Nama kota Ternate pasti sudah tidak asing lagi buat masyarakat Indonesia apalagi yang tinggal di Indonesia bagian Timur. Kota ini berada di bawah kaki gunung api Gamalama di Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara. Daerah ini sudah di kenal sejak zaman penjajahan dulu sebagai daerah penghasil bumbu seperti lada, pala dan cengkeh, buktinya jejak-jejak sejarah mereka terekam di banyak benteng peninggalan Portugis dan Belanda. Di Pulau ini juga terdapat sebuah danau yang masih alami bernama danau Tolire besar dan Tolire kecil. Tapi ada kota Ternate yang lain dan banyak orang pasti belum mengetahuinya, yang ternyata terdapat di Italia, mengherankan bukan?. Kota Ternate di Italia adalah sebuah kota kecil yang anggun, terletak di Lombardia, Italia Utara.
Kota Ternate di Italia utara.
Kota Ternate di Italia, adalah sebuah kotamadya di provinsi Varese yang berpenduduk 2.413 jiwa. Kota kecil yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani, letaknya berada di kaki bukit Santa Maria, di pinggir sebuah danau Comabbio, memiliki banyak rawa dan dari jauh terlihat rangkaian pegunungan Alpen. Kota ini tidak sendiri tapi ada kota-kota kecil lainnya di sekeliling danau yaitu kota Varano Borghi, Corgeno, Mercallo, dan Comabbio.
Menurut penelitian, penduduk asli daerah ini adalah keturunan celtic yaitu orang Indo-Eropa yang pertama kali menyebar keseluruh dataran Eropa sekitar abad III-IV SM. Daerah ini beberapa kali berganti kepemilikan, pada tahun 1652 danau-danau disekitar Varese termasuk danau Comabbio dibeli oleh Keuskupan Biglia akan tetapi keluarga Borghi tercatat sebagai pemilik terakhir danau ini sebelum diserahkan kepada pemerintah daerah setempat.
Karena bukan daerah tujuan wisata untuk sampai di kota ini ada baiknya menggunakan kendaraan pribadi, karena biasanya transportasi umum baik kereta api atau bis hanya sampai di kota Vergiate , salah satu kota terdekat dari tempat ini. Mengunjungi kota ini sangat berarti bagi saya selain pemandangan alamnya yang indah dan lingkungan yang masih alami , kota ini bisa mengobati kerinduan saya akan Indonesia.
Kota Ternate dari jauh.
Selain kota Ternate dan kota-kota lain di sekeliling danau, ada kegiatan yang lebih menarik yang bisa dilakukan di tempat ini yaitu berjalan mengelilingi danau Comabbio sepanjang 12 km. Jalan beraspal yang mulus dan lebar sangat mendukung untuk melakukan aktifitas olah raga seperti: bersepeda, jogging, trekking bahkan memancing dan perahu kanopun ada di tempat ini. Oleh karena itu danau Comabbio menjadi salah satu tempat yang ramai dikunjungi oleh masyarakat di sekitar sini terutama di akhir pekan.
Jalan di sepanjang danau Comabbio.
Mengelilingi danau Comabbio akan mendapat banyak manfaat, selain badan yang sehat karena berolah raga, kita juga bisa belajar banyak tentang tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar sini. Menurut seorang ahli botani, danau ini kaya dengan tanaman eksotik seperti : Sagittaria latifolia (tanaman air aslinya dari Amerika Utara), Sagittaria platyphylla (daunnya berbentuk bulat telur dari Amerika Tengah), Nelumbo nucifera (lotus, aslinya dari negara tropis) dan masih banyak lagi jenis-jenis lainnya.
Karena suasananya yang silih berganti, rasa lelahpun kadang tak terasa. Setelah puas melihat danau dengan beraneka ragam mahluk hidup didalamnya, saatnya mendengarkan beraneka jenis suara burung bernyanyi merdu bahkan suara burung hantupun kadang-kadang sayup terdengar tatkala memasuki hutan lindung di sekitar danau. Jalan yang naik turun tak menjadi masalah ketika tiba-tiba seekor kelinci melintas didepan mata atau seekor tikus mengintip dari lubangnya.
Berbagai macam tumbuhan di danau Comabbio.
Saat angin bertiup lembut dan tercium bau khas kotoran hewan pertanda kota selanjutnya ada didepan mata. Setiap kota di danau ini biasanya memiliki sebuah taman bermain yang langsung menghadap ke arah danau. Duduk sejenak melepas lelah di sebuah kursi taman sambil menikmati bekal seadanya tetap terasa nikmat ketika melihat gerak-gerik sepasang angsa yang menikmati hangatnya matahari di musim semi dan melihat tingkah polah bebek-bebek danau berebut makanan. Larut terbawa suasana disekitarnya, bekal ditangan pun habis tak tersisa. Tapi jika ingin menikmati makanan khas daerah setempat atau menikmati secangkir kopi, restauran dan bar di kota-kota ini juga siap melayani.
Dan perjalananpun terus berlanjut, melewati rumah-rumah penduduk dengan segala aktifitasnya. Ladang pertanian, peternakan dan hewan-hewan peliharaan penduduk pun tak lepas dari perhatian saya. Akhirnya tiba di sebuah jembatan kayu sepanjang 2 km di bibir danau dan tempat ini adalah tempat yang paling saya sukai. Selain pemandangannya yang indah, tempat ini juga tempat saya untuk merenung.
Merenungkan tentang alam yang begitu bijak mengatur dirinya sendiri, seperti pohon-pohon yang tahu kapan bertunas dan tahu kapan harus menggugurkan daunnya. Seperti burung-burung yang tahu kapan harus pergi ke daerah yang lebih hangat dan tahu kapan harus kembali tanpa kehilangan arah dan kura-kura pun tahu kapan waktunya berjemur dan bersembunyi. Jadi jika kita tidak bisa merawatnya biarkanlah alam seperti apa adanya , jangan mengotorinya apalagi merusaknya karena sebenarnya alam bisa mengurus dirinya sendiri.
Jembatan kayu di danau Comabbio.
Alam itu seperti gambar saya dan teman-teman saya di masa sekolah dasar, kami selalu menggambar sebuah pemandangan desa yang sama: ada gunung yang tinggi, matahari yang bersinar, sungai yang mengalir, petak-petak sawah , jalan raya dan tiang listriknya juga burung-burung yang terbang dengan bebas. Sebuah gambar yang begitu sederhana, terlihat apa adanya tetapi sangat berarti dan selalu tersimpan di hati. Arrivederci..
Jangan lewatkan menyaksikan trailer bagus yang menceritakan keindahan alam Lago Comabbio di bawah ini, dijamin membuat Anda ingin mengunjunginya
Video Lago Comabbio: