“Untuk meningkatkan efektivitas dari LRT, beberapa hal yang saya putuskan adalah satu menurunkan tarif LRT. Misalnya dari 10 ribu rupiah menjadi 7 ribu rupiah. Yang kedua memastikan feeder khususnya Jakabaring-Unsri (Universitas Sriwijaya) dengan suatu headway (selisih waktu antar kedatangan kereta) yang lebih pendek, sehingga memungkinkan mahasiswa dari beberapa tempat bisa mencapai itu. Yang ketiga menambah jam operasional. Sekarang jam operasional berlaku dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore, nantinya akan coba diberlakukan dari jam 5 pagi sampai jam 9 malam,” terang Menhub Budi Karya.
Penurunan tarif tersebut terjadi karena adanya pemberlakuan tiket integrasi antara LRT dengan dengan moda lainnya seperti Damri dan Transmusi. Jadi penumpang dapat menaiki damri, transmusi dan LRT hanya dengan satu tiket saja. Penerapan tiket integrasi akan diujicobakan mulai awal November hingga Desember tahun ini.
Kemudian, untuk mendukung peningkatan penggunaan LRT, Kemenhub memberikan bantuan 15 bus, yang akan digunakan sebagai feeder LRT.
“Kemenhub sumbangkan 15 bus untuk feeder untuk memperkuat LRT. Gunakan feeder yang pendek, yang kepadatannya tinggi sehingga headway relatif pendek dan orangnya banyak (penumpang). Contoh dari bukit ke proyek musi bolak balik atau dari bukit besar, bukit kecil, dan jalan merdeka,” terang Menhub.
Melalui ketiga upaya tersebut, Menhub berharap penggunaan LRT sebagai angkutan massal dapat semakin efektif dan menjadi gaya hidup masyarakat khususnya di Palembang.
“Kita ingin fungsi dari LRT memang bermanfaat untuk masyarakat. Pemerintah sudah menginvestasi lebih dari 10 triliun untuk Palembang, atau sekitar 20 persen dari anggaran Kemenhub. LRT Palembang menjadi yang pertama kali beroperasi di Indonesia, dan saya berharap LRT bisa menjadi suatu contoh lifestyle angkutan massal,” jelas Menhub.
Menhub Kampanyekan Keselamatan Jalan di Palembang
Dalam lawatannya ke Palembang, Menhub Budi Karya juga menyempatkan untuk mengkampanyekan keselamatan jalan. Menhub mengatakan kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit stroke. Untuk itu Menhub mengajak masyarakat agar mengurangi kecepatan berkendara dan selalu menggunakan helm.
Di Palembang, Kemenhub membagikan ratusan helm kepada sekitar 200 komunitas bikers di wilayah Palembang dan sekitarnya.
“Di semua kota, Kemenhub mengkampanyekan safety karena kecelakaan nomor dua setelah jantung, jumlahnya signifikan. Itu terjadi pada anak muda. Oleh karenanya kampanye ini selalu disampaikan dengan sederhana, menggunakan helm dan kurangi kecepatan,” ujar Menhub Budi.
“Untuk masyarakat harus selalu ingat tagline ‘sayangi nyawa, kurangi kecepatan’,” tutup Menhub. (LFH/RDL/RK/BI)