Ramadhan adalah bulan yang teramat sangat special bin super istimewa dibandingkan bulan-bulan lainnya bagi umat muslim
Bersyukurlah jika saat ini siapapun dia selama dia seorang muslim masih bertemu Ramadhan, masih diijinkan Allah SWT. untuk dipertemukan dengan bulan penuh berkah rahmah dan ampunan.
Tulisan ini bukanlah tausiyah karena penulis bukanlah seorang muslim, tetapi seorang WNI keturunan Tionghoa, Kristen pula.
Tetapi ijinkanlah kalau saya yang kafir ini sekedar mengingatkan, karena mungkin saja saudaraku yang muslim terlalu sibuk hari-hari ini.
Sebenarnya teman-teman Nahdatul Ulama pernah menjelaskan bahwa saya lebih tepat disebut DZIMMIY dan bukan KAFIR karena saya sudah tinggal bersama dan hidup bersama dengan saudara-saudara muslim dengan saling bertoleransi.
Saudaraku, janganlah berhenti hanya pada “Marhaban ya ramadhan” saja.
Mari kerjakanlah apa yang bisa kita kerjakan, usahakanlah dengan segenap kemampuan yang kita miliki agar jangan sampai kita melewatkan satupun dari setiap kesempatan ibadah di bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, rahmah dan ampunan ini. Selayaknya kita menambah kuantitas ibadah dan meningkatkan kualitas Ibadah, menggenapkan bulan ini dengan seluruh rangkaian ibadah.
Ramadhan sejatinya bukan hanya tentang puasa sebagaimana orang-orang pada umumnya mengingat tentang ramadhan, bukan tentang menahan lapar dan haus semata, bukan pula demi orientasi mengejar banyaknya pahala saja. Tetapi sejatinya Ramadhan, sesuai namanya Bulan Penuh Berkah, Rahmah dan ampunan adalah tentang bagaimana mengendalikan diri, bagaimana memenangkan hati dan akhirnya menundukkan diri di hadapan Allah Swt. semata-mata karena menyadari betapa agung, mulia dan penuh kemurahannya Allah Swt.
Ramadhan semulianya adalah saat di mana Allah Swt. menunjukkan Cinta-Kasih dan KemurahanNya bagi hambaNya, bagi umatNya, umat kesayangan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Betapa kemurahanNya ditunjukkanNya dengan memberi hambaNya dan umatNya kesempatan mendapat ampunanNya, meraih ridhoNya, melimpahkan berkah dan rahmahNya, yang tidak ada dan tidak didapatkan di bulan-bulan lainnya tetapi diberikan secara sangat special dan istimewa khusus di bulan Ramadhan.
Maaf,
Menurut saya sebagai saudara dalam kemanusiaan dari saudaraku umat muslim, jikalau Ramadhan diidentikan dengan puasa yang hanya sekedar “menahan lapar dan haus” saja tanpa disertai Ibadah, sekali lagi saya harus mengatakan maaf itu DIET!
Kalau hanya menahan lapar dan haus semata tidak harus menunggu Ramadhan pun bisa, kapan saja kita mau, kita pun bisa melakukannya. Bahkan ada kesempatan tertentu seperti puasa Nabi Daud dan lain-lain.
Jadi Ramadhan seharusnyalah itu berbicara tentang IBADAH-nya, rangkaian IBADAH lebih tepatnya
Jikalau Ibadah kita di bulan Ramadhan sama saja seperti di bulan-bulan lainnya lalu di mana letak penghargaan kita kepada bulan yang sangat teristimewa ini?
Ramadhan itu menjadi BERKAH atau tidak sesungguhnya ditentukan oleh kita sendiri.
Bagaimana kita menyikapi-meresponi bulan Ramadhan itu sendiri.
Menjadi berkah ketika kita sungguh-sungguh menjalankan seluruh rangkaian ibadah Ramadhan dengan tulus-ikhlas dan penuh kesadaran.
Kita sungguh-sungguh rindu dari lubuk hati yang terdalam bahwa kita sungguh rindu mendapatkan perkenanan Allah SWT.
Karena jika Allah SWT. berkenan atas Ibadah kita maka seluruh ibadah kita menjadi berkah.
Tetapi jika kita menunaikan ibadah sebatas kewajiban, menjalankan rangkaian ibadah hanya demi pencitraan apalagi jika disebabkan oleh keterpaksaan karena rasa malu maka sekiranya kita telah mendapatkan bagian kita sebagaimana yang kita lakukan.
