Indovoices.com – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) berkomitmen penuh dalam upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 dengan membangun sinergitas dengan berbagai pihak sebagai bagian dari Penta-Helix Collaboration. Hal tersebut dikatakan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Paristiyanti Nurwardani pada rapat koordinasi bersama media dalam upaya akselerasi reka cipta penanggulangan Covid-19,.
Sejak persoalan pandemi Covid-19 muncul, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) senantiasa mengoptimalkan berbagai sumber daya yang dimiliki untuk berkontribusi dalam penanganan tersebut. Upaya untuk menciptakan ekosistem kolaborasi ditingkatkan dalam rangka mempertemukan pereka cipta dan industri. Mengingat potensi yang demïkian besar baik potensi reka cipta yang tersebar di banyak perguruan tinggi, serta adanya sekitar 280.000 dosen dan peneliti yang dapat berperan dalam pengembangan ekosistem reka cipta saat ini.
“Ditengah situasi pandemi seperti ini, Ditjen Dikti terus berupaya untuk membangun ekosistem reka cipta yang mempertemukan antara pereka cipta dan industri. Ekosistem ini perlu dibangun agar implementasi ide dari pereka cipta dan industri tidak hanya selesai diatas meja, melainkan harus dapat bermanfaat dan dirasakan oleh masyarakat,” ucap Paris.
Sejalan dengan hal tersebut, Achmad Aditya selaku Koordinator Tim Kerja Akselerasi Inovasi Ditjen Dikti juga menyampaikan bahwa banyaknya penemuan reka cipta dari berbagai perguruan tinggi sangatlah baik.
Ditengah kondisi pandemi seperti ini, upaya ini akan mendorong berbagai pihak untuk berkontribusi lebih melalui reka cipta yang dihasilkan. Selanjutnya, tinggal peran dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk menyediakan ruang kontribusi melalui platform reka cipta agar dapat berdampak lebih luas masyarakat.
“Kami menilai bahwa ditengah pandemi Covid-19 ini, sangat memungkinkan bagi semua pihak lebih optimal dalam menggagas sebuah reka cipta. Tinggal kedepannya peran Dikti untuk membuat ruang kontribusi dan implementasinya melalui platform rekacipta,” ujar Aditya.
Selanjutnya, Paris menambahkan bahwa salah satu contoh persoalan di masa pandemi ini adalah terkait aktivitas PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) yang masih menemukan berbagai hambatan. Untuk mengatasi hal tersebut saat ini tengah dipersiapkan sarana BTS Mobile dan 15.000-an Tablet Modeling karya anak bangsa yang akan ditempatkan di daerah rural atau wilayah yang sulit dijangkau dengan akses internet. Hasil reka cipta ini akan menjadi alternatif solusi dalam menjawab persoalan PJJ di masa pandemi Covid-19.
BTS mobile yang direncanakan dibuat oleh Dikti bekerja sama dengan beberapa kampus di Indonesia adalah upaya Dikti dalam mendukung program pendidikan jarak jauh.
BTS mobile tersebut dapat secara aktif masuk ke daerah terpencil di Indonesia untuk membantu menangkap dan merelay sinyal internet dengan radius 5 km. BTS mobile yang diletakkan di atas mobil berbahan bakar biodiesel ini diharapkan dapat membantu banyak siswa yang kesulitan dalam proses belajar mengajar selama pandemi.
“BTS dan mobil yang dibuat melalui kerja sama industri dan kampus, sepenuhnya didukung oleh Dikti dalam proses pengembangan dan ujicoba prototypenya,” ungkap Paris.
Ditjen Dikti juga sedang menyiapkan tablet yang diisi dengan modul pembelajaran selama pandemi dengan harga terjangkau. Tablet yang dibuat melalui kerja sama dengan salah satu kampus, diharapkan memudahkan proses belajar jarak jauh.
Selanjutnya, Aditya juga menambahkan bahwa program akselerasi reka cipta ini diharapkan akan berkesinambungan dan berkelanjutan. Alternatifnya, menurutnya, tentu dengan berkoordinasi lebih intens dengan berbagai pihak terlibat. Begitupun media yang harapannya dapat menopang strategi komunikasi kepada khalayak secara berkesinambungan.
“Kami berharap program ini juga harus dapat berkelanjutan dengan semangat gotong royong, agar dapat membawa kebermanfaatan yang panjang,” jelasnya. (kemendikbud)