Indovoices.com – Kabupaten Wonogiri meraih juara terbaik pertama pada perhelatan Kawah Kepemimpinan Pelajar (KKP) Jenjang Sekolah Menengah Pertama 2018. Prestasi ini diraih dengan mengungguli 14 kabupaten/kota di seluruh Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk capaian kekompakan dan kreasi tampilan seni dan musik yang diberikan. Menyusul, terdapat Kota Yogyakarta untuk posisi tim terbaik II, Kabupaten Bantul untuk tim terbaik ke III, dan Kabupaten Magelang untuk juara favorit. Capaian penilaian berdasarkan kreasi, dan kekompakan perwakilan sekolah dari masing-masing kabupaten/kota. Secara keseluruhan, terdapat 15 kabupaten/kota dengan empat sekolah dari masing-masing wilayah.
Sarjilah, Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Daerah Istimewa Yogyakarta, mengungkapkan agar perhelatan KKP dapat dijadikan pengembangan bakat dan minat siswa untuk memunculkan pribadi yang unggul dan berkarakter Pancasila. Diakui Sarjilah, penciptaan generasi unggul sebagai upaya agar dapat bersaing dengan pemuda dari negara lain. “Tantangan kita untuk berjuang dan bersaing dengan negara lain. Solusinya adalah dengan menciptakan pribadi yang unggul dan itu ada di anakku sekalian” ujarnya saat menutup perhelatan KKP, Kamis (25.10.2018), di Yogyakarta. Sarjilah berharap agar materi pembelajaran KKP dapat berlanjut di sekolah asal masing-masing peserta. “Kegiatan ini tidak sampai hanya disini, mengharapkan anak yang berasal dari KKP ini dapat meneruskan ilmu dan ketrampilan yang diperoleh dengan mengembangkan sikap-sikap positif ke sekolah”ujarnya. Sehingga, para peserta lulusan KKP dapat menjadi pioner kebaikan di sekolah asal.
Gelaran musik dan seni menyemarakkan penutupan Kawah Kepemimpinan Pelajar se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta 2018. Terdapat penampilan drama musikal, tarian daerah, tarian kontemporer hingga musik solo dan band kreasi para peserta dari jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Alfin, siswa SMP N 1 Sukoharjo mengakui kegiatan pentas seni (Pensi) dalam KKP menjadi hiburan tersendiri selama pelatihan kepemimpinan. “Terus terang, kami senang dan bangga bisa ikuti kegiatan KKP apalagi bisa tampil pada Pentas Seni, dilihat teman-teman dari sekolah lain,” ujarnya. Dia bercerita, drama musikal bertema Korupsi menjadi tampilan unggulan selama Pensi di KKP. “Kita spontan buat drama mengenai korupsi karena maraknya kasus korupsi yang saya lihat di televisi dan koran,” jelasnya. Memakan waktu selama empat hari sebelum keberangkatan, drama musikal, lanjut Alfin, diharapkan dapat mengingatkan para peserta KKP agar menjauhi dari korupsi apabila kelak jadi pemimpin. “Kita mau pejabat-pejabat yang korupsi dapat menjadi pelajaran, agar jangan sampai ada melakukannya,” pesannya.
Di akhir perjumpaan, Alfin bertekad untuk berbagi materi yang didapat selama KKP kepada teman-teman di sekolah. “Saya berencana juga mau berbagi ke teman-teman di sekolah untuk ilmu kepemimpinan yang sudah didapat, yang terpikirkan baru sharing ke teman terdekat” tutupnya. *