Indovoices.com –Program Organisasi Penggerak (POP) yang dicanangkan Kemendikbud menuai polemik. Bahkan dua organisasi besar, NU dan Muhammadiyah, memilih undur diri lantaran menganggap program itu tak transparan.
Menanggapi itu, Ketua Fraksi PAN Saleh Daulay mendesak Presiden Jokowi mengevaluasi kinerja Mendikbud Nadiem Makarim. Menurutnya, selama menjabat, Nadiem belum terlihat menorehkan prestasi malah menimbulkan sejumlah kontroversi terkait pendidikan.
“Mendesak Presiden Jokowi segera melakukan evaluasi terhadap Nadiem Makarim sebagai Mendikbud. Pasalnya, selama menjabat sebagai menteri belum ada prestasi yang ditorehkan. Padahal, kesempatan besar membuktikan kemampuannya justru sangat terbuka lebar di masa pandemi COVID-19 saat ini,” kata Saleh kepada wartawan.
“Alih-alih mencatatkan prestasi, selama memimpin Kemendikbud, justru Nadiem sering menimbulkan kontroversi, polemik dan perdebatan. Paling anyar adalah lolosnya dua yayasan yang terafiliasi ke perusahaan-perusahaan besar dalam seleksi POP. Selain itu, banyak juga organisasi dan entitas baru yang dinyatakan lolos dalam seleksi program tersebut,” imbuh dia.
Saleh pun meragukan kemampuan Nadiem memimpin Kemendikbud karena tak memiliki latar belakang bidang pendidikan. Sehingga, dia menganggap wajar NU dan Muhammadiyah mundur karena Nadiem tak memahami sejarah pendidikan Indonesia.
“Wajar saja jika kemudian Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah dan LP Ma’arif PBNU mengundurkan diri dari kepesertaan POP. Ini adalah bentuk protes dari kedua organisasi besar dan tertua di Indonesia tersebut. Nadiem tidak peka. Tidak memahami sejarah pergerakan ormas di Indonesia secara utuh,” sebutnya.
Karena itu, Ketua DPP PAN itu berharap Jokowi menggunakan hak prerogatifnya untuk menggantikan Nadiem. Dia berharap posisi Mendikbud diisi sosok yang paham mengenai dunia pendidikan.
“Presiden dituntut mempergunakan hak prerogatifnya mengganti Nadiem Makarim sebagai Mendikbud. Harus dicari sosok yang mengerti dan menguasai persoalan pendidikan dan kebudayaan memimpin Kemendikbud. Insyaallah, tidak sulit mencari pengganti Nadiem ini. Ada banyak sosok dan tokoh yang jauh lebih menguasai persoalan pendidikan,” ucapnya
“Sikap dan kebijakan Nadiem ini tentu sangat tidak baik. Banyak pihak yang tersinggung. Kebijakan ini pasti tidak sesuai dengan arahan dan keinginan Presiden Jokowi. Apalagi selama ini, presiden sangat dekat dengan Muhammadiyah, NU, dan ormas-ormas keagamaan lain di Indonesia,” tandas Saleh. (msn)