”Mungkin aku orang yang nggak punya cita-cita, tapi ada prestasi itu berkat dan anugerah dari Tuhan,” kata Ceyco Georgia Zefanya Hutagalung, Juara Karate Dunia.
Bila kita melihat tampang cewek yang akrab disapa Ceyco (baca: Keyko), kita bakal melihat beberapa bagian tubuhnya kekar, terlebih pada bagian lengan dan kakinya. Dalam posisi kuda-kuda, guratan keras di wajah bataknya bakal tampak jelas. Bukan karena mau marah, tapi Ceyco bakal mengubah posisi menyerang. Kalo sudah begitu, matanya bakal menatap lebih tajam.
Tidak heran, bila banyak lawan Ceyco yang angkat tangan. Seperti halnya Altemur Eda, atlet karate dari Turki yang pernah dilumpuhkannya pada ajang kejuaraan karate yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tahun 2015 lalu.
Dalam enam kali pertarungan, Ceyko berhasil mengalahkan lawannya dari India, Jepang, Polandia, Brazil, Hungaria dan Turki. Kemenangan Ceyco melawan Altemur Eda itu membawa cewek kelahiran Jakarta, 24 Juni 1999 jadi juara karate dunia.
”Mungkin aku orang yang nggak punya cita-cita, tapi ada prestasi (juara dunia) itu berkat dan anugerah dari Tuhan,” kata Ceyco, demikian yang pernah disampaikannya.
Berbicara soal prestasi Ceyco di dunia karate, anak bungsu dari Om Batara dan Tante Dessy ini meski tercatat pernah juara dunia, Ceyco masih tidak diperkenankan untuk ikut dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun ini lantaran belum genap 18 tahun ketika itu. Meski begitu, seperti kata Ceyco, seorang karateka sejati nggak boleh berhenti berlatih.
”Latihan itu kayak ngasah mata pisau. Kalau rajin diasah lama-lama bakal tajem, tapi kalo nggak diasah, bisa tajemnya segitu aja atau malah tumpul,” bijak penyuka bakso yang akhirnya tetap ikut PON meski bukan sebagai atlet.
”Aku tetap ikut sebagai official, jadi pendampingnya atlet senior gitu. Aku nemenin mereka, bantuin kalo mereka butuh peralatan aku yang bawain, mau minum aku yang sediain, kayak babu gitu sih, tapi babunya senior,” kenang Ceyco di PON kota Bandung kemarin.
Ceyco tidak merasa hina karena harus menjadi ”babu” untuk atlet senior yang didampinginya. Selama kita mau mengambil pelajaran berharga dari mereka, ada saja yang bisa dipetik oleh seorang atlet karate yang masih diposisi junior sepertinya. Untuk itu, Ceyco suka memperhatikan sikap para atlet sebelum mereka menghadapi pertandingan.
”Ngeliat gimana, sih, pengalaman jadi atlet karate, aku belajar soal mengatasi ketegangan sebelum bertanding. Karena pada kenyataannya, dalam situasi perlombaan atlet pasti bakal merasa tegang karena ajang PON ini digelar empat tahun sekali. Mereka udah latihan dan nunggu momen ini, pas event-nya berlangsung kadang ada rasa takut kalah dan itu wajar, tapi aku belajar untuk meredam ketegangan biar mainnya maksimal,” jelasnya pintar mengambil hikmah.
Keberhasilan menjadi juara dunia karate level junior tak lantas membuat Ceyco Hutagalung berpuas diri. Dia mengaku masih memiliki banyak impian di masa depan. Salah satunya adalah memperkuat tim nasional karate Indonesia di tingkat senior, baik untuk ajang single eventmaupun multievent.
“Target utama saya adalah meraih emas di Asian Games (AG) 2018!,” kata Ceyco mantap.
Asian Games 2018 akan berlangsung pada tanggal 18 Agustus 2018 hingga 2 September 2018 mendatang di Gelanggang Olahraga Bung Karno Jakarta dan Jakabaring Sport City Palembang.
Ajang olahraga terbesar di Asia ini akan diikuti oleh sekitar 15.000 atlet dari 45 negara di Asia yang akan berlaga di 42 cabang olahraga.
Di cabang olahraga Karate, Indonesia mempersiapkan Ceyco Georgia Zefanya untuk mengikuti pertandingan tersebut.
Ceyco selain pernah mengikuti Sea Games 2017, juga menjadi salah satu atlet andalan DKI Jakarta yang dipersiapkan untuk PON 2020, Asian Games 2018, dan Olimpiade Jepang 2020.
Trailer Ceyco Georgia Zefanya