Banyak jalan melintas gunung dan bukit yang ditempuh dengan mengelilingi gunung tersebut, sehingga memakan waktu yang lama mencapai tujuan kita.
Orang yang datang ke Indonesia bertanya kenapa Indonesia tidak membuat terowongan supaya lebih praktis dan lebih aman? Hal ini tidak diketahui sebabnya karena yang buat jalan di zaman adalah orang Belanda dan Jepang. Pembuatan terowongan lebih membutuhkan biaya yang besar barangkali maka dibuatlah jalan yang menelusuri pinggir bukit atau gunung untuk mencapai kota tujuan, yang mungkin hanya ada di balik bukit atau gunung.
Melintasi Negeri Seribu Terowongan
Ketika kami berangkat dari Padova menuju Milano dan Roma serta terus ke Briatico melalui banyak sekali terowongan. Tidak jarang, serasa baru saja sekejab keluar dari terowogan dan tahu-tahu di depan mata sudah ada lagi terowongan lainnya. Namun, ternyata keberadaan terowongan ini dirasakan sangat bermanfaat karena jauh lebih cepat sampai tujuan dan lebih aman dari lereng yang curam. Saking banyaknya terowongan, tidaklah berlebihan bila dikatakan Italia negeri seribu terowongan.
Terowongan ini ada yang pendek dan ada juga yang panjang. Terowongan yang terpanjang di Italia adalah terowongan Apennine yang panjangnya 18,618 km.
Terowongan ini merupakan terowongan kedua terpanjang di dunia. Walaupun saya belum melalui terowongan terpanjang ini, rasanya akan jauh lebih praktis dan lebih aman berjalan di dalam terowongan ketimbang berjalan di lereng gunung atau bukit yang curam dan terjal, seperti yang biasa kami lalui di kampung di Pulau Sumatera.
Umumnya terowongan ini satu arah saja dan berjejer sebelah-menyebelah untuk pulang-pergi perjalanan. Pada umumnya satu kota ke kota lain selalu dihubungkan dengan terowongan yang mana tergantung banyaknya bukit atau gunung, maka terdapatlah beberapa terowongan. Kadang kala baru keluar dari satu terowongan kita harus memasuki lagi terowongan yang lain.
Seandainya di Indonesia Juga Bisa Diterapkan
Jalan dari Padang ke Bukit Tinggi yang jaraknya 90 km harus ditempuh sekitar dua jam lebih dan kalau lagi macet bisa menghabiskan waktu tiga jam. Alangkah baiknya bila memungkinkan untuk dibuat terowongan. Mungkin dalam waktu 30 menit kita bisa sampai di Bukit Tinggi dari Padang. Mungkin biaya awalnya cukup besar, tapi dalam jangka waktu panjang, akan sangat bermanfaat dalam menghemat biaya, pemakaian BBM, dan waktu yang digunakan.
Bila memungkinkan membuat terowongan, bukan hanya pemilik kendaraan yang dapat menikmati kemudahan, tetapi juga para pedagang antarkota. Secara otomatis biaya opersional mereka menurun drastis dan sangat menunjang perekenomian rakyat yang secara tidak langsung akan menunjang perekonomian negara kita.
Artikel ini di-publish bukanlah sekedar untuk dibaca, tapi dengan harapan dapat menjadi masukan yang berguna bagi pemerintah. Mana tahu masa yang akan datang pemerintah terpikir membuat terowongan. Sehingga dengan demikian, negara kita tidak ketinggalan dari negeri lain, di samping memberikan kemudahan dan keamanan bagi para pengguna jalan. Serta sekaligus meningkatkan perekonomian rakyat.
Kita mengharapkan kemajuan di Negara kita semoga terlaksana