Banyak orang yang bertanya, kenapa di masa Jokowi, apa-apa semuanya mahal, listrik mahal, bbm mahal, beras mahal, hampir tidak ada yang murah, bahkan hutang negara pun bertambah.
Padahal katanya pembangunan infrastruktur dilakukan di berbagai tempat dan merata, padahal lagi katanya dengan adanya pembangunan infrastruktur otomatis barang-barang akan menjadi semakin murah dan daya beli masyarakat akan semakin meningkat namun faktanya terasa lambat.
Hal ini mengingatkan saya akan cerita pohon bambu yang dibagikan oleh teman-teman di WAG. Dikatakan bahwa pohon bambu tidak akan menunjukkan pertumbuhan yang berarti selama lima tahun pertamanya, meskipun diberi pupuk dan disiram setiap hari, bila ada pun pertumbuhannya hanya beberapa puluh sentimeter selama lima tahun tersebut.
Namun setelah lima tahun, pohon akan bertumbuh dengan sangat pesatnya, bukan dalam hitungan sentimeter lagi, namun sudah dalam hitungan meter, setiap tahunnya.
Hal ini disebabkan karena selama lima tahun pertama, pohon bambu tersebut bukannya tidak tumbuh, namun pertumbuhan tercepat justru terjadi pada akar-akarnya.
Sama seperti pembangunan yang terjadi selama ini, dimana pembangunan terpesat justru terjadi di bidang infrastruktur. Berbagai jalan tol, bendungan, bandara, pelabuhan dan sebagainya dipercepat pengerjaannya, tidak hanya di pulau Jawa, namun juga seluruh pulau dan provinsi di tanah air seperti akar pohon bambu yang menyebar dan menghujam hingga jauh ke dalam tanah.
Semua itu butuh kesabaran, pemberian pupuk dan air secara rutin, agar akarnya kuat. Demikian juga dengan pembangunan infrastruktur, butuh dana yang tidak sedikit. Akibatnya berbagai subsidi yang sifatnya konsumtif dicabut dan dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih mendesak untuk memperkuat pondasi atau akar yang sedang berkembang.
Hasil pembangunan yang terlihat saat ini memang masih sedikit, seperti pohon bambu yang hamya tumbuh sekian sentimeter. Namun jangan ditanya bila akarnya telah kuat, saat itu baru kita akan melihat ledakan ekonomi Indonesia.
Saat itu para investor akan berbondong-bondong masuk untuk menginvestasikan uangnya di Indonesia, perekonomian akan menggeliat dan bangun sebagai dampak masuknya modal asing, kemudahan perizinan berusaha serta sumber daya manusia yang berlimpah menjadi daya tarik tersendiri.
Sedangkan di dalam negeri sendiri, berkat infrastruktur yang tersedia dan merata di segala tempat, pendistribusian barang menjadi mudah. Hal ini otomatis ikut menekan biaya pengiriman menjadi rendah sehingga harga yang ditawarkan sampai ke konsumen juga bisa lebih kompetitif.
Itu sebabnya mengapa banyak negara asing mengapresiasi perkembangan Indonesia selama dibawah kepemimpinan Jokowi, bahkan badan pemeringkat dunia seperti PricewaterhouseCoopers (PwC) pun berani memprediksi Indonesia akan menjadi salah satu pemain utama perekonomian dunia 2030 nanti.
Kenapa mereka berani memprediksi demikian? Tidak mungkin mereka berani memprediksi tanpa data yang lengkap dan akurat. Jawabannya karena lembaga internasional itu tahu bahwa apa yang dikerjakan oleh pemerintah sudah berada di jalur yang tepat, bahwa pondasi-pondasi sudah disusun sedemikian rupa dalam bentuk pembangunan infrastruktur secara merata di seluruh Indonesia.
Sama halnya dengan diri kita yang menanam pohon bambu tadi, dengan pemberian pupuk dan air yang tepat sehingga pertumbuhan akarnya kuat dan sehat, kita juga mampu memprediksi bahwa pohon bambu tersebut dapat tumbuh besar dan menjulang tinggi ke atas.
Walaupun semakin tinggi pohon bambu akan semakin banyak angin ataupun badai yang menerpanya, namun semua itu hanya mampu membuatnya merunduk sesaat, setelah angin dan badai berlalu, dia akan tegak kembali.
Hal inilah yang harus kita sadari semua, jangan tiru kaum kampret yang sifatnya pemalas namun mengharapkan hasil instan. Dipikirnya dengan ganti presiden, sekonyong-konyong Indonesia akan bebas dari hutang, seketika pengangguran akan lenyap, mendadak mereka akan sejahtera meski hanya duduk bermalas-malasan.
Mungkin untuk menyadarkan mereka, sudah saatnya kampret diajarkan cara menanam pohon bambu, paling tidak, mereka bisa bergelantungan di atasnya kalau sedang malas terbang.
Trailer Pembangunan Jokowi