“Seharusnya ITB menjadi Prominent Voice atau Champion untuk pertama memahami climate change, kedua melakukan advokasi dan ketiga ikut serta aktif untuk mengaddress isue mengenai climate change,” harap Menkeu.
Oleh karena itu, di samping penyelenggaraan seminar tersebut, Alumni ITB 88 bersama-sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) meluncurkan pembentukan ITB-SDG Center yang menjadi basis kerjasama antara Pemerintah, pebisnis, dan para akademisi untuk saling bersinergi dalam menghadapi tantangan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencapaian pembangunan berkelanjutan demi masa depan.
Pada kesempatan yang sama, juga disampaikan dokumen Outline Business Case dan Permohonan Fasilitasi Penyiapan Proyek untuk Kampus ITB di Cirebon dari Kemenristekdikti kepada Kementrian Keuangan yang diwakili oleh Luky Alfirman, Direktur Jenderal (Dirjen) Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR). Rencananya Kampus ITB Cirebon akan dibangun di lahan seluas 30Ha melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Sebagai tambahan informasi, dalam rangkaian acara tersebut juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepakatan antara PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI)-Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah koordinasi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) – dengan para mitra dari Badan Usaha swasta dalam memanfaatkan platform terintegrasi SDG Indonesia One yaitu:
• Penandatangan Nota Kesepahaman PT SMI dengan Clean Power Indonesia (CPI) dalam melakukan penjajakan terkait replikasi model kelistrikan off-grid yang dikembangkan oleh CPl untuk mensinergikan pembangkitan listrik energi biomassa dengan restorasi lahan/hutan yang non produktif/terdegradasi.
• Penandatangan Nota Kesepahaman PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (persero) dengan ENGIE, sebuah perusahaan energi dan layanan global, yang berfokus pada dekarbonisasi, desentralisasi dan digitalisasi bauran energi. (ind/nr/rsa)