Talaud kian populer sejak penangkapan Bupati Talaud Sri Wahyumi Maria Manalip oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa, 30 April 2019. KPK melakukan penangkapan berdasarkan informasi pembicaraan antara Bupati Sri dengan pengusaha yang juga pernah menjadi tim suksesnya yakni Benhur Lalenoh.
Untuk proyek revitalisasi dua pasar tradisional di Talaud, Sri meminta tidak cukup hanya uang suap. Namun dirinya juga secara spesifik meminta barang mewah merk terkenal. Hal ini terlihat dari berbagai barang bukti yang berhasil diamankan oleh KPK.
Mulai dari Tas tangan Channel seharga Rp 97,3 juta, Tas Balenciaga seharga Rp 32,9 juta, Jam tangan Rolex seharga Rp224,5 juta, Anting berlian merk Adelle seharga Rp32,07 juta, Cincin berlian merk Adelle seharga Rp76,9 juta, serta uang tunai dengan total Rp50 juta. Secara keseluruhan, nilainya mencapai total Rp513,8 juta.
Terlepas dari kasus yang menimpa sang bupati dan sekarang dalam penanganan KPK, Kepulauan Talaud memiliki destinasi wisata menarik.
Talaud juga dikenal sebagai Bumi Porodisa, bahasa yang diserap dari kata paradise yang konon selalu diungkapkan pelaut Portugis ketika melakukan pelayaran sepanjang Kepulauan Sangir–Talaud. Nama Talaud diambil dari kata tau (orang) dan lauda (laut).
Talaud yang merupakan kabupaten di Sulawesi Utara, terletak di kawasan paling utara Indonesia yang berbatasan dengan daerah Davao del Sur, Filipina.
Dengan wilayah berupa kepulauan, Talaud memiliki tiga pulau besar yaitu Pulau Karakelang, Pulau Salibabu, dan Pulau Kabaruan. Karakelang merupakan pulau utama, karena ibukota kabupatennya yakni Melonguane ada di sana.
Untuk pergi ke Talaud, kita dapat berangkat dari Manado menggunakan Wings Air yang akan mengantarkan kita hingga Bandara Melonguane di Kota Melonguane. Bandara ini sekaligus menjadi pintu gerbang masuk untuk menjelajahi Talaud.
Kita juga dapat meneruskan perjalanan dengan maskapai yang sama ke Pulau Miangas, pulau paling terdepan dari Kepulauan Talaud yang juga dilayani penerbangan dengan rute Melonguane-Miangas. Presiden Jokowi sendiri pernah mengunjungi Miangas untuk meresmikan bandara sekaligus merupakan presiden satu-satunya yang berkunjung ke Miangas sejak Indonesia merdeka.
Di Miangas, kita dapat menemukan tugu patung tapal batas negara Indonesia. Pantai pasir putih pulau ini jadi daya tarik sendiri seperti Pantai Racuna dan Pantai Kubbu. Pelancong juga bisa melihat upacara adat penangkapan ikan bernama Manammi atau Mane’e. Uniknya warga menangkap ikan dengan menggunakan janur. Iya betul, dengan daun kelapa, bukan pancing apalagi jaring.
Konon, ikan yang ditangkap di sini bisa mendatangkan keberuntungan. Juga, ikan yang ada berhasil ditangkap di Festival Mane’e ini tidak ada yang dijual tapi disantap bersama keluarga dan teman terdekat.
Berbicara soal kepulauan, tentu tidak lengkap rasanya bila kita tidak menyinggung daerah pantainya. Ada sangat banyak pantai yang dapat kita jelajahi. Di pulau utama, Karakelang, terdapat pantai Tampan Amma yang merupakan pantai timur Pulau Karakelang dan menyentuh ombak Samudera Pasifik.
Sementara di Salah satu pulau lainnya yang menjadi ikon wisata di Talaud adalah pulau Sara. Pulau tidak berpenghuni ini memiliki luas 2,03 kilometer (km) persegi. Pasir di pantainya yang putih sehalus tepung dan bersih, air lautnya juga tidak kalah jernih, sehingga keragaman biota laut dan terumbu karang terlihat jelas. Tempat ini sangat cocok bagi mereka yang suka snorkeling dan diving.
Tidak melulu wisata pantai, bila bosan, wisatawan juga bisa berkunjung ke air terjun Ampadoap yang terdapat di Beo. Air terjun Ampadoap memiliki ketinggian sekitar 5 meter dan lebar sekira 20 meter. Di lokasi ini, pengunjung juga bisa mendengarkan kicau burung nuri.
Atau mungkin berkunjung ke desa Adat Bannada. Walaupun perlu perjuangan untuk mencapai desa ini karena melewati pantai pasir putih nan jauh, menyebrang sungai, jalan berbatu dengan kontur mendaki dan menurun, hingga semak belukar. Namu perjuangan itu terbayar dengan melihat keaslian Kerajaan Porodisa di masa lampau. Tentu saja sebagai desa adat, punya pantangan atau hukum adat yang harus dipatuhi oleh wisatawan seperti dilarang berbuat onar, mabuk, mencuri, dan hal tidak terpuji lainnya.
Ingin ke tempat wisata yang rada-rada horor? Juga tersedia wisata ke Gua Tengkorak yang penuh misteri. Gua Tengkorak ini berada di Desa Tarohan, hanya wisatawan yang datang dengan warga lokal saja rasanya yang bisa sampai di sini. Itu karena di sekeliling jalan masuk pantai dipenuhi semak-semak dan pepohonan.
Di dalam gua tersebut, terdapat puluhan tengkorak berbaris rapi. Kepala dibariskan dengan kepala, sementara tulang lainnya di sekelilingnya.
Menurut cerita, tengkorak ini merupakan armada Spanyol yang bersembunyi dari kejaran panglima Malaka. Namun ada juga yang mengatakan tengkorak di sana merupakan nenek moyang Minahasa.
Ingin wisata religi? Pun ada. Bila Brasil terkenal dengan patung Christ the Redeemer atau patung Yesus sang Penebus yang populer di dunia. Maka di Talaud ini kita akan menemukan patung Yesus Memberkati yang memiliki tinggi 33 meter, berada di atas puncak bukit batu Melonguane kompleks perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud. Monumen ini baru diresmikan pada tahun 2017 lalu.
Dalam bayangan saya, bila saja para lurah, camat, bupati dan gubernur di Indonesia berlomba-lomba memaksimalkan potensi daerahnya masing-masing, bukannya berlomba-lomba untuk menebalkan kantong masing-masing. Tentu kemajuan yang luar biasa akan dapat dicapai oleh daerahnya dan pada gilirannya akan dinikmati oleh masyarakat yang dipimpinnya.
Wonderful Talaud: