Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan rasa kagum terhadap tata ruang Pesantren Modern Internasional Dea Malela karena kontur bangunan naik dan turun ditambah pesona gunung dan perbukitan.
“Jadi kalau ini disampaikan oleh Prof. Din Syamsudin bahwa ini akan menjadi kampus internasional insyaallah bukan sesuatu mimipi tetapi akan menjadi sebuah kenyataan,” ujar Presiden saat meresmikan Pesantren Modern Internasional Dea Malela, Pemangong Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada hari Minggu (29/7) malam.
Mengenai nama yang digunakan untuk auditorium, Presiden mengungkapkan ada tanggung jawab dirinya terhadap penggunaan namanya meski belum tahu bagaimana gambarnya namun ia telah memperbolehkan.
“Jadi, artikan sendiri saja. Padahal saya juga belum tahu gambarnya kayak apa, jangan-jangan gedungnya besar sekali. Jadi saya belum berani jawab tapi saya sudah mengiyakan, bismillah,” ujar Presiden.
Hal kedua yang disampaikan, Presiden mengingatkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa besar. Alasan mengapa disebut negara besar, menurut Presiden, penduduk Indonesia sudah 263 juta, memiliki 514 kabupaten dan kota, serta 34 provinsi.
“Indonesia berbeda-beda beragam majemuk, agama berbeda-beda, adat istiadat berbeda, tradisi suku berbeda-beda 714 suku bahasa 1.100 lebih bahasa daerah yang berbeda-beda,” ujarnya.
Aset terbesar bangsa Indonesia, menurut Presiden adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaraan. “Oleh sebab itu, saya mengajak kita semuanya untuk merawat ukhuwah islamiyah, merawat ukhuwah wathaniyah, karena itulah tugas kita bersama karena kita berbeda-beda,” sambung Presiden seraya membandingkan lamanya terbang di Indonesia dengan Eropa.
Lebih lanjut, Presiden juga menyampaikan perbandingan sukh di Indonesia dengan Afghanistan dan Singapura. Untuk itu, Kepala Negara menitipkan pesan agar hidup rukun usai pemilihan bupati, wali kota, gubernur atau presiden.
Di akhir sambutan, Presiden menyampaikan dengan mengucap basmalah maka dirinya telah resmikan pesantren modern internasional Dea Malela. Acara Peresmian juga disusul dengan membunyikan angklung oleh Presiden.
Sementara itu, Din Syamsuddin di awal sambutan menyampaikan bahwa
total santri berasal dari Thailand, Kamboja, Rusia, dan Timor Leste.
“Pembangunan fasilitas gedung pesantren didukung oleh Kementerian PUPR, Kementerian Dikbud, Kementerian Agama, dan perusahaan BUMN Pertamina, PLN, BNI, dan BRI,” ujar Din seraya menyampaikan akan dibangun aula bernama Insinyur Joko Widodo.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kegiatan tersebut adalah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH Zainul Majdi. (SLN/EN)