Kecelakaan yang terjadi atas pesawat Lion Air JT610, yang lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta menuju ke Pangkal Pinang, telah menghadirkan duka yang mendalam. Tidak hanya bagi keluarga korban, tapi bagi kita seluruh bangsa Indonesia. Bahkan dunia pun ikut menyampaikan duka dan rasa simpati mereka.
Pesawat Lion Air yang membawa penumpang dan awak pesawat total 189 orang ini, terdiri dari 178 penumpang dewasa, satu anak dan dua orang bayi, serta 8 awak pesawat. Terbang dari Bandara Soetta menuju ke Pangkal Pinang. Sempat minta izin untuk kembali lagi ke Bandara Soetta, namun kehilangan kontak, hanya selang 13 menit setelah mengangkasa.
Dan kemudian diketahui pesawat dengan seluruh penumpangnya, jatuh ke laut di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat.Tim Basarnas, Polri dan TNI serta para nelayan dan relawan, sejak terjadinya musibah, masih terus berusaha mengevakuasi korban. Bahkan Presiden Jokowi langsung menemui keluarga korban.
Sudah 24 Kantung Jenazah Yang Diserahkan ke Pihak Kepolisian
Hingga pagi ini sudah 24 kantung jenazah yang berhasil dievakuasi dari korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610, sudah diserahkan kepada Pihak Kepolisian dan masih akan terus bertambah. Dalam satu kantung, bisa terdapat lebih dari satu jenazah, mengingat sebagian besar tubuh korban, sudah terpotong-potong.
Hingga kemarin, diberitakan bahwa sudah 166 keluarga korban yang datang, untuk menyerahkan foto-foto, sidik jari dan apa saja yang dapat membantu Polisi untuk mengindentifikasi korban. Mengingat sebagian korban sudah sangat sulit dikenali dari wajahnya dan tubuh yang sudah tidak lagi utuh. Tak terbayangkan, betapa hancurnya hati keluarga, ketika harus ikut memastikan, apakah benar tubuh yang akan diterimanya, adalah sosok orang yang dicintainya? Tak terperihkan sakit dan terlukanya, menyaksikan orang yang dicintai, kini hanya tersisa dalam ujud potongan tubuh yang sudah membusuk..
Kesedihan Dalam Kedukaan
Karena secara pribadi, saya sudah merasakan betapa kedukaan mendalam, kehilangan orang-orang yang dicintai, akibat kecelakaan pesawat, yakni dua orang keponakan saya Ferry dan Herry, dalam kecelakaan pesawat Malaysian Airline MH370 dapat merasakan betapa hancurnya perasaan kami sekeluarga. Karena itu ketika membaca komentar-komentar yang mengaitkan musibah jatuhnya Lion Air JT610 dengan politik, sungguh menghadirkan kesedihan yang mendalam..
Seakan sebagian orang Indonesia, sudah kehilangan hati nurani mereka. Selain politik, ada lagi yang mengaitkan dengan Azab dari Allah, karena dalam pesawat terdapat beberapa orang aparatur negara dan PNS. Apa hubungannya jatuhnya pesawat dengan ganti presiden? Sungguh, terasa amat perih, bahwa ternyata di antara bangsa Indonesia, yang katanya santun dan berbelas kasih, ternyata tega amat, melemparkan komentar-komentar yang semakin melukai hati keluarga korban.
Kalau memang tidak bisa berempati dan memberikan ungkapan rasa duka cita dan doa bagi keluarga korban, alangkah baiknya diam dan jangan melemparkan komentar yang melukai hati orang banyak. Coba bayangkan, seandainya diantara para korban, terdapat salah seorang dari keluarga kita, masihkah ada yang tega berkomentar nyinyir? Mereka yang jadi korban, secara biologis bukan keluarga kita, tapi mereka adalah saudara-saudara kita, terlepas dari mereka pro Jokowi ataupun pro Prabowo. Mengapa harus dikait-kaitkan?
Jangan lupa, tidak ada seorangpun yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan, bahkan apa yang akan terjadi esok hari. Karena hari esok, belum tentu milik kita lagi.
Sumber referensi : theaustralian/cnn/kompas.com
Tjiptadinata Effendi