Jika di Indonesia liburan sekolah akan segera berakhir dan masuk tahun ajaran baru, di Italia liburan sekolah masih cukup panjang. Liburan sekolah musim panas di sini dimulai dari tanggal 11 juni dan masuk kembali pertengahan september 2018. Supaya tidak membosankan, liburan memang harus diisi dengan berbagai program kegiatan. Program-program ini biasanya sudah dipersiapkan oleh orang tua siswa jauh-jauh hari sebelumnya.
Waktu liburan sekolah boleh berbeda, tapi tujuan pendidikan pasti sama yaitu untuk mencerdaskan bangsa. Walaupun ada perbedaan, itu karena kondisi lingkungan, budaya dan kultur di setiap negara berbeda. Perbedaan inilah yang menginspirasi saya menulis artikel ini.
Pendidikan di Italia juga mengenal dengan yang namanya wajib belajar delapan tahun. Ini berlaku baik untuk warga negara Italia maupun warga negara asing. Dimulai dari usia enam hingga empat belas tahun atau dari SD sampai SMP. Sedangkan untuk sekolah Taman Kanak-kanak (usia antara tiga sampai enam tahun), meskipun tidak wajib, hampir semua orang tua memasukkan anak-anak mereka di sekolah ini.
Dari TK sampai SMP, saat pertama masuk biasanya dibagi berdasarkan zona/daerah dimana kita tinggal. Alasan utamanya untuk mempermudah mengantar atau menjemput siswa dari sekolah. Alasan lainnya, jika ada kejadian atau sesuatu hal yang penting saat jam belajar, orang tua siswa bisa secepatnya datang ke sekolah.
Salah satu Sekolah Dasar di pulau Sardegna.
Jadwal sekolah TK dan SD hampir sama, dari hari senin sampai jumat, dari pukul 08.00 pagi sampai pukul 16.30 sore. Sedangkan untuk SMP, pulangnya lebih cepat yaitu pukul 13.50 siang. Akan tetapi banyak juga siswa yang pulang sore karena mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Untuk SMA lain lagi, hari sabtu pun mereka masuk sekolah dan jam belajar setiap harinya sampai dengan jam 13.00 siang.
Karena sekolah sampai sore, pemerintah mewajibkan siswa TK dan SD makan siang di kantin sekolah. Menu yang disajikan di persiapkan oleh pemerintah, dibawah pengawasan ahli gizi dan kesehatan. Jika pakaian ke sekolah tidak diwajibkan seragam, tapi untuk menu makan siang semuanya sama. Makan bersama di kantin sekolah bersama dengan guru- guru mereka.
Jumlah siswa rata-rata setiap kelasnya sekitar 20 siswa. Mereka selalu bersama sampai mereka lulus sekolah. Para guru pun begitu, siswa SD bersama dengan guru yang sama selama 5 tahun. Sedangkan untuk siswa SMP dan SMA, bersama dengan guru-guru sesuai dengan bidang pelajarannya. Jikapun ada penggantian guru, biasanya karena alasan sakit atau memasuki masa pensiun.
Untuk ujian akhir nasional dilaksanakan hanya di SMP dan SMA, mereka akan mendapatkan ijazah jika lulus. Masuk SMP dan SMA di Italia juga tidak ada test masuk, tinggal memilih sekolah mana atau jurusan apa yang disukai. Karena kurikulum di SMP mempelajari banyak bahasa asing seperti: bahasa Inggris, Jerman, Perancis dan Spanyol. Biasanya sebagian teman di SD bertemu lagi di SMP , apalagi bila mereka mengambil jurusan bahasa asing yang sama. Sedangkan untuk masuk Sekolah Lanjutan Atas harus sesuai bidang dan jurusan apa yang dipilih sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa.
Sebuah ruang kelas TK di kota Gallarate.
Setiap tahun orang tua siswa dengan sekolah mengadakan pertemuan, akan tetapi komunikasi antar orang tua dengan guru selalu terjalin lewat buku penghubung harian. Selain tidak ada rangking kelas, nilai rapor sekolah di sini juga merupakan rangkuman semua nilai ulangan harian, dan dibagikan setiap akhir semester ganjil dan genap.
Sama seperti di Indonesia, Sekolah Menengah Atas terbagi menjadi dua: Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dan SMK pun terbagi dua: Sekolah Kejuruan Profesional dan Sekolah Kejuruan Teknik. Semuanya membutuhkan waktu lima tahun untuk lulus.
