Indovoices.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan pertemuan penulis bahan bacaan literasi baca-tulis tahap II, pada tanggal 17 s.d. 19 Oktober 2019, di Hotel Ibis Style, Sunter, Jakarta Utara. Pada pertemuan tersebut, Kemendikbud memberikan penghargaan kepada 129 penulis dengan 140 hasil karyanya.
Penghargaan tersebut diberikan setelah melalui proses sayembara terbuka yang dimulai sejak bulan Januari 2018. “Kebahagian kita bertemu dengan para penulis hebat. Mereka telah melewati tahap penjurian. Dari 1.135 karya yang terkumpul hingga terpilih 140 karya yang kaya akan nuansa lokal dan keanekaragaman tema seperti arsitektur, kuliner, tokoh, lanskap perubahan perdesaan dan perkotaan, bahasa, dan cerita tentang anak Indonesia,” terang Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Dadang Sunendar, pada pembukaan temu penulis tersebut, pada Rabu (17/10/2018).
Hingga akhir tahun 2018 total buku yang disediakan Badan Bahasa untuk mendukung Gerakan Literasi Nasional (GLN), khususnya untuk literasi baca-tulis sebanyak 502 buku. “ Rencananya, pada tahun 2019 nanti, buku-buku tersebut akan dicetak dalam jumlah yang sesuai dengan anggaran yang tersedia, dibuat buku digital, dan alihwahana sejumlah buku terpilih,” jelas Dadang.
Oleh sebab itu, kerja sama literasi dengan berbagai pihak, baik di dalam unit utama Kemendikbud, maupun mitra lain di luar Kemendikbud, kata Dadang, perlu dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas baca tulis masyarakat. Kajian, aplikasi, dan pengembangan literasi masih terbatas dan perlu wadah untuk dapat saling bertukar pikiran agar muncul gagasan-gagasan baru demi terwujudnya masyarakat yang literat.
“Dengan adanya pertemuan penulis ini dapat memberikan ruang bagi penulis dalam memperbaiki karyanya setelah melewati proses penilaian oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud dari segi konten, bahasa, grafika, dan penyajian. Nantinya karya mereka dapat digunakan sebagai media bagi pengajar atau pegiat literasi untuk menebarkan semangat literasi di Indonesia,” harap Dadang.
Staf Ahli Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing, Ananto Kusuma Seta, yang turut hadir dalam acara itu, memberikan apresiasi kepada 129 penulis yang hasil karyanya terpilih dalam sayembara tersebut. “Kita patut bersyukur telah menjadi orang-orang terpilih,” tutur Ananto.
Ia mengatakan, profesi penulis saat ini akan menjadi profesi masa depan dengan hadirnya Industri 4.0. “Apa pekerjaan masa depan yang tidak bisa tergantikan oleh robot? Salah satunya adalah penulis. Oleh sebab itu, masa depan Indonesia juga ada di tangan para penulis,” ujar Ananto.
Ananto berpesan, dalam penulisan sebuah karya diharapkan dapat memasukkan olah hati, olah pikir, dan olah rasa. “Saya berpikir, olah hati, olah pikir, dan olah rasa perlu menjadi bagian dari penulisan karya-karya kita ke depan. Tulisan harus mencerahkan hati, oleh karena itu pesan di setiap kata itu ada yang mencerahkan. Buat buku itu hidup seolah-oleh berbicara dengan pembacanya, sehingga nilai karakter dari setiap halaman dapat dibangun kokoh, dan pembaca larut seolah-oleh berada di dalam ceritanya itu,” pesan Ananto.
Pertemuan Penulis Bahan Bacaan Literasi Baca-Tulis Tahap II ini, selain dihadiri pejabat di lingkungan Kemendikbud, juga diramaikan oleh tokoh-tokoh literasi, seperti Gola Gong, Sofie Dewayani, dan persembahan dongeng dari Kampung Dongeng. *