Indovoices.com-ASEAN Transport Ministers (ATM) ke-25 resmi dibuka di Kota Hanoi, Vietnam. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono hadir mewakili Menteri Perhubungan sebagai Ketua Delegasi dari Indonesia. Pada pertemuan akan ditandatangani 2 (dua) Perjanjian di sektor Transportasi Udara.
“Penandatanganan kedua perjanjian dimaksud rencananya akan dilakukan pada saat pertemuan ATM ke-25 pada hari Jumat tanggal 15 November 2019,”ujar Djoko.
Adapun perjanjian pertama yang akan ditandatangani yaitu Protokol untuk melaksanakan paket Kesebelas Komitmen Jasa Angkutan Udara dalam Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa (Protocol to Implement the Eleventh Package of Commitments on Air Transport Services Under the ASEAN Framework Agreement on Services).
Sedangkan perjanjian kedua yaitu Protokol 3 tentang Perluasan Lalu Lintas Kelima Kebebasan antara ASEAN dan Cina dari Perjanjian Transportasi Udara ASEAN-China (Protocol 3 on Expansion of Fifth Freedom Traffic between ASEAN and China of the ASEAN-China Air Transport Agreement).
Perlu diketahui bahwa kedua perjanjian tersebut telah diterbitkan full power atas nama Pemerinrah Indonesia dari Menteri Luar Negeri kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan untuk menandatangani kedua perjanjian dimaksud.
Lebih lanjut kerjasama di sektor transportasi diantara Negara Anggota ASEAN telah terimplementasi, guna mempromosikan perdagangan dan memperkuat konektivitas di wilayah ASEAN.
“Ada beberapa inisiatif, proposal dan mekanisme pada sektor transportasi di wilayah ASEAN yaitu inisiatif ASEAN Single Aviation, mempromosikan ASEAN Open Skies Agreement untuk meningkatkan konektivitas transportasi udara dan meningkatkan pelayanan penumpang dan kargo diantara Negara Anggota ASEAN, serta turut mendorong Green Ship Strategy,” ujar Djoko.
Pada kesempatan lain, disela-sela pertemuan ATM ke-25 juga akan dilakukan pertemuan bilateral antara Indonesia dan Vietnam yang membahas mengenai konektivitas udara antara Indonesia dan Vietnam. Pertemuan bilateral tersebut rencananya akan membahas permohonan dukungan slot time bagi Badan Usaha Angkutan Udara Nasional secara timbal-balik dalam melaksanakan penerbangan dari dan ke Vietnam.
“Kami juga akan meminta dukungan untuk dapat saling mengisi kebutuhan pilot di kedua negara khususnya ab-inito pilot (fresh graduate pilot) sebagai sesama Negara Anggota ICAO,” ucap Djoko.
Selain itu, Djoko menambahkan, Indonesia juga akan menawarkan kepada Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam apabila ingin melakukan validasi sekolah pilot Indonesia, sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak.
Selain itu, Indonesia juga dijadwalkan akan bertemu dengan USABC untuk membahas mengenai rencana Seminar terkait Road Safety yang akan diadakan oleh Kedutaan Besar Amerika bekerja sama dengan 3M, yang akan dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2019 di Jakarta.
Sebagai tambahan informasi, Djoko menjelaskan tujuan diadakannya Seminar Keselamatan Jalan tersebut antara lain untuk meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan akan keselamatan lalu-lintas jalan, untuk meningkatkan kerjasama antara Kementerian Perhubungan dengan Instansi terkait untuk menciptakan program unggulan dalam rangka meningkatkan keselamatan jalan, menyebarluaskan informasi mengenai tata cara keselamatan berkendara di jalan raya dan mendiskusikan bagaimana cara terbaik untuk mengurangi angka kecelakaan di jalan raya, serta dapat meningkatkan kesadaran publik tentang keamanan berkendara di jalan.
Melalui pertemuan ASEAN Transport Ministers (ATM) ke-25, Indonesia melalui Kementerian Perhubungan kembali menunjukkan peran aktifnya sebagai salah satu Negara Anggota ASEAN. Pertemuan yang dihadiri oleh para Menteri Transportasi Negara Anggota ASEAN dibuka langsung oleh Wakil Perdana Menteri Vietnam, Trinh Dinh Dung.
“Saat ini ASEAN merupakan salah satu organisasi regional yang paling sukses di dunia, dengan skala ekonomi mendekati US$ 3000 Miliar, ASEAN menjadi ekonomi terbesar ketiga di Asia,” ujar Trinh saat memberikan sambutan pada acara pembukaan pertemuan ATM ke-25 di Ha Noi Vietnam. (dephub)