Di kelas tiga SMP menjelang kelulusan siswa, wali kelas siswa biasanya mengadakan wawancara dengan orang tua siswa. Wawancara ini berbentuk saran dan masukan bagi orang tua dalam menentukan sekolah lanjutan mana yang cocok untuk putra-putrinya. Setelah lulus dan mantap dengan pilihannya , siswa bisa melangkah dengan pasti ke jenjang berikutnya.
Dimanapun mereka berada, untuk meraih cita-cita memang harus bekerja keras dan belajar dengan tekun. Menjadikan pergi ke sekolah sesuatu yang menyenangkan adalah salah satu langkah yang tepat. Dan untuk mewujudkannya, pemerintah, para pendidik dan para orang tua harus bekerjasama.
Dari yang saya tahu, pemerintah Italia memiliki banyak program untuk mereka yang tidak mampu. Salah satunya “ dote scuola”, program dalam bentuk kupon untuk membeli buku-buku paket dan keperluan sekolah. Program lainnya, buku-buku paket untuk SD tidak perlu membeli, cukup datang ke toko buku yang ditunjuk pemerintah dan kitapun bisa langsung mengambilnya.
Ruangan olahraga SMA di kota Capannori
Sedangkan untuk SMP dan SMA, buku-buku paket memang harus dibeli setiap tahunnya. Tapi kita masih bisa berhemat dengan cara pergi ke toko-toko buku bekas yang menjamur di Italia. Di sana kita bisa menjual buku-buku yang sudah tidak dipakai dan menukarnya dengan buku-buku yang kita perlu.
Karena program wajib belajar 8 tahun, untuk SD dan SMP di Italia siswa hanya membayar uang asuransi sekali dalam setahun. Sedangkan untuk TKK dan SMA, siswa harus membayar uang kontribusi dan uang asuransi setiap tahunnya. Untuk biaya makan siang, pemerintah akan menagih setiap bulannya dengan harga yang bervariasi berdasarkan penghasilan orang tua siswa.
Untuk orang tua yang dua-duanya bekerja, pemerintah dan sekolah juga bekerjasama membantu. Diperbolehkan masuk lebih dulu dan pulang lebih lambat dari jam sekolah. Orang tua siswa tinggal datang ke kantor pemerintah dan mengisi formulir. Orang tua memang harus membayar sesuai perhitungan pendapatan pajak mereka. Tapi akan lebih baik dan nyaman buat para orang tua, karena anak-anak mereka akan dijaga oleh mereka yang ahli di bidangnya.
Untuk transportasi siswa yang tinggal di kota-kota kecil, pemerintah juga menyediakan bis antar jemput sekolah. Diutamakan untuk siswa SMA, karena SMA dan SMK biasanya hanya ada di kota-kota besar. Rute yang dilewati dan harga tiket bis sekolah ini sudah ditentukan oleh pemerintah juga.
Laboratorium informatika sebuah sekolah di kota Belvedere.
Para pendidik pun membantu dengan berbagai program, salah satunya untuk para siswa SMA yang nilai kurang di beberapa mata pelajaran dan kemungkinan tidak naik kelas. Dewan sekolah memberikan kesempatan siswa tersebut untuk mengulang belajar selama liburan musim panas dan mengikuti test. Jika hasilnya bagus, siswa naik kelas, tapi jika tidak, siswa harus mengulang kembali di kelas yang sama.
Sekolah-sekolah di Italia juga mempunyai banyak kegiatan ekstrakurikuler terutama di SMA. Selain untuk menyalurkan hobby, kegiatan-kegiatan ini juga bermanfaat untuk mereka bersosialisasi. Semuanya gratis bahkan guru-guru pun ikut berpartisipasi di dalamnya. Contohnya di Liceo Scientifico L. Da Vinci, salah satu SMA negeri di kota Gallarate mempunyai banyak kegiatan ekstrakurikuler seperti : club badminton, paduan suara, group debat, teater dan lain-lain.
Jika pemerintah dan para guru sudah membantu dengan berbagai program untuk menjadikan sekolah tempat yang menyenangkan para siswa, lantas apa yang bisa kita lakukan sebagai orang tua? Jawaban putri bungsu saya memberikan saya sebuah petunjuk : “ Saya akan tetap ke sekolah meskipun berat, karena bagi saya , guru SD itu seperti mama saya, guru SMP seperti teman saya dan guru SMA seperti sahabat saya.”
Jika guru bisa , kitapun pasti bisa menjadi teman dan sahabat untuk anak-anak kita.
Arrivederci….
Trailer “Politecnico di Milano”, salah satu Perguruan Tinggi Negeri di kota Milan :