Segala sesuatu memiliki nama, tapi kita cenderung menggunakan nama –nama itu, seolah-olah hanya nama benda. Padahal setiap nama mempunyai arti dan kisahnya sendiri. Kadang dengan menyebut namanya saja, kisah itu langsung terlintas dalam pikiran kita. Salah satunya mungkin kisah Imperator Romawi yang sangat berpengaruh, Octavianus Augustus atau Augustus.
Namun, Augustus sebenarnya bukan nama orang, tapi sebuah “gelar” yang diberikan kepada semua Imperator Romawi oleh Gli àuguri (para pendeta Romawi kuno yang bertanggung jawab menafsirkan kehendak Dewa). Kata Augustus sendiri berasal dari bahasa latin “augere” yang berarti “hebat” atau “terhormat”. Dan Imperator Romawi pertama yang menerima gelar itu adalah, Gaius Iulius Caesar Octavianus Augustus
Gelar penghormatan itu diterimanya tahun 27 SM. Setelah ia menata kembali Romawi yang hancur lebur, karena perang saudara selama 20 tahun. Octavianus baru berusia 33 tahun, ketika tugas berat itu ada di hadapannya. Dengan kesabaran dan kemampuan yang dimilikinya, ia mampu merombak setiap aspek kehidupan Romawi. Merevisi jumlah senat, mereformasi konstitusi, mengatur kembali angkatan bersenjata dan yang lainnya.
Octavianus Augustus.
Selama berkuasa ( 27 SM sampai 14 M), Octavianus dihormati sebagai “l’Imperatore della pace” (Imperator Perdamaian). Ia menjadi seorang pejabat yang berpikiran terbuka, cerdas dalam berpolitik dan membangun Romawi dengan fondasi ekonomi yang kuat. Berkat usahanya itu, Romawi masuk ke dalam periode panjang perdamaian, kemakmuran dan situasi politik yang stabil.
Latar belakang keluarga Octavianus, bisa menjadi salah satu faktor keberhasilannya. Ayahnya, seorang pengusaha dan senator Romawi, dan ibunya Atia, adalah putri Julia, saudara perempuan Julius Caesar. Octavianus lahir di Roma, 23 September 63 SM dan menjadi yatim piatu di usia empat tahun. Sejak muda, ia terbiasa tampil di depan umum, kemudian terpilih menjadi anggota pontifices ( dewan imam tertinggi di Romawi). Ketika ayah angkatnya Julius Caesar terbunuh tahun 44 SM, ia juga telah menyelesaikan studi akademis dan militernya.
Berbagai reformasi Julius Caesar yang tertunda, diselesaikan di bawah penggantinya Octavianus Augustus. Salah satunya tentang ”Kalender Julian”, yang diperkenalkan Julius Caesar tahun 46 SM. Ketika melakukan perjalanan ke Mesir, Caesar menugaskan astronom Mesir, Sosigene Aleksandria merancang kalender baru yang lebih fungsional. Kalender matahari yang perhitungannya berdasarkan siklus musim.
Kalender Romulus.
Perhitungan kalender Julian hampir sama dengan kalender Gregorian atau kalender Masehi yang kita pakai saat ini. Hanya ada sedikit perbedaan, namun semuanya sudah diperbaiki, ketika Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender Gregorian bulan Oktober 1582. Memiliki 365 hari dalam setahun dan setiap 4 tahun sekali, ada tahun kabisat.
Kalender memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia sejak zaman kuno. Karena memiliki banyak kesalahan dalam perhitungan, kalender kuno mengalami perubahan selama berabad –abad. Diperkirakan sejak tahun 753 SM, bangsa Romawi sudah memiliki kalendernya sendiri. Kalender Romulus adalah kalender pertama mereka, dibuat oleh Romulus pendiri bangsa Romawi. Kalender ini memiliki 304 hari, dibagi dalam sepuluh bulan dan dimulai dari bulan Maret.
Perubahan posisi bulan, sangat membantu orang – orang kuno mengukur waktu. Oleh karena itu, perhitungan kalender Romulus menggunakan fase bulan. Sehingga mereka tahu, kapan waktu terbaik untuk menanam dan memanen. Bulan dan bintang-bintang juga merupakan alat yang bisa membantu mereka saat bepergian, baik di darat maupun laut.
