Indovoices.com-Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kebudayaan tahun 2020 mengangkat tema gotong royong dalam memajukan kebudayaan nasional. Wakil Ketua Komisi X DPRI RI Hetifah Sjaifudian mengatakan, kemajuan kebudayaan tidak bisa dilakukan oleh satu pihak atau sekelompok orang saja melainkan harus dilakukan bersama-sama dan dilakukan bergotong royong. Hal tersebut diungkapkannya saat pembukaan Rakornas Kebudayaan 2020 di Jakarta.
“Seperti mengikuti prinsip Trisakti dalam pidato Soekarno pada 17 Agustus 1964, yaitu berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Dan atas prinsip-prinsip ini seluruh warga bangsa harus bekerja sama, bekerja keras, bergotong royong untuk berkomitmen dan mewujudkannya,” ujar Hetifah.
Menurutnya, tema Rakornas Kebudayaan 2020 yang mengangkat tema gotong rotong dalam memajukan kebudayaan, menunjukkan bahwa kemajuan kebudayaan tidak bisa dilakukan oleh satu pihak atau sekelompok orang saja, melainkan harus dilakukan bersama-sama dan dilakukan bergotong royong. “Dalam pasal 1 ayat 3 Undang-undang tahun 2017 tentang kemajuan kebudayan juga disebutkan bahwa kemajuan kebudayan ini adalah upaya untuk meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya ditengah peradaban dunia melalui perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan kebudayaan,” kata Hetifah.
Ia juga menuturkan, kebudayaan merupakan investasi terbesar untuk berkontribusi dalam membangun SDM unggul. “Saya berharap langkah-langkah strategis dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan teman-teman penggiat kebudayaan baik para seniman, budayawan, asosiasi dan juga pemangku kepentingan lainnya, bisa memperkuat kembali kerja sama kita dan kami meyakini bahwa kebudayaan merupakan investasi terbesar untuk berkontribusi dalam rangka membangun sdm unggul di masa-masa yang kan datang sehingga Indonesia bisa menjadi negara yang berkemajuan, berbudaya dan berkeadaban,” tuturnya.
Sementara itu, dalam pembukaan Rakornas Kebudayaan 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Nakarim menekankan partisipasi dari masyarakat luas dalam menjaga budaya ketika menjelaskan tiga perubahan dalam kebudayaan, yakni perubahan organisasi, peningkatan kebudayaan, dan perubahan paradigma budaya.
“Mengubah paradigma budaya yang tadinya hanya menjaga saja budaya kita tapi tidak dinikmati dan tidak ada partisipasi dari masyarakat secara luas. Ini harus berubah, kita tampil di panggung dunia, diplomasi budaya menjadi prioritas ke depan,” katanya.
Mendikbud juga mengimbau kepala dinas kebudayaan yang hadir agar memerhatikan pola kunjungan wisatawan yang datang ke daerahnya. “Kita harus melihat bahwa budaya itu bukan hanya suatu hal yang terpisah. Saya ingin bapak-bapak dan ibu-ibu terutama kepala dinas untuk mulai memikirkan di masing-masing daerah Anda. Kalau ada orang dari luar datang dalam tujuh hari dia ke mana saja tujuh hari itu. Apa rencana perjalanan itu pendatang? Pada saat bapak-bapak dan ibu-ibu bisa menjawab pertanyaan itu dan jawabannya adalah suatu hal yang menarik, di situlah kita bisa mulai melakukan pemanfaatan dan pengembangan yang didukung oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” tuturnya.
Ia juga mengatakan akan mengutamakan dan mengintegrasikan kampanye Merdeka Belajar dengan kampanye kebudayaan dengan cara kreatif dan inovatif. “Dan pastinya aktivitas-aktivitas di (pemerintah) pusat akan selalu melibatkan satu prinsip, yaitu gotong royong,” ujar Mendikbud. (kemendikbud)