Tidak terasa kita telah melewati tahun 2017 dan menapaki tahun 2018. Tentu ada duka ada suka dengan segala dinamikanya. Itulah indahnya hidup. Tak perlu disesali, yang sudah biarlah sudah, mari kita sambut tahun yang baru dengan satu keyakinan bahwa Tuhan akan menyertai langkah-langkah kita ditahun mendatang. Kita kenang yang baik saja, kita buang yang buruk dan kita perbaiki yang kurang baik di tahun lalu.
Kurang piknik ternyata memang mempengaruhi inspirasi seseorang. Nyatanya setelah liburan kemarin pulang kampung ke Jogja, pikiran saya kembali fresh, lalu inspirasi pun muncul. Dan setelah sepekan lebih absen menulis untuk berlibur bersama keluarga, kini saatnya saya kembali dengan tulisan-tulisan khas Indovoices untuk mencerahkan pemikiran pembaca…
Banyak sekali hal bersejarah yang akan kita saksikan dan kita lewati bersama tahun ini. Tahun politik dimulai dengan Pilkada serentak di bulan Juni kemudian jangan lupa bahwa September nanti kita sudah punya calon presiden dan calon wakil presiden yang akan berlaga di pilpres tahun depan. Ya..September KPU sudah menetapkan capres dan cawapres yang diusung oleh parpol.
Siapa kira-kira calon presiden penantang Jokowi ya? Siapa pula pendamping jokowi? Apakah politik SARA ala Saracen akan kembali dimainkan? Tentu sayang jika kita lewatkan. Maka, terus ikuti ulasan-ulasan menarik dari para penulis Indovoices.
Tetapi ada yang lebih menarik dan layak untuk kita tunggu. Sekitar bulan Agustus nanti, bertepatan dengan HUT RI ke 73, jika sesuai dengan prediksi saya, Basuki Tjahaja Purnama alias pak Ahok akan bebas bersyarat.
Banyak kalangan yang kemudian berspekulasi Ahok akan maju mendampingi Jokowi sebagai wapres. Tentu ini adalah prediksi liar para ahoker yang sudah begitu jengah dengan politik SARA, tingginya intoleransi umat beragama dan semakin merajalelanya koruptor di negeri ini.
Sah sah saja mendambakan Ahok mendampingi Jokowi, tetapi sebagai Ahoker sejati, saya memilih untuk realistis melihat keadaan. Saya sih menyarankan lebih baik pak Ahok istirahat dulu dari dunia politik. Selain keluarga sangat merindukan dan membutuhkannya, pak Ahok juga bisa menyusun kekuatan dan mengumpulkan modal lebih dulu jika ingin kembali berpolitik.
Jika sesuai dengan prediksi, Ahok yang mendapatkan remisi 15 hari dihari natal kemarin, kemudian remisi hari kemerdekaan 17 Agustus nanti, ditambah remisi khusus yang di syaratkan Undang-Undang, maka pak Ahok bisa bebas bersyarat sekitar 17 Agustus nanti.
Dan sembari kita menebak-nebak kemana Ahok setelah bebas, saya ajak pembaca untuk menghitung mundur bebasnya pak Ahok. Istilah kerennya Count Down Ahok free.
Saya ingin mengajak pembaca menghitung mundur 227 hari jelang bebasnya pak Ahok. Bersamaan dengan itu, saya akan mengulas karya pak Ahok dalam sebuah serial yaitu :
“227 hari jelang Ahok bebas, 227 Karyanya Yang Mencengangkan”
Saya berharap dengan tulisan saya, para pembaca bisa mengenal lebih dalam tentang pak Ahok dan karyanya untuk Jakarta. Tentu karya-karya ini bukanlah semua murni ide dan lahir dari pemikiran pak Ahok, tetapi mungkin juga ide gubernur sebelumnya yang di eksekusi oleh tangan dingin Ahok. Mungkin juga ide dari tim nya serta masukan-masukan dari masyarakat yang berhasil dikonversi menjadi sebuah karya nyata oleh pak Ahok selama kurang lebih 3 tahun memimpin.
Dan bahkan, istrinya, ibu veronica turut serta menjadi arsitek RPTRA. RPTRA dan ceritera dibaliknya ini adalah salah satu karya yang akan saya kupas habis dengan tajam meski tak setajam silet di serial tulisan saya nanti. So, jangan sampai ketinggalan deh..!
Sementara saya menuliskan karyanya, pak Ahok juga sedang menulis sebuah buku di Mako Brimob yang kemungkinan akan diberi judul : “Dibalik kebijakan Ahok”. Kita nantikan bukunya, kita tunggu pak Ahok nya.
Sambil ngopi, nunggu busway, nangkring dimanapun, pastikan ikuti terus Indovoices dan sebarkan tulisan-tulisannya yah…
Selamat menyambut pak Ahok bebas!!!
