Sudah lama saya tidak menulis soal Ahok, baru melalui artikel ini saya mencoba kembali membahas sosok fenomenal ini melalui salah satu karya yang ditinggalkannya untuk kita, Revitalisasi Kota Tua.
Revitalisasi di kawasan Kali Besar, Kota Tua, terus dilakukan. Pembangunan sudah dikerjakan sejak 2016 lalu sebagai bagian dalam menghidupkan kembali kawasan yang terkenal dengan suasana Jakarta tempo dulu.
Revitalisasi tersebut dikerjakan di bawah arahan Arsitek Budi Lim (65) yang ditunjuk oleh Ahok dan pernah terlibat dalam beberapa proyek di kawasan tersebut sejak Gubernur Soerjadi Soedirdja. Pada 2015, ia tampil di stasiun televisi sembari memperlihatkan rancangannya mengenai Kota Tua.
Dari situlah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang saat itu masih menjabat Gubernur DKI Jakarta tertarik melihat desainnya untuk membangun kawasan Kota Tua.
Desain baru Kali Besar ini ramah bagi penyandang disabilitas. Ada guiding block di sana dan ada akses untuk orang dengan kursi roda ke jembatan serta instalasi patung di kedua sisinya.
Sedangkan di sisi kali, terdapat anjungan yang bisa digunakan warga untuk menikmati pemandangan Kota Tua, dan juga taman apung yang nanti menjadi tempat bagi warga menikmati Kali Besar yang sudah dijernihkan sembari memandang lanskap gedung-gedung tua di sekelilingnya. Penataan Kali Besar di kawasan Kota Tua, terinspirasi dari penataan Sungai Cheonggyecheon di Korea Selatan.
Sekilas mengenai Sungai Cheonggyecheon, sungai tersebut ternyata bukan merupakan sungai sebenarnya melainkan sungai buatan. Sungai tersebut pada awalnya bernama Gaechoen yang berarti “aliran yang terbuka”. Aliran sungai dimanfaatkan untuk sistem pengairan selama masa Dinasti Joseon (1392-1897).
Di masa pemerintahan Wali Kota Lee Myung-bak muncul niat menghadirkan kembali sungai tersebut. Meski menuai banyak pertentangan dan juga kritik, proyek restorasi tersebut tetap dijalankan. Lee Myung-bak, yang kemudian menjabat Presiden Korea Selatan periode 2008-2013 itu, ingin menghidupkan kembali Cheonggyecheon karena dianggap penting dan sejalan dengan gerakan mengembalikan sejarah dan budaya kawasan tersebut.
Restorasi mulai dikerjakan sejak juli 2003, selama dua tahun dua bulan. Hingga pada bulan September 2005, aliran baru sungai Cheonggyecheon kembali dibuka dan dengan cepat menjadi primadona masyarakat Seoul.
Sungai Cheonggyecheon saat ini, tidak hanya memberi ruang publik bagi para pejalan kaki, namun juga membawa kembali air dan tumbuhan ke tengah kawasan metropolitan itu, dan dengar-dengar sering dijadikan tempat syuting film juga lho.
Hal yang sama, diharapkan dapat diterapkan juga melalui revitalisasi Kota Tua umumnya dan revitalisasi Kali Besar khususnya. Saya membayangkan daerah ini bisa menjadi destinasi favorit warga Jakarta maupun turis asing.
Sebuah tempat dimana kita bisa duduk santai melihat aliran sungai yang jernih dan menyaksikan ikan-ikan yang berenang, bercengkerama dengan teman atau keluarga, dikelilingi oleh bangunan-bangunan kuno nan bersejarah membawa kita seakan-akan kembali ke Jakarta Tempo Doeloe.
Disaat kita merasa lapar, kita bisa menyelusuri jalan setapak yang akan membawa kita ke lokasi binaan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang terdapat di Jalan Cengkeh. Lokasi tersebut berjarak sekitar 200 meter dari Museum Fatahillah. Bakal terdapat 456 PKL yang di antaranya diisi 128 pedagang kuliner yang akan memanjakan mata dan lidah kita dengan berbagai pernak pernik dan aneka masakan.
Selain revitalisasi Kali Besar, Dinas Pariwisata melakukan restorasi museum di kawasan Kota Tua untuk menyambut Asian Games. Kota Tua diharapkan dapat menjadi salah satu destinasi wisata sejarah dan kuliner yang dimasukan ke dalam paket kunjungan wisata saat Asian Games berlangsung bulan Agustus 2018 nanti.
Jujur saja saat mengumpulkan dan menyaksikan beberapa trailer untuk dilampirkan di artikel ini, tenggorokan saya tercekat. Mata saya melihat video tersebut, namun pikiran membayangkan wajah seorang yang berperan besar mewujudkan semua ini, Ahok.
Mungkin tanpa dirinya, Kota Tua masih akan menjadi kawasan yang kumuh dan jorok, terbukti setelah Ahok tidak menjabat dan kepemimpinan di Jakarta dipegang oleh Gabener dan Wagabener, berbagai kawasan lain mulai memunculkan kekumuhan dan PKL liar lagi. Semoga saja tidak demikian halnya dengan kawasan Kota Tua, semoga saja…
Jadi jangan lewatkan kesempatan untuk menonton trailer kota tua yang sangat menarik dibawah ini, ya guys.