Indovoices.com– Deputi Sekretaris Jenderal untuk Komunitas Sosial Budaya ASEAN HE Kung Phoak, bersama dengan Kuasa Usaha Ad Interim Misi Uni Eropa untuk ASEAN, Lucas Cibor, meluncurkan EU-ASEAN Blue Book 2019, sebuah publikasi tahunan tentang kerja sama Uni Eropa dengan ASEAN.
SEAN Blue Book 2019 diselenggarakan bersamaan dengan Perayaan HUT ASEAN ke-52 dan 2nd ASEAN-EU Cooperation and Scholarships Day, sebuah kegiatan tahunan yang bertempat di Sekretariat ASEAN. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan meningkatkan pengetahuan tentang hasil kerja sama Uni Eropa dengan ASEAN di bidang pembangunan serta manfaat mobilitas siswa intra kawasan ASEAN dan antar kawasan Uni Eropa dan ASEAN.
“Pada Januari 2019, Pertemuan Menteri Luar Negeri Uni Eropa dan ASEAN ke-22 pada prinsipnya menyetujui untuk meningkatkan hubungan Uni Eropa dan ASEAN menjadi Kemitraan Strategis, sesuai rincian dan waktu yang akan ditentukan kemudian. Hal ini mencerminkan dalam dan luasnya hubungan Uni Eropa-ASEAN, yang telah berlangsung lebih dari empat dekade. Ciri khas kemitraan ini adalah kerja sama yang lebih erat pada bidang yang sama-sama kami nilai penting dan tantangan-tantangan yang menyertainya, seperti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, mengatasi perubahan iklim ataupun meningkatkan perdagangan dan konektivitas. Saya yakin hubungan kita akan semakin menguat di tahun-tahun mendatang,jelas Kuasa Usaha Ad Interim Misi Uni Eropa untuk ASEAN Lucas Cibor,” katanya.
“Hari ini, kami menegaskan kembali kemitraan yang kuat antara Uni Eropa dan ASEAN dengan menyelenggarakan 2nd ASEAN-EU Cooperation and Scholarships Day dan dengan meluncurkan EU-ASEAN Blue Book 2019 di Sekretariat ASEAN. Kedua acara ini merangkum kuatnya kemitraan kami,serta luas dan dalamnya kesuksesan bersama kami. Tidak diragukan lagi, keberhasilan ini adalah perwujudan kuat atas apa yang dapat dicapai ketika dua contoh paling maju dari integrasi regional di dunia bekerja bersama dalam pembangunan dan khususnya, dalam bidang pendidikan tinggi,jelas” tutur Deputi Kung Phoak
Uni Eropa telah mendedikasikan lebih dari 200 juta euro untuk mendukung integrasi kawasan ASEAN pada periode 2014-2020. Kerja sama bilateral dalam pembangunan dengan Negara-negara Anggota ASEAN sendiri bernilai lebih dari 2 juta euro, di mana lebih dari setengahnya digunakan untuk mendukung Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam. Di samping itu bantuan lain juga diberikan negara-negara anggota Uni Eropa kepada ASEAN maupun negara-negara anggota ASEAN.
Berikut informasi penting dan terkini dari kerja sama Uni Eropa-ASEAN, antara lain, penyelesaian EU-ASEAN Migration and Border Management Programme II (EA-MBMP II),yang memperluas system Komunikasi Kepolisian Global I-24/7 Interpol hingga 50 hub transit.
Program ini juga memfasilitasi 89,25 juta pencarian, 302.141 pelaporan baru, 1.012 kasusbaru, dan 25 penangkapan selama 40 bulan beroperasi.
Peluncuran program baru untuk mendukung integrasi ekonomi melalui Enhanced ASEAN Regional Integration Support from the EU (ARISE Plus) dan program baru lainnya yang memfasilitasi dialog Uni Eropa ASEAN dalam prioritas-prioritas kebijakan bersama, Enhanced Regional EU-ASEAN Dialogue Instrument (E-READI), termasuk dalam bidang keselamatan berlalu lintas, praktik penangkapan ikan secara ilegal, tidak dilaporkan, dan tidakdiregulasi (IUU fishing), dan ekonomi sirkular.
Peluncuran lunak program ASEAN Solutions for Investments, Services and Trade (ASSIST) untuk Pelayanan Perdagangan, berupa perangkat gratis yang diaksessecara online, yang memungkinkan para pelaku usaha di ASEAN untuk menyampaikan pengaduan mengenai isu perdagangan lintas perbatasan kepada pemerintah-pemerintah di kawasan ini.
Implementasi proyek pertanian yang berkelanjutan dan tahan-iklim Filipina, Vietnam, Thailand dan Laos dib program ASEAN Farmers Organisations Support Programme (AFOSP).
Peluncuran program Safe and Fair, yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi kerja bagi migran perempuan di Asia Tenggara. Program ini adalah inisiatif pertama di Asia di bawah EU-UN Spotlight Initiative untuk menghapus segala bentuk kekerasan pada perempuan dan anak perempuan.
The Cooperation and Scholarships Day menggarisbawahi bahwa pendidikan tinggi merupakan bidang penting dari kerjasama Uni Eropa-ASEAN. Sejak 2014, lebih dari 5500 mahasiswa dan tenaga pendidik dari ASEAN telah menempuh perjalanan ke Eropa dengan beasiswa yang diberikan oleh Uni Eropa dan Negara-negara Anggotanya, termasuk melalui program ERASMUS+. Selain itu, beasiswa telah diberikan kepada hampir 3.000 mahasiswa dan tenaga pendidik untuk belajar maupun bekerja di ASEAN.
Lebih dari 591 beasiswa telah diberikan oleh program European Union Support to Higher Education in the ASEAN Region (EU SHARE) untuk studi jangka pendek di 42 universitas terpilih: 32 di ASEAN and 10 di Eropa. Sejak 2017,dua Forum Mobilitas Mahasiswa ASEAN telah diselenggarakan dan memberikan peluang bagi 330 mahasiswa dari seluruh 10 Negara Anggota ASEAN untuk membahas isu-isu penting mengenai mobilitas mahasiswa.
Negara-negara Anggota ASEAN juga menawarkan berbagai peluang beasiswa, baik yang didanai public maupun swasta, termasuk melalui Southeast Asian Ministers of Education Organization Centre for Higher Education Development, Jaringan Universitas ASEAN (AUN) dan Passage to ASEAN (P2A).
The Cooperation and Scholarships Day juga menampilkan berbagai proyek Uni Eropa-ASEAN yang fokus pada berbagai isu sosial dan lingkungan, dari pertanian berkelanjutan hingga pendidikan inklusif. Acara ini juga dihadiri oleh berbagai instansi pendidikan tinggi dari kedua kawasan. Pameran kerja sama dan beasiswa ini mencetak rekor 2000 pengunjung, meningkat dari 1500 pengunjung pada kesempatan yang sama 2018. (jpp)