Bagi sebagian orang, tempat ini unik dan menarik. Dimana tradisi kematian memiliki banyak arti, tidak hanya dalam arti religius tetapi juga historis dan budaya. Namun bagi mereka yang sensitif, tempat ini mungkin dihindari. Berjalan menyusuri lorong berdebu, melihat tubuh mumi tergantung dengan mulut terbuka dan rongga mata kosongnya menatap kita, sungguh pengalaman yang menakutkan.
Tapi disitulah keunikan Catacombe dei Cappuccini (baca: Katakombe dei Kapucinni). Pemakaman yang terletak di ruangan bawah tanah Gereja Santa Maria della Pace Palermo, yang didirikan para biarawan Capuchin tahun 1534. Berawal ketika mereka memperluas pemakaman dan menemukan 45 jenazah rekan mereka yang dikubur bertahun – tahun, tetapi masih utuh. Mereka percaya jika ini tanda Ilahi. Mereka pun membiarkan mumi – mumi itu dipajang di Catacombe.
Akhir tahun 1700, siapapun diizinkan dimakamkan di Catacombe, asalkan membayar kontribusi untuk pembangunan gereja. Banyak warga kaya menginginkan orang yang mereka cintai dimakamkan di tempat ini. Demikian juga dengan para tokoh berpengaruh menyatakan menginginkan hal yang sama dalam surat wasiatnya. Catacombe dei Cappuccini pun mulai dipenuhi jenazah mumi dengan reputasi tertentu.
Catacombe dei Capuccini, Palermo
Mereka mengenakan pakaian tertentu yang bisa diganti secara berkala. Para saudagar dan kaum borjuis berpakaian elegan dan para perwira mengenakan seragam militernya. Para biarawan mengenakan jubahnya dan wanita muda yang meninggal sebelum menikah, mengenakan baju pengantinnya. Supaya terlihat seperti hidup, mumi juga diizinkan menggunaan make-up dan biji mata dari kaca.
Kerabat mereka diperbolehkan mengunjunginya, melihat penampilannya dan merawat tubuhnya supaya tetap dalam kondisi layak. Posisi mereka ditata, seolah sedang berpose. Letak peti mati diatur sedemikan rupa, sehingga saat keluarga berkunjung, mereka bisa berpegangan tangan dan berdoa bersama.
Metode pemakaman Catacombe dei Cappuccini sangat dihargai, sehingga dikecualikan dari semua undang-undang sipil yang dikeluarkan Kerajaan Sisilia dalam hal pemakaman. Proses pembalsamannya juga dianggap unik. Pertama-tama semua organ dalam dikeluarkan, kemudian tubuh dicuci dengan cuka, dikeringkan di rak pipa keramik dan dibiarkan selama satu tahun. Setelah kering, tubuh mumi diisi dengan jerami dan diikat.
Sekitar 8000 jenazah dan 1252 mumi ada di pemakaman ini. Tersebar di 5 koridor dan dibagi berdasarkan gender dan kategori sosial: pria, wanita, perawan, anak-anak, keluarga, imam, biarawan dan profesional. Frater ‘Silvestro da Gubbio adalah biarawan pertama yang dimakamkan di tempat ini. Meninggal tahun 1599 dan menjadi simbol dari Catacombe dei Cappuccini itu sendiri. Sedangkan biarawan terakhir adalah Frater Riccardo, yang meninggal tahun 1871.
Rosalia Lombardo, tahun 1995
Untuk alasan sanitasi, tahun 1880, penguburan di gereja-gereja dan ruang bawah tanah dilarang dan Catacombe dei Cappuccini pun ditutup. Namun tahun 1920, ada dua jenazah terakhir yang diizinkan masuk: Giovanni Paterniti, wakil konsul Amerika Serikat dan si kecil Rosalia Lombardo, putri dari keluarga kaya Palermo.
