Indovoices.com – Olimpiade Siswa Nasional (OSN) jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) kini tidak lagi didominasi oleh siswa berprestasi dari wilayah pulau Jawa. Tahun ini, peserta OSN jenjang SMP berasal dari daerah yang lebih beragam. Semakin beragamnya daerah asal peserta ini sebagai bukti bahwa terdapat pelibatan para pemangku kepentingan di daerah untuk meningkatkan kemampuan sains siswa di wilayah masing-masing. Demikian disampaikan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (PSMP Ditjen Dikdasmen Kemendikbud), Poppy Dewi Puspitawati, di Yogyakarta, Rabu (03/07/2019).
Poppy Puspitawati mengungkapkan keberagaman asal siswa peserta OSN 2019 tidak terlepas dari pelibatan pemangku kepentingan layanan pendidikan atau stakeholder pendidikan di daerah. Menurutnya, para stakeholder telah menjadi stimulus pembelajaran sains di daerah masing-masing peserta. “OSN merupakan ajang bergengsi karena para siswa berprestasi akan mendapatkan penghargaan untuk prestasinya, seperti mendapatkan beasiswa masuk ke universitas ternama,” ujar Poppy. Sehingga, lanjut Poppy, prestasi ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi sekolah dan daerah untuk memfasilitasi siswa, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan kemampuan sains siswa. “Disinilah, secara tidak langsung kegiatan OSN dapat menggerakkan semua komponen ekosistem pendidikan guna meningkatkan mutu pendidikan khususnya di bidang sains. Ada pelibatan stakeholder mulai dari sekolah sampai tingkat pusat, karena seleksi (OSN) berlaku secara berjenjang,” ujarnya.
Secara keseluruhan, berdasarkan Data Direktorat Pembinaan SMP Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebanyak 407 siswa dari 34 provinsi mengikuti kompetisi OSN tahun 2019. Kemudian, terdapat sebanyak 68 orang pendamping yang turut menghadiri kompetisi ini. Adapun rincian peserta OSN 2019, sebanyak 57 peserta berasal dari wilayah timur Indonesia dari 136 peserta Bidang IPA. Kemudian, terdapat 52 peserta dari wilayah timur Indonesia dari 136 peserta Bidang IPS. Selanjutnya, sebanyak 54 peserta dari wilayah timur Indonesia dari total sebanyak 136 peserta untuk bidang Matematika.
Kasubdit Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMP, Maulani Mega Hapsari, menjelaskan para peserta juga mendapatkan pembekalan kecakapan pendidikan karakter selama berkompetisi. Pembekalan ini mencakup materi kemandirian, integritas, dan religius yang diberikan melalui seminar motivasi. Tidak hanya itu, peserta pun berkesempatan untuk unjuk kemampuan seni dan budaya dari daerah mereka masing-masing pada Malam Budaya OSN 2019. Kepala Seksi Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMP Kemendikbud, Retno Juni Rochmaningsih, mengatakan Malam Budaya menjadi sesi favorit dari para siswa karena dapat memamerkan ciri khas daerah masing-masing peserta.
“Ini (Malam Budaya) paling ditunggu, siswa saling menampilkan ciri khas budaya masing-masing dari 34 provinsi,” jelasnya. Retno mengungkapkan sesi Malam Budaya bertujuan untuk membina siswa SMP, selain dapat berprestasi di bidang sains, sekaligus juga melestarikan budaya daerahnya. “Malam Budaya ini untuk ajang siswa berprestasi untuk pentas seni dan tari, dari Aceh hingga Papua, sehingga selain pintar bidang dains tapi juga tetap melestarikan kebudayaan daerahnya,” ujar Retno.
Penyelenggaraan OSN ini melibatkan juri yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, yaitu Universitas Negeri Surabaya, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Sultan Agung Tirtayasa Banten, Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Sebelas Maret, Institut Teknologi Bandung, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan Sekolah Tinggi Agama Budha Kertarajasa Malang.(jpp)