Indovoices.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, kaum muda Indonesia memiliki peranan penting dalam upaya pemajuan kebudayaan, khususnya pada era industri 4.0.
“Maju mundurnya kebudayaan tergantung Saudara semua,” kata Mendikbud saat memberikan sambutan pada pembukaan Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM), di Pelataran Candi Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (21/7) lalu.
Mendikbud menilai, Kemah Budaya bisa menjadi titik tolak untuk memajukan kebudayaan kita. Untuk itu, ia meminta agar kaum muda yang berkumpul dalam KBKM dapat saling bertukar pengalaman baik, berkarya bersama, dan membangun jejaring pemajuan kebudayaan nasional. Untuk itu, ia berpesan agar kompetisi yang terjadi dalam KBKM hendaknya dapat difokuskan kepada upaya menumbuhkan semangat berkolaborasi.
“Indonesia ini akan menjadi negara kuat, berkembang menjadi bangsa yang maju, kalau kaum mudanya tidak sekadar mengedepankan kompetisi. Tetapi juga mengembangkan kolaborasi, kebersamaan, dan jaringan yang besar seluruh tanah air,” ujar Menteri Muhadjir.
Sebelumnya Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid dalam laporannya mengatakan, Kemah Budaya Kaum Muda yang digelar pada 21-25 Juli 2019, melibatkan kaum muda berusia 18–28 tahun. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mencari solusi bersama atas tantangan pemajuan kebudayaan di wilayahnya masing-masing. Kegiatan ini mengambil tajuk “Kaum Muda Berkarya, Indonesia Bahagia”.
Kemah Budaya Kaum Muda Tahun 2019 diikuti 561 peserta yang tergabung dalam 132 kelompok dari 28 provinsi. Terdapat empat kelompok besar dalam KBKM 2019 yang mewakili ide besar yang diharapkan dapat diwujudkan sebagai solusi atas tantangan pemajuan kebudayaan, yakni Purwarupa (prototype) Aplikasi (46 kelompok), Purwarupa Fisik (31 kelompok), Aktivasi Kajian (25 kelompok), dan Aktivasi Kegiatan (31 kelompok).
Usai menggali permasalahan yang terdapat di dalam dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) wilayah masing-masing, kaum muda ditantang menghadirkan solusi pemajuan kebudayaan dengan memanfaatkan sains (science), teknologi (technology), rekayasa (engineering), seni (art), dan matematika (STEAM).
“Kita berupaya mendorong inovasi teman-teman kaum muda ini. Karena mereka nantinya akan bertemu dengan teman-teman yang kurang lebih memiliki gairah dan kepedulian yang sama terkait pemajuan kebudayaan,” tutur Dirjen Kebudayaan.
Untuk menguatkan kolaborasi, maka kelompok kaum muda peserta KBKM akan dibantu Tim Fasilitator yang mendorong terciptanya interaksi yang sehat dan mendorong kolaborasi. Kemudian, gagasan kaum muda yang telah dipertajam lewat bimbingan ini dipresentasikan di hadapan Juri pada 23 dan 24 Juli 2019. Pada akhirnya, dipilih 12 kelompok terbaik yang mendapatkan dukungan fasilitasi dari Kemendikbud agar purwarupa dan aktivasi inisiatif sosialnya dapat diwujudkan.
Keduabelas inovator terbaik pada KBKM 2019 di antaranya adalah
Purwarupa Aplikasi:
- Wawara Project (Jawa Timur)
- Permata (Jawa Barat)
- Ken Arok (Jawa Timur)
Purwarupa Fisik:
- Kosikopat (Riau)
- Lasinrang Youth (Sulawesi Selatan)
- Storia Karacitra (Jawa Barat)
Aktivasi Kajian:
- Sungai kita (Jawa Barat)
- Kata Kerja (Sulawesi Selatan)
- Sitasinattaoi (Nias, Sumatra Utara dan Mentawai, Sumatra Barat)
Aktivasi Kegiatan:
- Sangar Rojolele (Jawa Tengah)
- Tinung Rimbu (Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur)
- Garudeya (Jawa Timur) .
Pada penutupan KBKM, peserta membacakan Seruan Aksi dari Candi Prambanan. Setelah berinteraksi dan berembug selama kurun waktu 3 hari, kaum muda mencapai sebuah kebulatan tekad untuk terjun langsung dalam memajukan kebudayaan dengan gotong-royong lintas disiplin. Sepuluh butir seruan aksi ditujukan kepada semua pemangku kepentingan kebudayaan, khususnya kaum muda Indonesia.
“Kami siap bekerja dan mengawal realisasi seruan tersebut sehingga dari tangan kita semua akan tercipta Prambanan-Prambanan baru sebagai fondasi bagi Indonesia Bahagia,” janji para peserta KBKM 2019 dari Candi Prambanan, Sleman, D.I.Y. (setkab)