Kisah Rosalia kecil ini, membuat banyak orang terenyuh. Ia meninggal karena radang paru-paru di usia 2 tahun. Ayahnya membawa tubuh gadis kecil itu ke Alfredo Salafia, pembalsem terkenal Italia. Metode Salafia benar – benar bekerja, gadis kecil itu selamat dari pembusukan, bahkan kecantikannya masih bisa dilihat sampai sekarang. Pipinya yang montok kemerahan, bulu matanya yang panjang dan pita kuning masih terikat manis di rambut pirangnya. Semuanya masih utuh, gadis kecil itu terlihat sedang tidur lelap.
Kehadirannya di Catacombe dei Cappuccini, selalu mengambil hati dan pikiran para pengunjung. The Sleeping Beauty of Palermo, begitu banyak orang menyebutnya. Untuk memperlambat proses pembusukan, mumi tercantik di dunia itu diletakkan di rumah barunya. Di sebuah peti kaca yang tertutup rapat dengan temperatur yang terjaga.
Catacombe San Callisto (Saint Callixtus), Roma.
Catacombe sebenarnya pemakaman bawah tanah yang digunakan di zaman kuno. Mungkin sejak zaman Neolitik, seperti yang digunakan oleh orang – orang Etruskan dan Nuragik di pulau Sardegna. Berasal dari nama latin “catacumba“, yang artinya di bawah rongga atau gua. Umumnya, catacombe dibangun dengan cara menggali bukit kapur, sampai membentuk terowongan dengan kedalaman 7 sampai 30 meter.
Karena hukum romawi kuno melarang menguburkan orang mati di dalam kota, catacombe Pagan dibangun jauh di luar benteng kota. Setelah dikremasi dan abunya dimasukkan ke dalam guci, para bangsawan romawi menyimpannya di makam – makam pribadi, sedangkan rakyat biasa menyimpannya di catacombe.
Catacombe Yahudi dan Kristen banyak dibangun di abad ke-2 sampai ke-5 M. Karena mereka percaya ada kebangkitan setelah kematian, jenazahnya tidak dikremasi. Tapi dibungkus dengan dua lapis kain yang dibasahi ramuan tertentu, kemudian diletakkan di dalam ceruk dan ditutup dengan lempengan batu. Di waktu – waktu tertentu, catacombe juga berfungsi sebagai tempat melakukan ekaristi, dan tempat berlindung selama masa penganiayaan.
Hampir seluruh wilayah di Italia memiliki catacombe, namun yang terbanyak ada wilayah Lazio, dimana kota Roma berada. Lebih dari 60 catacombe ada di kota ini, yang tersebar di sepanjang jalan kuno: Via Appia, Via Ostiense, Via Labicana, Via Tiburtina, dan Via Nomentana. Beberapa diantaranya dibuka untuk umum, seperti: Catacombe San Callisto, San Sebastiano, Santa Domitilla, Santa Priscilla dan S. Agnese. Roma juga memiliki enam Catacombe Yahudi, namun empat telah menghilang dan dua lainnya: Vigna Randanini dan Villa Torlonia sudah ditutup.
Catacombe San Gennaro ( Saint Januarius), Naples.
Yang tertua adalah Catacombe Sant Sebastian, yang terletak di via Appia Antica Roma. Yang paling terkenal dan banyak dikunjungi penziarah adalah Catacombe Sant Callixtus, terletak di antara Via Appia Antica, Via Ardeatina dan Via delle Sette Chiese Roma. Catacombe ini dikenal juga dengan nama catacombe “Para Paus”, karena banyak martir kristen dimakamkan di tempat ini, salah satunya Santa Cecilia.
Ratusan catacombe lainnya ada di kota Venice, Naples, Campania, Puglia, pulau Sardinia dan pulau Sisilia, tempat Catacombe dei Cappuccini berada. Seperti orang – orang Sisilia yang percaya “kematian adalah bagian dari kehidupan dan hubungan antara manusia hidup dan yang mati masih bisa terus berlanjut”, catacombe yang lain juga mempunyai kisah dan sejarahnya sendiri. Kisah yang lahir dari budaya dan tradisi, dimana catacombe itu berdiri. Arrivederci…
Trailer Catacombe dei Cappuccini di Palermo:
Sumber: https://www.travel365.it/viaggio-nel-regno-dei-morti-catacombe-palermo.htm