Kehidupan saat ini sudah menjadi hal biasa ketika bermain dengan facebook. Saya juga termasuk salah satu penikmatnya. Dalam satu kesempatan saya membaca salah satu informasi yang dibagikan oleh salah seorang teman saya ketika kuliah.
Informasi yang dibagikan begitu membuat saya terkejut membacanya. Sebuah informasi tentang seorang guru yang dimutasi. Memang menjadi hal yang wajar ketika seorang guru dimutasi. Tetapi yang sering menjadi pertanyaan adalah penyebab guru tersebut dimutasi.
Berikut informasi yang dibagikan melalui fb teman saya Roganda Simanjuntak…
Gurasta Sang Penyelamat Pendidikan disingkirkan
Akhir-akhir ini dunia pendidikan Tobasa sempat heboh akibat raport siswa SD Negeri No 173540 Matio Kecamatan Balige tidak diberikan oleh wali kelas. Oleh orang tua siswa beramai-ramai mendatangi Kantor Bupati Tobasa agar raport segera diberikan dan sekaligus mendesak Pemkab untuk segera memutasi wali kelas.
Sang wali kelas ternyata adalah Gurasta Panjaitan. Alasan Ibu Guru ini terkait tidak diberikannya raport siswa karena berkeinginan mengajak orangtua siswa untuk terlibat aktif mengawas sekolah. Agar orang tua siswa tidak hanya sekedar menitipkan anaknya di sekolah. Gurasta Panjaitan guru SD Negeri di Balige yang dikenal idealis dan peduli dengan pendidikan atas tindakannya yang berani.
Bahkan akibat keberanian dan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan, tidak sedikit orang yang menyebut dia sebagai orang gila.
Gurasta yang pernah ditempatkan di SD 173529 Kecamatan Tampahan, secara blak-blakan mengungkapkan sangat prihatin melihat kebobrokan dunia pendidikan yang mencetak generasi muda ini. “Dunia pendidikan saat ini bukan lagi mengejar kualitas pendidikan anak didik, melainkan mengejar materi semata,” tandasnya.
Sikap kritis dan kepeduliannya, sering dia sampaikan secara langsung kepada atasannya yaitu kepala sekolah dan Kepala Dinas pendidikan. Aksi spontan dan berani Gurasta sering dilakukannya dengan cara unjuk rasa seorang diri ke kantor Dinas pendidikan Tobasa dan bahkan saat perayaan Hardiknas yang dipusatkan di Lapangan Sisingamangaraja XII Balige,
tuntutannya sangat sederhana :
Pejabat Tobasa diminta supaya perduli dengan Pendidikan, Jangan hanya tahu gonta ganti Kepala Sekolah. Siapa lagi yang peduli dan memperhatikan anak didik.
Oleh karena keberanian dan aktif mengkritisi kebijakan pendidikan di Tobasa akibatkan banyak pihak tidak nyaman dengan sang Gurasta. Bahkan seprofesinya (guru) ikut tidak nyaman. Tak ayal, dia juga sering protes terhadap para guru yang jarang mengajar tetapi tetap dapat gaji bahkan sertifikasi.
Memang pribadi Boru Panjaitan ini sangatlah unik. Dia memang sudah mewakafkan dirinya hanya untuk mendidik dan memotivasi murid-muridnya. Keterbatasan sarana dan prasarana sekolah tidak menjadi penghalang untuk melaksanakan tugasnya. Contoh kecilnya ketika disalah satu sekolah tidak memiliki meja dan kursi, dia cukup hanya menggunakan kotak karton sebagai pengganti meja.
Kecintaannya untuk mendidik siswa kandas sudah ketika dia menunjukkan surat perintah tugas yang diterbitkan Bupati Tobasa yang memutasi dia menjadi pegawai di UPT Balige. Dengan kucuran air mata sambil terisak-isak dia menyampaikan ‘sangat kehilangan sekali karena akhirnya tidak bisa lagi berinteraksi dengan siswa di ruang kelas’.
‘Bagi saya tidak masalah dimutasi, tapi asal jangan saya ditempatkan di UPT. Sehingga tidak bisa lagi mengajar siswa’.
Keinginannya untuk merubah model pendidikan di Tobasa tidaklah muluk-muluk. Dia hanya butuh perlindungan dan dukungan real dari pengambil kebijakan dan pemerhati pendidikan di Tobasa.
Dunia pendidikan adalah salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Dunia pendidikan juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang.
Dunia pendidikan tidak pernah dilepaskan dari peran seorang guru dan juga orang tua. Ketika orang tua telah menyekolahkan anak, maka secara otomatis dia juga mempercayakan kehidupan si anak kepada pihak sekolah. Guru memegang peranan penting di dalamnya. Ketika guru menginginkan diskusi bersama dengan orang tua anak tentang pertumbuhan seorang anak, maka hal ini merupakan salah satu strategi untuk membangun pendidikan anak dan orang tua mengetahui bagaimana dunia anak di sekolah.
Hal yang dilakukan oleh ibu Gurasta Panjaitan merupakan hal yang sejalan dengan dunia pendidikan. Tetapi pihak orang tua dan dinas terkait tidak melihat itu sebagai sebuah bagian dalam dunia pendidikan. Sangat disayangkan.
Salam …..