Empat bulan pertama kalender Romulus mengambil nama Dewa utama mereka. Maret dari Mars (dewa perang), April dari Aphrodite (dewi cinta), Mei atau Maia (dewi kesuburan bumi) dan Juni atau Juno (dewi perempuan dan pernikahan). Dari Juli sampai Desember, menggunakan angka peringkat dalam bahasa latin. Bulan Juli disebut Quintilis (bulan kelima), Agustus di sebut Sextilis (bulan keenam). Kemudian settimo, ottavo, nono, decimo (bulan ketujuh, kedelapan, kesembilan dan kesepuluh).
Agustus dalam kalender Romawi.
Tahun 713 SM, kalender Romulus berubah menjadi kalender Numa. Kalender yang dibuat oleh Numa Pompilio, raja kedua Kerajaan Romawi pengganti Romulus. Kalender ini hanya menambahkan bulan Januari dan Februari ke sepuluh bulan yang sudah ada atau menambahkan 51 hari ke 304 hari kalender Romulus. Kalender Romawi dirubah lagi atas perintah Gayus Julius Caesar, namun langkahnya terhenti ketika ia mati dibunuh.
Untuk menghormati Gayus Julius Caesar, senat Romawi Marco Antonio mengusulkan untuk mengubah nama bulan Quintilis (bulan kelima kalender Romawi ) menjadi Iulius, Giulio atau Juli. Dan untuk menghormati Octavianus, mereka juga mengganti nama bulan ke enam kalender Romawi dari Sextilis menjadi Augustus. Jumlah harinya juga dibuat sama seperti bulan Juli, menjadi 31 hari. Senat mengambil satu harinya dari bulan Februari.
Melalui berbagai upacara keagamaan dan memperbaiki banyak kuil, Imperator Augustus ingin menghidupkan kembali kepercayaan Italia kuno. Pada tahun 18 M, Augustus memutuskan adanya festival sebulan penuh untuk merayakan panen dan masa berakhirnya bekerja di ladang. Liburan Augustus itu dikenal dengan nama “Ferragosto” atau “Augustei” atau “Feria Augustalis. Selama perayaan, seluruh Kekaisaran Romawi ramai dengan berbagai kegiatan, salah satunya lomba pacuan kuda dan keledai yang didandani dengan bunga-bunga berwarna cerah.
“Feria Augustalis Romawi”
Tradisi kuno masih terus dirayakan sampai saat ini. Seperti pacuan kuda “Palio dell’Assunta” di kota Siena, yang berlangsung setiap tanggal 2 Juli dan 16 Agustus. Bentuk dan kegiatannya hampir sama dengan pacuan kuda di zaman Augustus. Nama “Palio” sendiri diambil dari “pallium”, kain sutra yang diberikan sebagai hadiah bagi para pemenang lomba kuda di zaman Romawi Kuno.
Ferragosto juga salah satu liburan yang sangat ditunggu – tunggu dan tanggal 15 Agustus adalah hari libur nasional di Italia. Banyak masyarakat di sini mengambil libur panjangnya di bulan Agustus. Semuanya beristirahat dan bersantai, setelah satu tahun bekerja keras. Kurang lebih seminggu, perkantoran dan pertokoan tutup. Apalagi kegiatan belajar mengajar, mereka bahkan sudah libur sejak bulan Juli.
Banyak hal yang biasa dilakukan masyarakat Italia selama ferragosto. Ada yang tetap berlibur Italia atau di luar negeri, di laut atau di pegunungan, di kota atau di pulau. Tapi bagi kami sekeluarga, akan lebih menarik jika kembali mengunjungi Roma. Melakukan perjalanan menembus waktu dan berpetualang di kota Roma kuno. Kita bisa berdiri di depan Forum dan memandang dari dekat, orang – orang Roma kuno sedang bekerja.
Ini sebuah proyek dari Piero Angela, berkolaborasi dengan ahli sejarah Gaetano Capasso, dalam sebuah acara “Viaggio nei Fori”. Bagi mereka yang mencintai sejarah, ini akan menjadi tontonan yang menarik, menyentuh dan kaya akan informasi. Melalui penggunaan teknologi canggih dan permainan cahaya, membuat Julius Caesar dan Octavianus Augustus seakan hidup kembali. Arrivederci…
Trailer “Viaggio nei Fori” Roma:
Sumber :https://www.studiarapido.it/agosto-nel-calendario-romano/#.XUF95FUza00