Tannya Roumimper menjadi andalan Indonesia merebut emas dari cabang olahraga bowling pada Asian Games 2018. Pengalaman jadi modal Roumimper mewujudkan impian tersebut.
Bukan tanpa alasan Tannya menjadi andalan Indonesia. Sosok kelahiran 10 November 1990 ini pernah meraih medali emas bowling SEA Games 2017 lalu.
Prestasi itu tidak diraih dengan instan. Perempuan kelahiran Bandung ini sudah lebih dari satu dekade menemuki olahraga bowling.
“Saya sudah mengggeluti dunia bowling selama 16 tahun,” kata Tannya seperti dikutip dari akun Youtube Kemenpora.
Berada di dunia bowling lebih dari satu dekade membuatnya kenal betul seluk-beluk olahraga ini. Menurut Tannya, atlet bowling dituntut memiliki fisik yang prima.
“Olahraga ya, karena tidak gampang. bisa sampai 5-6 jam berdiri untuk finalnya sendiri,” kata Tannya.
Pada Asian Games 2018, tim bowling Indonesia menargetkan satu medali emas. Untuk meraih target itu, sebanyak 12 atlet pun diturunkan di Asian Games 2018.
Bagi Tannya, tuntutan meraih medali bukan hal baru. Pasalnya, ia sendiri sudah dididik untuk menjadi atlet sedari kecil.
“Kebetulan orangtua saya atlet. Jadi emang sudah dididik dari kecil untuk menjadi seorang atlet. Kebetulan, saya sukanya sama bowling,” kata Tannya.
Pada Asian Games 2018, target Tannya tidak tanggung-tanggung. Ia ingin membidik medali bagi tim bowling Indonesia.
“Targetnya pasti menyumbangkan medali karena saya belum punya medali di asian games,” kata Tannya mengakhiri.
Tannya Roumimper, atlet boling perempuan bertalenta ini telah mencetak prestasi pertamanya saat sukses menyabet medali emas di ajang SEA Games 2007. Sepuluh tahun kemudian, namanya pun semakin diperhitungkan setelah masuk 3 besar World Boling Championships 2017.
Dara cantik kelahiran 11 Oktober 1990 ini tumbuh besar di tengah-tengah keluarga atlet. Tannya mulai bermain boling saat usianya 11 tahun. Ia sering diajak kedua orangtuanya untuk melatih kemampuannya di salah satu tempat
boling yang baru saja buka.
Berawal dari main-main, sang ayah pun mulai mendukung Tannya untuk lebih serius lagi di bidang olahraga tersebut. Bahkan, sang ayah mau memberikan hadiah-hadiah kecil jika Tannya bisa mencapai skor-skor yang ditargetkan.
Pada tahun 2005, dara penyuka masakan Jepang ini bergabung dengan Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) di Jakarta untuk mengikuti pelatihan. Saat berusia 17 tahun, Tannya berhasil meraih medali emas pertamanya dalam perhelatan SEA Games 2007.
Salah satu hal yang mampu memotivasi Tannya hingga kini yaitu rasa bangga ketika berdiri di podium juara sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya. Meski harus jatuh bangun, Tannya tidak akan pernah mundur.
Pada tahun 2010, Tannya memperoleh medali perak dari ajang bergengsi Asian Games 2010. Sedangkan saat usianya 25 tahun, Tannya sukses menyabet medali perak pertama di level Masters saat megikuti kompetisi SEA Games 2015.
Prestasi selanjutnya yang ditorehkan oleh penyuka film ini, menembus pertahanan para pemain profesional Amerika Serikat pada Kejuraan Dunia Boling di La Vegas, Amerika Serikat dengan menyabet medali perunggu.
Sedangkan dalam ajang SEA Games 2017, Tannya lagi-lagi menduduki posisi jawara dengan menyumbangkan medali emas untuk Indonesia.
Soal kehidupan pribadinya, Tannya sudah sejak 2010 menetap di Amerika Serikat. Setelah ia bertarung dalam laga Asean Games 2018 nanti, Tannya harus kembali lagi ke Negeri Paman Sam karena ia harus meneyesaikan pendidikan MBA-nya di Mount Mercy University, Cedar Rapids, Iowa. (AC/DN) (Photo/Instagram/Tannyaroumimper)
PENDIDIKAN
MBA di Mount Mercy University, Cedar Rapids, Iowa
KARIER
Medali Perak World Youth Championship 2007
Medali Emas (single) Sea Games 2007
Medali Perak (team) Asian Games 2010
Medali Perak (doubles) dan Medali Perak (Masters) SEA Games 2015
Juara 4 PWBA Greater Detroit Open 2016
Medali Perunggu (trios) World Boling Championships 2017
Medali Emas (doubles) dan Medali Perak (Master) SEA Games 2017
Trailer Tannya Roumimper