Siapa yang tidak kenal Roger Federer, petenis asal Swiss yang melegenda meskipun masih aktif bermain. Memiliki wajah tampan, kepribadian yang baik, serta cara bermainnya yang mengagumkan, tak heran ketika orang membicarakan Tenis lapangan tidak lengkap kalau tidak membahas Roger Federer, bintang iklan jam tangan Rolex yang begitu eksklusif.
“If tennis is religion, Roger Federer is a God”.
Begitu ungkapan seorang fans tentang sosok Federer. Mereka rela merogoh kocek yang dalam untuk menyaksikan idolanya itu berlaga. Konon, untuk menyaksikan Federer di Australia Terbuka misalnya, harga tiket termurah sekitar 35 juta rupiah. Saya sendiri sebagai fans berat Roger Federer berharap ada konglomerat yang terketuk hatinya untuk kemudian memberikan akomodasi gratis lengkap dengan uang saku agar saya dapat menyaksikan idola saya dari dekat. He..he..he. Kalau saya mengharapkan gaji, tentu tidak mungkin. Tetapi jika mengharapkan mujizat dari Tuhan, tentu tidak ada yang mustahil. hemm…
Kembali ke Sang Idola, sejatinya usia Roger Federer sudah tidak muda lagi. Tahun 2017 ini 8 Agustus lalu usianya menginjak 36 tahun. Bukan usia ideal untuk seorang atlet tentunya. Namun siapa sangka bahwa Federer masih mampu bersaing dengan sejumlah petenis muda lainya. Tidak sekedar bersaing, Federer justru seperti terlahir kembali dengan menjuarai dua turnamen kasta tertinggi di dunia tenis lapangan.
Dua gelar Grandslam dan tiga gelar ATP tour 1000 berhasil ia juarai tahun ini. Bahkan empat diantaranya dengan mengalahkan rival abadinya, Rafael Nadal. Hebat bukan ?Terakhir di ATP Tour 500 di Basel Swiss, Juan Martin Del Potro yang dipaksa mengakui kehebatan Federer. Gelar ke 9 di Basel dikoleksi Federer, membuktikan bahwa dia belumlah habis dan masih layak diperhitungkan.
Sejumlah pengamat dan juga legenda tenis dunia seperti Pete Sampras, Jimm Courier, Rod Laver, hingga Boris Becker bahkan memprediksi Federer masih bisa menambah koleksi gelar grandslamnya setidaknya dua atau tiga lagi beberapa tahun kedepan. Jika mengamati level permainan Federer tahun ini, hal itu bukanlah sesuatu yang tidak mungkin.
Prestasinya yang ciamik Ini tak lepas dari strategi seorang Federer yang begitu selektif memilih turnamen. Usai menjuarai ATP 500 Basel, Federer mengumumkan mundur dari ATP 1000 Paris 2017. Banyak fans yang kecewa dengan keputusannya. Wajar, karena secara hitung-hitungan kasar, Paris akan sangat mudah untuk Ia juarai dengan absennya nama-nama besar semacam Novak Djokovic, Andy Murray, Stanislas Wawrinka, Kei Nishikori. Praktis hanya Rafael Nadal yang mungkin akan menyulitkannya. Namun Federer memilih mundur agar lebih fokus dengan Nitto ATP Tour Final di London awal November ini.
Sebagai petenis yang tak muda lagi tentu Federer harus pandai-pandai menjaga kondisi kebugaran fisiknya. Federer mengatakan untuk memperpanjang waktu bermainnya tidak ada pilihan, dia harus menghindari cedera. Dan keputusan Federer terbukti tepat. Disaat pemain lain berkutat dengan cedera, Federer malah menunjukkan pesonanya.
Lalu menjadi menarik kita cermati apa rahasia Federer hingga bisa tetap prima di usia senja. Ada 3 faktor yang penulis dapatkan yang membuat Federer masih bisa bermain di level tertinggi.
HASRAT BERMAIN YANG TINGGI
Dengan total kekayaan Federer yang mencapai 72 juta dolar, yang merupakan atlet terkaya nomor dua setelah Tiger Woods (Golf), tentu sangat beralasan jika ia mengumumkan untuk pensiun. 19 gelar juara Grandslam telah ia koleksi. Hingga tahun ini, terakhir Federer juara grandslam adalah Wimbledon 2012, 5 tahun silam.
Akhir tahun 2016, pasca kekalahannya atas Milos Raonic (Canada) pada semifinal Wimbledon, ia juga terpaksa mundur dari US open hingga akhir musim setelah menderita cedera punggung. Sebagian orang menyangka Federer sudah layak gantung raket. Namun sebaliknya, sekembalinya di lapangan Federer justru menjuarai Grandslam Australia Open 2017 dengan mengalahkan rivalnya Rafael Nadal di final. Sontak ini membuat dunia tenis tercengang. Hasrat bermain yang begitu tinggi disinyalir menjadi rahasia dibalik suksesnya comeback Federer. Di Rod Laver Arena itu juga Federer mengungkapkan bahwa ia masih akan terus bermain dua atau tiga tahun lagi. Sungguh Hasrat bermain yang luar biasa!
DUKUNGAN KELUARGA
Setiap kali bermain, saya tidak pernah melihat Sang istri, Mirka Federer absen mendampingi. Di player box selalu terlihat wanita cantik setia dan antusias memberi suport kepada Sang suami. Tak jarang keempat anak kembarnya turut serta. Pada beberapa kesempatan Federer juga mengunhkapkan dukungan Orang tua, Isteri dan anak-anak yang membuatnya tetap bermain hingga saat ini.
KECINTAANYA KEPADA FANS DAN TENNIS
“If you are Good in only one things, make it everything”.
Quote dari The king Roger Federer diatas menunjukkan bahwa Tenis adalah segala-galanya bagi dia. Sambutan yang luar biasa fans ketika keluar dari Locker Room stadium, applaus bahkan standing ovation seperti tambahan energi ketika ia bermain. Dan saya pun merasakannya meskipun hanya menyaksikan dari layar kaca. Kepribadiannya yang rendah hati, sangat dekat dengan fans membuat ia tidak hanya mencintai tenis tetapi juga dicintai para fans. Saya melihat inilah yang membuat gairahnya tetap menyala untuk tetap bermain.
Menarik untuk tetap menyaksikan Roger Federer di lapangan tenis. Entah sampai kapan ia akan terus bermain. Tak bisa dipungkiri, tenis tanpa Roger Federer bagaikan sayur tanpa garam, kurang greget.he..he..he
” KEEP PLAYING,KING ROGER! BECAUSE TENNIS NEED YOU”
Selamat menyaksikan Roger Federer !