Indovoices.com- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengirim 12 siswa jenjang SD dan SMA ke kompetisi karate internasional di Belgia. Mereka adalah para juara Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) bidang karate yang mengikuti 4th Edition of International Karate Open of Province de Liege tahun 2019 di Herstal, Belgia. Pengiriman tim karate ini merupakan wujud dari pembinaan dan bentuk apresiasi Kemendikbud terhadap prestasi dan potensi peserta didik di bidang olahraga.
Sebelum berangkat ke Belgia, mereka mengikuti pemusatan latihan di Jakarta selama lebih dari dua minggu. Empat hal yang dipersiapkan yaitu perispaan fisik, persiapan teknik, persiapan mental, dan uji tanding. Direktur Pembinaan SMA, Purwadi Sutanto mengatakan, ada 40 negara yang mengikuti 4th Edition of International Karate Open of Province de Liege tahun 2019 di Herstal, Belgia. Kemendikbud telah memfasilitasi pelatihan untuk para peserta dengan didampingi pelatih agar anak-anak Indonesia bisa berkompetisi dengan baik di ajang dunia itu.
“Target kita tahun ini insyaallah minimal sama dengan tahun lalu, yaitu empat medali emas, kalau bisa lebih baik. Kalau melihat kesiapan anak-anak kita, sangat menjanjikan sekali,” ujar Purwadi saat pelepasan kontingan Indonesia untuk 4th Edition of International Karate Open of Province de Liege, di Kantor Kemendikbud, Jakarta.
Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), Didik Suhardi, turut memberikan motivasi dalam pelepasan tersebut. Ia yakin tim Indonesia sudah dipersiapkan dengan baik, baik secara fisik maupun mental.
“Saya yakin, semoga dengan doa kita semua, kalian akan betul-betul meraih juara di tingkat internasional. Semangat harus tetap dipelihara. Jangan lihat lawan kalian orangnya tinggi-tinggi. Yang paling tahu kemampuan kalian adalah kalian sendiri. Jangan kalah teknik. Yang lebih penting kita harus punya mental juara. Tangguh, tidak pernah pantang mundur,” tegas Didik yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kemendikbud itu.
Pelatih tim Indonesia, Yedih Lesmana mengatakan, ia dan anak didiknya membuat moto khusus sebagai penyemangat bertanding, yaitu “Go, Fight, Win, and Champion!”. “Go artinya mereka datang ke Jakarta dari daerah yang berbeda-beda untuk berlatih. Fight artinya bertanding untuk negara. Win artinya setiap sesi pertandingan harus menang. Kalau menang semua sesi pertandingan akan jadi juara. Mereka punya motivasi yang tinggi dan mental daya juang,” tuturnya.
Yedih juga mengapresiasi dukungan Kemendikbud dalam pengiriman anak-anak Indonesia ke kejuaraan karate internasional di Belgia. “Dukungan kementerian luar biasa. Semua elemen turun, baik materi maupun moril. Dukungan luar biasa untuk latihan, segalanya dipersiapkan dengan baik. Kita juga harus bertanggung jawab, harus menunjukkan prestasi yang baik,” kata Yedih.
Callista Almira Cahyati adalah salah satu peserta kompetisi dari jenjang SD. Siswi kelas 5 SDN Rangkah, Kota Surabaya itu mengungkapkan perasaannya bisa terpilih sebagai anggota kontingen Indonesia di ajang karate internasional. “Rasanya senang dan terharu. Untuk teman-teman di Indonesia, tetap semangat dan jangan putus asa,” ujarnya.
Dari jenjang SMA, ada Dino Henry Tutu dari SMA Negeri 9 Manado, Sulawesi Utara. Dino yang menyukai olahraga karate sejak kecil itu mengaku persiapan tim Indonesia sudah maksimal. Orang tuanya pun mendukung penuh aktivitasnya dalam mendalami karate. Bagi Dino, belajar karate juga ikut mendapatkan nilai-nilai pendidikan karakter. “Jadi belajar displin, sopan santun, bagaimana bergaul adengan teman-teman kita, baik dari daerah lain atau sesama,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan Farhan Al Amin dari SMA Negeri 1 Kabupaten Solok, Sumatra Barat. “Nilai karakter banyak yang bisa diambil, misalnya , disiplin, menghormati orang lain. Lalu kalau ada kemampuan bela diri bukan untuk bangga-banggaan. Kita punya potensi harus disalurkan untuk berprestasi,” tutur Farhan. (kemendikbud)