Indovoices.com-Tahun ini pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan memberikan Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi kepada 59 orang dari delapan kategori. Delapan kategori tersebut adalah Gelar Tanda Kehormatan dari Presiden RI (terdiri dari Bintang Mahaputera, Bintang Budaya Parama Dharma, dan Satyalencana Kebudayaan); Pencipta dan Pelopor; Pelestari; Anak dan Remaja; Maestro Seni Tradisi; Pemerintah Daerah; Komunitas; dan Perorangan Asing.
Lima Maestro Seni Tradisi yang mendapat Anugerah Kebudayaan yaitu Usman Lajanja dari Sulawesi Tengah, Gustaf Bame dari Papua Barat, Warsad Darya dari Jawa Barat, Maryam dari Jambi, dan Usman dari Kalimantan Barat.
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Nadjamuddin Ramly mengatakan, Anugerah Kebudayaan merupakan bagian dari tanggung jawab pemerintah untuk memperhatikan para budayawan yang berprestasi. Ia menuturkan, saat ini terdapat 65 orang yang sudah menerima predikat Maestro Seni Tradisi dari Kemendikbud. Setiap orang mendapatkan uang kehormatan sebesar Rp25 juta per tahun hingga sang maestro meninggal dunia.
“Ini bagian dari kontribusi negara. Namun APBN kita masih terbatas. Sebenarnya nilai 25 juta rupiah itu masih sangat kecil jika dibandingkan dengan pengabdian mereka seumur hidup. Dari generasi ke generasi mereka melestarikan dan menjaga budaya. Kalau tidak ada Maestro Seni Tradisi di kampungnya masing-masing, banyak kebudayaan kita yang bisa punah dan tidak bisa dinikmati lagi oleh generasi bangsa,” tutur Nadjamuddin saat konferensi pers di lokasi Pekan Kebudayaan Nasional di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (9/10/2019).
Selain kategori Maestro Seni Tradisi, ada juga kategori Komunitas dalam Anugerah Kebudayaan. Musisi Gilang Ramadhan menjadi salah satu anggota tim penilai Anugerah Kebudayaan untuk kategori Komunitas. Ia mengatakan, terciptanya karya budaya Indonesia yang beragam tidak luput dari campur tangan seseorang atau komunitas kebudayaan sehingga dapat dikenal oleh berbagai elemen hingga mancanegara.
Menurut Gilang, menentukan nominasi dalam kategori Komunitas tersebut tidak mudah. “Dalam pemilihannya sempat khawatir deadlock, karena sulit memilihnya,” ujarnya. Salah satu kriteria penilaiannya adalah komunitas yang dapat memberikan efek domino kepada masyarakat umum dan menjadi komunitas yang besar. “Apalagi bisa menjadi lokomotif ekonomi di daerah itu,” ujarnya saat konferensi pers.
Salah satu penerima Anugerah Kebudayaan 2019 untuk kategori Pencipta, Pelopor, dan Pembaru adalah Purwa Tjaraka. Musisi yang hadir dalam konferensi pers itu menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah atas apresiasi pemerintah terhadap para budayawan. “Saya senang dapat penghargaan ini. Ini salah satu bentuk apresiasi pemerintah terhadap kebudayaan. Saya pikir kebudayaan itu penting, karena menjadi tolok ukur peradaban sebuah bangsa,” katanya.
Menurutnya, peran serta dan kehadiran pemerintah dalam pengembangan dan pemajuan kebudayaan sangat penting. Kesenian dan kebudayaan tanpa fasilitas dan dukungan dari negara tidak akan berkembang. Apalagi Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa. “Dan tentunya dengan diadakannya acara ini (Anugerah Kebudayaan), adalah sesuatu yang luar biasa,” ujar Purwa Tjaraka.
Penyerahan Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi kepada 59 orang akan diberikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy pada Kamis malam, 10 Oktober 2019, di Istora Senayan, Jakarta. Malam Anugerah Kebudayaan diselenggarakan sebagai salah satu kegiatan dalam Pekan Kebudayaan Nasional 2019 yang berlangsung pada 7 s.d. 13 Oktober 2019 di Istora Senayan. (kemendikbud)