Indovoices.com – Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan salah satu program prioritas pemerintah yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang PPK. Program ini merupakan solusi alternatif untuk menyiapkan generasi emas di Indonesia tahun 2045. Untuk mempercepat implementasi PPK di Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama dengan Wahana Visi Indonesia (WVI) sebuah yayasan kemanusiaan yang fokus pada anak meluncurkan buku Panduan Praktis PPK Konstektual di kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, pada Selasa (22/01/2019).
Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Bidang Pembangunan Karakter, Arie Budhiman, memberikan apresiasi kepada setiap pihak yang secara aktif memberikan kontribusi terhadap implementasi PPK, terutama di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (daerah 3T).
“Kami mengapresiasi komitmen dan konsistensi WVI dalam implementasi PPK di wilayah 3T hingga akhirnya buku Panduan Praktis Pengautan Pendidikan Karakter Kontekstual yang dibuat berdasarkan pengalaman langsung dari sekolah, para guru, dan masyarakat dapat rampung dan dipublikasikan”, ujar Arie Budhiman dalam sambutannya saat peluncuran buku tersebut.
Arie menambahkan peluncuran buku pedoman PPK ini merupakan bukti perhatian pemerintah terhadap daerah prioritas, sesuai dengan nawa cita ketiga Presiden Joko Widodo, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran. “Ini membuktikan PPK memang sangat-sangat diperlukan dan tentu saja disesuaikan dengan kondisi aktual dan kondisi kontekstual di masing-masing daerah dalam rangka menyambut kebijakan pengembangan SDM Indonesia”, ujar Arie.
Sejalan dengan itu, Yusuf MT, widyaiswara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara yang menjadi narasumber pada kegiatan peluncuran buku tersebut menyampaikan LPMP sebagai salah satu lembaga implementer PPK berharap melalui buku yang dilengkapi dengan praktik baik ini, mudah dipahami dan mampu digunakan bagi para pelaku PPK di daerah-daerah.
“Kami berharap melalui buku pedoman ini dapat meningkatkan mutu pendidikan dan terciptanya generasi Indonesia yang berkompetensi unggul dengan dibarengi keunggulan dan keseimbangan dari sisi olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga”, ujar Yusuf kepada awak media.
Sejalan dengan itu, CEO dan Direktur Nasional WVI, Doseba T. Sinay, mengatakan bahwa dalam membangun karakter seorang anak diperlukan semua pihak termasuk semua unsur yang ada di desa, kota, kabupaten atau provinsi. “Bagaimana keluarga berperan penting, sekolah dan masyarakat juga di antaranya bagaimana mereka mengenali dan memahami nilai-nilai dalam kehidupan bersama yaitu nilai-nilai bekerjasama, keberagaman, tolerasi, kejujuran, dan nilai-nilai positif lainnya”, ungkapnya.
WVI adalah yayasan sosial kemanusiaan yang mendedikasikan diri untuk bekerjasama dengan masyarakat yang paling rentan tanpa membedakan agama, ras, etnis dan gender. Pada tahun fiskal 2018-2019, WVI hadir di 50 titik wilayah di 14 provinsi melalui program pengembangan masyarakat dan program-program khusus lainnya. WVI melayani di sektor pendidikan, kesehatan, penguatan ekonomi dan pelindungan anak dengan pendekatan pengembangan masyarakat jangka panjang, manajemen bencana dan advokasi.