Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan anggaran sampai dengan Rp300 miliar untuk menyubsidi tarif LRT (light rail transit) atau Kereta Ringan di Palembang, sehingga tarif yang seharusnya Rp10 ribu ditetapkan jadi Rp5 ribu.
“Tarif kita tetapkan Rp5 ribu, jarak dekat Rp10 ribu untuk rute ke bandara. Itu subsidinya Rp200-300 miliar per tahun,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi K. Sumadi usai menghadiri acara Payo Naik LRT, Life Style Baru Wong Kito, di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), Rabu (1/8).
Menurut Menhub, jika tidak ada subsidi maka tarif LRT yang dibayar masyarakat bisa mencapai dua kali lipat. Namun ia berharap, dalam 3 tahun sudah bisa cover (tercukupi), tidak perlu lagi (disubsidi) dan bisa jalan dengan sendirinya.
Dijelaskan Menhub saat ini Pemerintah Daerah masih memiliki tugas untuk menginterkoneksikan LRT dengan moda transportasi yang ada.
“Ada bus Trans Musi dari Sungai Batang ke Puncak, itu adalah bagian koneksi dari perjumpaan lalu lintas dengan LRT. Feeder itu yang harus dipikirkan pemda untuk LRT sebagai angkutan utama. Kita akan kerja sama dengan Pemda,” ungkap Menhub.
Terkait waktu tempuh Menhub menyebut saat ini masih ada sedikit kendala karena kecepatan LRT Palembang belum maksimal. Menhub menargetkan waktu tempuh LRT dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II menuju Jakabaring selama 45 menit.
“Tentang kecepatan, sekarang baru 4 TOD (Transit Oriented Development) digunakan. Setelah Asian Games akan kita lakukan dengan baik. Kalau sekarang perlu waktu 60 menit, nanti 45 menit,” ujarnya.
Menhub menargetkan pada bulan Oktober seluruh stasiun LRT Palembang dapat beroperasi keseluruhan.
Selama penyelenggaraan Asian Games 2018 khususnya yang dilaksanakan di Palembang, Menhub menyebut seluruh atlet dan official dapat menggunakan LRT tanpa dipungut biaya. Ia menambahkan bahwa akan ada kartu khusus bagi atlet dan official peserta Asian Games yang menggunakan LRT. (Humas Kemenhub/ES)