari sini, ada kemungkinan playing victim.
Jadi ada dua kesimpulan. Kalau benar dihack, maka kepolisian adalah solusinya dan kita harus dukung 1000%. Kalau ternyata playing victim, ini adalah playing victim yang hanya digunakan ISIS – pura-pura mereka dibantai, padahal merekalah pembantai dan perhatikan baik-baik isu yang sedang mereka mainkan, bukan soal isi cuitan, melainkan isu dihack. Jadi isu dalam cuitan itu hanya daya tarik saja untuk meningkatkan daya dorong video klarifikasi.
Salam IV