“Kalau dari pengamatan kami tadi, untuk bus jarak jauh (AKAP) dan Bus Rapid Transit (BRT) sudah cukup baik. Namun bus jarak menengah memang punya masalah. Jadi penumpangnya tidak banyak, minatnya juga kurang, padahal busnya baik. Kita mau mengidentifikasi apa yang terjadi di angkutan menengah ini,” jelas Menhub.
Menhub menjelaskan, sangat penting untuk mencocokan antara fasilitas yang disediakan seperti bus dan terminal, dengan kebutuhan masyarakat agar angkutan bus bisa berjalan optimal.
“(Rute) bus tidak hanya ke Solo atau Surabaya saja, tapi bisa dari Solo atau Surabaya ke temanggung atau daerah lainnya. Masing-masing provinsi harus mengamati kecendrungan masyarakat, yang diinginkan rutenya seperti apa. Sehingga cocok antara fasilitas yang diadakan dan kebutuhan masyarakat,” ungkapnya.
Menhub juga menggarisbawahi terkait penegakkan hukum (law enforcement) yang masih lemah terkait masih adanya bus-bus yang mengangkut penumpang tidak di terminal, tetap di pool-pool.
“Jadi saya minta kepada Pemerintah Provinsi dan Kota/Kabupaten di Semarang melakukan law enforcement. Tidak boleh ada yang mangkal-mangkal di masing-masing tempat. Tadi ada penumpang mengadu ke saya kalau bus yang mau dia tumpangi jurusan Surabaya tidak datang ke terminal melainkan ke tempat di luar terminal. Tidak boleh itu,” tegas Menhub.
Menhub mengungkapkan, kejadian tersebut juga pernah terjadi kota lainnya seperti di Jakarta dan Tasik. Menurutnya, dibutuhkan konsistensi dan kerjasama antar Pemerintah Pusat dan Daerah.
“Pemberdayaan terminal harus ditingkatkan, karena di situlah terjadi integrasi antarmoda dari yang jarak jauh, menengah maupun pendek,” jelasnya.
Lebih lanjut Menhub mengatakan akan mengusulkan peningkatan anggaran untuk perbaikan terminal-terminal tipe A seperti di Mangkang Semarang.
“Kami akan usulkan di 2020 sekitar 500 Miliar untuk seluruh terminal-terminal tipe A yang telah diserahkan pengelolaannya dari daerah kepada Kemenhub (Pusat). Seperti di Mangkang, kalau hanya 1 sampai 2 Miliar tidak terasa. Sudah busnya jarang-jarang, terminalnya juga ngga bagus ya orang tidak tertarik. Tetapi kalau katakanlah bisa dapat 50 Miliar, ini akan bisa menjadi bagus dan terawat. Jadi orang juga akan tertarik,” ungkapnya.
“Kami terus galakkan perbaikan terminal ke seluruh Indonesia, karena angkutan massal di perkotaan ini penting sekali untuk mengurangi kemacetan,” tambahnya.
Dalam kegiatan tinjauan ke Teriminal Mangkang, turut mendampingi Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi, jajaran Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub dan jajaran Dinas Perhubungan Provinsi Jateng dan Kota Semarang.
Dalam tinjauannya Menhub juga sempat mengecek kegiatan ramp check yang dilakukan jajaran Ditjen Perhubungan Darat terhadap kelaikan bus-bus yang ada di terminal Mangkang dalam rangka menjelang Angkutan Lebaran Tahun 2019. (RDL/CA/HA)