Tetapi jika kita menunaikan ibadah Ramadhan dengan sesungguh-sungguhnya, mendirikan sholat dengan sebaik-baiknya, mengerjakan puasa dengan seikhlas-ikhlasnya hanya karena cinta kita kepada Allah SWT dan Nabi-Nya maka insya Allah ibadah kita menjadi berkah bagi setiap yang mengerjakannya.
Dosa-dosa kita diampunkan Allah SWT.
Pahala kita ditambahkan berkali-kali lipat nilainya dari pahala yang bisa kita dapatkan di bulan-bulan lainnya, ini bonus buat mereka yang menjalankan Ibadahnya di Bulan Istimewa ini.
Tetapi sekali lagi mari ingat dan sadari bahwa Ibadah kita di bulan Ramadhan adalah semata-mata hanya karena Allah Swt, hanya karena kita sungguh-sungguh cinta kepada Allah Swt dan kita membuktikan bahwa kita rindu bertemu dengan NabiNya, Muhammad Saw.
Mari tingkatkan terus ibadah kita, terlebih di bulan Ramadhan. Beribadahlah dengan segenap hati kita karena Allah Swt. itu Maha Besar, Maha Mulia, Maha segalanya.
Jadi bukan hanya karena mengejar pahala semata.
Datanglah kepadaNya dengan segenap rindu dari lubuk hati kita dengan hasrat yang tulus karena kita mencintai Allah SWT. karena kita mencintai Rosul-Nya
Dan jika setelah kita mengerjakan ibadah kita lalu kita mendapatkan banyak pahala, terima saja karena Dia memang menyediakan semuanya SANGAT SPECIAL di bulan istimewa ini.
Ayo, Ayo,
Dengan segenap hati kejar ibadah kita
Dengan segenap kekuatan, jalani puasa kita
Dan tetap “ber-jihad fisabillilah” dengan menafkahi keluarga kita
Tidakkah kita rindu bertemu “LAILATUL QODAR”?
Bertemu malam seribu bulan, malam teramat sangat istimewa yang diberikan Allah SWT. hanya kepada mereka yang juga teramat sangat istimewa dihadapanNya ?
Sebisa mungkin berharaplah sungguh, memohonlah dengan sangat, berusahalah dengan keras agar kamu bertemu dengan lailatul qodarmu…
Jangan lewatkan tiap-tiap waktu, tiap-tiap kesempatan di setiap hari di bulan Ramadhan tanpa mendirikan sholat, tanpa menjalani puasa dan lengkapi itu dengan tarawih, ya tarawih yang bagi sebagian muslim kurang diperhatikan… sempurnakan Ibadah kita dengan bersedekah dan membayar zakat dan fitrah kita.
Ingat segala jerih payah kita untuk Allah SWT. tidak pernah sia-sia dan segala Ibadah kita itu tidak akan sebanding dengan pahala yang disediakan untuk kita terlebih jika kita terpilih untuk bertemu dengan lailatul qodar.
Saudaraku,
ingat belum tentu kita masih bertemu Ramadhan di waktu yang akan datang, jadi jangan pernah sia-siakan kesempatan kita di Ramadhan kali ini
Karena bagi penulis itulah sesungguh-sungguhnya makna kehidupan yang sesungguhnya, HIDUP YANG MULIA, di pandangan Allah Swt dan bukan manusia.
“karena orang sabar melebihi seorang pahlawan dan orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota”
Selamat menjalankan Ibadah Ramadhan-mu,
Selamat berjuang saudaraku,
semoga lancar puasa kita,
Selamat menikmati kemenangan atas puasa kita di hari ini
dan selamat menjalankan seluruh rangkaian Ibadah-mu di bulan penuh berkah rahmah dan ampunan ini.
Insya Allah,
Sempurna Ibadah-mu dan Allah berkenan mempertemukan kita dengan Lailatul Qodar serta menjadikan kita semua kembali Fitri di hari kemenangan. Amin
Salam Hormat dari “saudaramu dalam kemanusiaan”
di Kota Wali, Cirebon, Jawa Barat. #RAMADHAN_KAREEM
Salam Cerdas – Kritis – Bijak
* Tulisan anak kemarin sore yang awam politik dan engga mampu tetapi mau terus belajar karena kepengen pinter
* Mohon maafkan aku jika ada salah-salah kata dan salah makna. Karena hanya Allah Swt dan NabiNya saja yang sempurna. Amin…
oleh : s.tanujaya
@s.tanujaya_