Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusbangfilm Kemendikbud), kembali menggelar lokakarya (workshop) perfilman tingkat menengah. Lokakarya ini berlangsung mulai tanggal 29 Agustus sampai dengan 7 September 2018, dan diikuti sebanyak 170 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia.
Kegiatan selama sembilan hari ini digelar di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kemendikbud, Bojongsari Depok, Jawa Barat. Seperti pelaksanaan lokakarya perfilman sebelumnya yang merujuk pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), peserta dibagi ke dalam enam kelompok keahlian yakni bidang penyutradaraan, bidang penulisan skenario, bidang tata artistik, bidang tata kamera, bidang editing, dan bidang tata suara.
Kepala Pusbangfilm, Maman Wijaya, ketika membuka lokakarya ini, Rabu (29/8/2018), mengemukakan bahwa sumber daya manusia (SDM) di bidang perfilman merupakan modal utama dalam membangun karakter bangsa melalui karya film. Oleh karena itu Pusbangfilm berusaha terus untuk meningkatkan kemampuan SDM perfilman salah satunya melalui lokakarya.
“Tidak hanya workshop saja, tetapi kami juga memberikan beasiswa bekerja sama dengan Institut Kesenian Jakarta. Di samping itu, kami juga rutin memberikan pelatihan atau kelas-kelas inspirasi bersama sineas baik untuk pelajar serta guru,” tambahnya.
Senada dengan hal tersebut, Puspa Dewi, Kepala Subbidang Tenaga Perfilman Pusbangfilm menambahkan bahwa lokakarya perfilman ini merupakan salah satu upaya untuk memenuhi standarisasi dan sertifikasi kompetensi di bidang perfilman. “Harapannya sineas-sineas Indonesia agar menjadi lebih profesional dan mampu bersaing sesuai dengan bidang masing-masing,” kata Puspa Dewi.
Yogi Tri Kuncoro, pengajar bidang tata suara menyambut baik lokakarya yang dilakukan oleh Pusbangfilm ini. “Di bidang tata suara, peserta yang notabene berasal dari berbagai daerah dengan potensi yang berbeda termasuk ketersediaan alat yang tidak sama di masing-masing daerah, melalui workshop ini mereka dapat belajar dan berbagi pengalaman untuk mengedit dengan peralatan minimal untuk mencapai hasil yang maksimal,” kata pria yang telah berpartisipasi menjadi pengajar workshop sejak 2016 ini.
Setelah memperoleh materi dari pengajar, nantinya peserta lokakarya diberi tugas proyek pembuatan film kolaborasi peserta dari masing-masing bidang keahlian sebagai tugas akhir. Film sebagai tugas akhir tersebut akan diputar pada saat penutupan lokakarya. (Nur Widiyanto)