Indovoices.com -Festival Literasi Sekolah (FLS) 2019 kembali digelar. Plaza Insan Berprestasi Kementerian Pendidikan dan Kebudyaaan (Kemendikbud) Jakarta menjadi panggung dari puluhan gerai pameran yang diisi mulai sekolah, komunitas, hingga satuan kerja yang ada di Kemendikbud. Namun dari banyaknya gerai tersebut, ada salah satu yang cukup menarik perhatian, bukan dari penampakannya, melainkan dari aroma khas yang mengelilinginya. Bagi para penggemarnya, tentu akan langsung bisa menebak kalau itu adalah aroma kopi.
Saat mendatangi gerai SLB Mutiara Bangsa di bagian komunitas, kita akan melihat aktivitas yang berbeda jika dibandingkan dengan gerai-gerai di sekitarnya. Di sana ada Ahmad, satu dari 40 siswa SLB Mutiara Bangsa yang berasal dari Kendal, Jawa Tengah. Di tengah hilir mudik pengunjung pameran, ia nampak fokus dan konsisten mengaduk bubuk kopi di dalam panci berwarna perak.
Sekilas tak ada yang berbeda saat kita bertemu Ahmad, penampilannya sama seperti orang lain pada umumnya. Tak terlihat jika siswa dari kendal ini berkebutuhan khusus. Salah satu pendamping, Nina Dewi Nurchipayana menuturkan bahwa Ahmad adalah salah satu siswa terbaiknya dan salah satu keahliannya adalah meracik kopi. Tak hanya itu, di bidang seni budaya, ternyata Ahmad pun memiliki kemampuan dalam membatik. Batik dengan motif arjuna tersebut dikerjakan selama satu bulan. Karyanya tersebut dapat dilihat di gerainya.
Menurut Nina, pada dasarnya memang tak ada yang membedakan antara anak-anak yang berkebutuhan khusus dengan anak-anak lainnya. Mereka juga memiliki potensi yang sama dan bisa hidup mandiri seperti yang lain.
Baginya, sebagai pegiat adalah bagian dari tugasnya untuk memberikan motivasi dan dorongan, tidak hanya untuk si anak, tetapi juga keluargaya. Ia ingin meyakinkan agar keluarganya percaya diri dan percaya akan kemampuan anak-anak mereka, bahwa mereka juga bisa melakukan segala sesuatu.
“Kami memiliki tujuan agar karya mereka dapat dinikmati tidak hanya kami saja, tetapi juga oleh anak-anak yang di luar sana,” tutur Nina. “Kami ingin bisa menginspirasi, paling tidak begini, kalau anak spesial saja bisa melakukan sesuatu yang bermakna dan bernilai, ini bisa jadi penyemangat untuk yang lain,” sambungnya.
Melalui pengembangan potensi, anak-anak berkebutuhan khusus ini diharapkan dapat berbuat banyak hal dan menjalani hidup dengan mandiri.
Selain gerai-gerai inspiratif tersebut, juga masih ada seminar, gelar wicara, serta diskusi seputar literasi yang digelar di kompleks Kemendikbud Jakarta. Semuanya berlangsung pada 26 hingga 29 Juli 2019. (kemendikbud)