Valentino Rossi adalah pembalap MotoGP Italia, salah satu pembalap terkenal diantara pembalap-pembalap hebat di arena balap motor sepanjang masa dan dia juga satu-satunya pembalap dalam sejarah yang berhasil meraih gelar juara dunia dalam 4 kelas berbeda: 125, 250, 500cc dan MotoGP.
Pria berusia 39 tahun yang memiliki tinggi badan 182 cm dan berat 65 kg ini memulai karirnya dengan mengemudikan gokar kemudian pindah ke minimotor. Setelah resmi masuk ke tim Aprilia, pada tahun 1996 dia memenangkan kejuaraan Italia kelas 125cc dan di kategori yang sama menempati posisi ketiga untuk tingkat Eropa. Di tim Aprilia juga Rossi bisa meraih debut pertamanya sekaligus mencapai harapannya menjadi juara dunia di kelas 250cc.
Valentino Rossi lahir pada tanggal 16 Februari 1979 dari pasangan Stefania Palma dan Graziano Rossi mantan pembalap motor terkenal Italia di pergantian tahun 1970-an dan 1980-an . Maka tak heran jika Valentino Rossi juga memiliki bakat dan hasrat yang sama dengan sang ayah , berkat bimbingannya Rossi kecil sudah bisa mengendarai sepeda motor sejak diusia belia. Nomor 46 adalah nomor kesukaannya karena inilah nomor yang digunakan sang ayah di setiap kejuaraan dunia yang dikutinya. Nomor yang selalu digunakan oleh Valentino Rossi di sepanjang karirnya ini , adalah nomor salah seorang pembalap Jepang yang sangat dikaguminya.
Kemenangan Rossi tahun 1999.
http://www.valentinorossi.com/images/gallery/12/014_1999_Rossi.jpg
Kota Urbino adalah kota kelahiran Valentino Rossi, meskipun dia tumbuh dan besar di kota Tavullia, nama kota ini tetap tersimpan di dalam hatinya. Sebuah kota di wilayah Marche provinsi Pesaro-Urbino. Kota ini diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1998, terletak di daerah perbukitan Apennina Tosco-Romagnolo dekat wilayah Montefeltro menjadi salah satu tujuan wisata yang sangat menarik di Italia. Kota yang memiliki asal-usul kuno, monumen-monumen dan gereja-gereja dengan arsitektur yang unik dan indah juga memiliki pusat-pusat kebudayaan kuno yang terawat dengan baik.
Kota Urbino.
Pada tahun 2008 Valentino Rossi kembali menjadi juara dunia dan ditahun berikutnya dia mendapatkan gelar juara dunia untuk kesembilan kalinya. Di kejuaraan dunia 2011, Valentino Rossi memutuskan pindah ke tim Ducati , di tim inilah untuk pertama kali dia mendapatkan julukan “ The Doctor 46”. Pada musim pertandingan tahun 2013 dan 2014 Rossi masuk dalam tim Yamaha namun sayang, dia gagal mendapatkan gelar juara dunia, hanya masuk dalam peringkat ke-4 dan ke-2 dunia saja. Bulan Juli 2014, Rossi kembali memperbarui perjanjian kontrak dengan Yamaha dan berlangsung sampai saat ini.
Keberhasilan dan kehebatannya di arena balap tidak selalu seiring dengan kehidupan pribadinya. Sama seperti kita , Valentino Rossi juga beberapa kali mengalami kesedihan yang dalam dan masalah yang berat dalam perjalanan karirnya. Selain perceraian kedua orang tua yang disayanginya, Rossi juga telah kehilangan sahabat sekaligus teman se-profesi Marco Simoncelli pada 23 Oktober 2011, selama putaran kedua Grand Prix Malaysia. Kecelakaan yang melibatkan dirinya bersama Colin Edwards dan mengakibatkan kematian sahabatnya itu. Insiden ini menjadi salah satu beban dalam kehidupan Rossi, karena rasa bersalah yang terus mengikutinya. Sekitar tahun 2008 Rossi juga menghadapi masalah pembayaran pajak pendapatan, kasus ini sangat menguras waktu dan tenaganya karena harus melewati proses pengadilan yang begitu panjang. Terakhir adalah perselisihan yang terus terjadi dengan rivalnya Marquez pembalap Spanyol di arena motorGP.
Bersama tim Yamaha tahun 2015.
Tapi dukungan keluarga yang begitu kuat terutama dari ibunya Stefania dan saudaranya Luca Marini yang mengikuti jejaknya sebagai pembalap, juga dukungan rakyat Italia yang selalu mengalir “ siamo sempre con te “ membuat Rossi bersemangat dan terus melaju. Pada Maret 2010, Menteri Luar Negeri Italia, Franco Frattini memberikan perhargaan kepada Valentino Rossi sebagai orang pertama yang menerima “Italy Award” karena telah berkontribusi mengharumkan nama Italia di kancah International atas prestasi-prestasinya. Arrivederci….
Sumber :
http://www.valentinorossi.com/