Sebanyak 100 pemandu wisata di Bali mengikuti lokakarya “Peningkatan Kompetensi untuk Pemandu Wisata Sejarah” dari Direktorat Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Lokakarya tersebut memberikan pembekalan kepada peserta mengenai konten serta materi pengayaan sejarah, sehingga para pemandu wisata bisa meningkatkan kompetensinya tentang sejarah sebagai bagian dari budaya Indonesia.
Dalam lokakarya, para pemandu wisata yang menjadi peserta diberikan materi-materi pengayaan sejarah, di antaranya: Pengetahuan Sejarah untuk Pariwisata, Sejarah Publik untuk Pariwisata, Sejarah Lokal untuk Pariwisata, Toponimi dan Teknik Kepemanduan dengan Konten Sejarah. Mereka juga melakukan kunjungan (ekskursi) ke objek wisata sejarah, antara lain Museum Bali, Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Monumen Bajra Sandhi), dan Goa Gajah.
Lokakarya “Peningkatan Kompetensi untuk Pemandu Wisata Sejarah” berlangsung selama lima hari, yakni tanggal 23 s.d. 27 Juli 2018. Lokakarya diselenggarakan bekerja sama dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Universitas Hindu Indonesia (UNHI), STP Nusadua, dan Universitas Dyana Pura.
Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bali, I Made Dharma Suteja mengatakan, bangsa Indonesia kita patut berbangga karena sudah memiliki Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, setiap warga negara juga harus ikut memajukan kebudayaan Indonesia, termasuk dalam aspek pariwisata dan sejarah.
“Berbicara pariwisata sejarah, khususnya di Pulau Bali ini, tidak terlepas dari kaitan antara sejarah dan budaya, karena budaya merupakan kekuatan dari sejarah dan motor penggerak dari sejarah itu sendiri,” kata I Made Dharma Suteja. Turut hadir dalam acara pembukaan, yaitu Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Bali, I Ketut Ardana; Ketua HPI Bali, Nyoman Nuarta; dan Wakil Rektor UNHI I Putu Gelgel.
Ketua Panitia, Saptari Novia mengatakan, semakin berkembangnya sektor pariwisata di Indonesia menjadi latar belakang diselenggarakannya lokakarya. “Berbicara tentang pariwisata khususnya wisata sejarah, tidak terlepas dari adanya peran seorang guide atau pemandu. Sebagai bentuk dukungan, Direktorat Sejarah Kemendikbud menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kompetensi untuk Pemandu Wisata Sejarah,” tuturnya.
Saptari menambahkan, di tahun 2018 ini Bali menjadi tempat pertama kegiatan ini dilaksanakan. “Mudah-mudahan di tahun berikutnya dapat dilaksanakan di daerah/kota lain,” harapnya. (Desliana Maulipaksi)