Oleh: Gurgur Manurung
Kemarin saya pergi ke pesta pernikahan saudara digedung Gorga 1 Tanjung Duren, Jakarta Barat. Kami agak terlambat di acara pesta. Setelah tiba di acara pesta, kami langsung makan. Undangan sudah hampir semua selesai makan. Agak malu juga karena sudah terlambat makan.
Ketika saya sedang makan, dari tengah hadirin lewat seorang tetangga ketika kami masih tinggal di Jelupang, Serpong Utara, Tangerang Selatan. Dulu, kami satu gereja di HKBP Serpong. Saya ingat, ketika ada parheheon ama ( kegiatan kebersamaan kaum bapa di gereja) ada acara pertandingan olah raga antar wilayah saya dan dia sangat cocok. Terutama cabang Volly dan Sepak bola. Saya ingat waktu itu kami mendapat juara dua bidang olah raga itu. Orangnya tinggi jangkung dan pukulannya sangat keras. Saya enak saja angkat bola tinggi, gedebum sampai berulangkali. Di kegiatan itu, tak ada perlawanan seimbang bagi kami. Maklum, semua peserta lomba kaum bapak itu amatiran.
Saya melihat dia lewat, saya amati dimana dia duduk. Setelah saya siap makan, saya menemui dia. Saya panggil dia tulang Nainggolan. Saya jumpai dia dan sangat kaget. Saya tanyakan anaknya yang pertama dan kedua. Ceritanya, putri pertamanya kuliah Atma Jaya Jakarta di Fakultas Keguruan dan Pendidikan semester 7 dan anak keduanya kelas III SMA dan sudah lulus polisi. Sekarang pendidikan di Lido. Kelas III SMA sudah lulus Polisi. Wah, bagus juga anak itu iya.
“Apakah tulang (paman) sudah pensiun?”
“Tiga tahun lagi” jawabnya.
“Apa yang akan dilakukan setelah pensiun?”
“Ada rencanaku pensiun di bonapasogit (kampung halaman)”
“Dimana bonapasogitnya tulang?”
“Di Bakara” Jawabnya
“Dimana Bakarta tulang?”
“Apakah pernah kesana?” tanya tulang itu.
“Sudah 2 kali” Jawabku
Saya tunjukkan foto-foto saya bersama guru-guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMA Humbang Hasundutan (Humbahas) belajar di makam pahlawan Sisingamangaraja XII.
Saya tunjukkan juga foto-foto di air terjun yang begitu menakjubkan di Bakara. Tidak hanya itu, saya tunjukkan juga aliran sungai yang sangat keren. Belum lama saya dari Bakara. Saya dari Bakara mengelilingi Danau hingga ke Bakara.
Ketika dia lihat video air terjun yang ajaib itu, dia bilang “Air terjun ini namanya Janji”.
“Betul tulang, namanya air terjun Janji. Kalau pensiun di Bakara, apa rencana kegiatan tulang?”
Tulang itu cerita akan mengembangkan budaya dan aktif di kegiatan rohani. “Apalagi yang mau kita cari lae? Saya nanti beternak disana”. “Beternak apa tulang?” Tanyaku
” Ada rencana beternak babi atau sapi lah lae” Jawabnya.
Tulang, sadar ngak bahwa tulang yang puluhan tahun sebelum merantau sudah berbeda dengan yang sekarang. Beternak babi itu sangat melelahkan. Padahal, pensiun adalah masa-masa menikmati hidup. Saya kira, masa pensiun tidak tepat bisnis makhluk hidup karena melelahkan dan beresiko. Maksud hati menikmati hidup, justru tulang bisa stres karena resiko usaha dan lelah. Kalaupun bisnis makhluk hidup harus bisa terukur. Tulang harus melakukan fisibilty Study. Itulah bedanya kita dengan mereka yang belum merantau. Nanti kalau jadi, tulang harus menerapkan teknologi dan transformasi pengetahuan. Contoh yang cocok kita lakukan usaha disana tulang, usaha kolam ikan air deras untuk memanfaatkan air terjun janji. Kita manfaatkan debit air terjun janji. Caranya, di pinggiran gunung itu kita buat kolam air deras. Kolam air deras itu bisa menjawab kebutuhan ikan mas ( cyprinus carpio), ikan nila (ospronemus nilotikus), ikan lele (clarias btaracus) di Kabupaten Humbahas, Taput, Tobasa, Dairi, Tapteng, Sibolga. Masa Humbahas menikahkan putrinya ikan mas (cyprinus carpio) dari Siantar atau Simalungun?. Ikan-ikan yang dibudidayakan di kolam air deras rasanya gurih, harum, bersih dan warna kulitnya sangat bagus. Selain ikan untuk konsumsi sangat bagus untuk kebutuhan pariwisata. Ikan-ikan di kolam air deras bisa jadi tempat belajar bagi anak-anak kota yang pariwisata ke Bakara.
Tulang bisa Undang jemaat HKBP Serpong untuk retreat ke Bakara. Di Bakara ada cerita Sisingamangara ke IX dan budaya Batak. Setelah belajar di Parsaktian Sisingamangaraja XII, anak-anak bisa belajar Biologi di Ekosistem kawasan Danau Toba. Setelah belajar Sejarah, Biologi, Sosial, Athropogi anak-anak bisa menikmati air terjun Janji dan lomba menangkap ikan. Mereka puas menangkap ikan di kolam air deras air terjun janji. Di kolam air deras itu, tulang bisa jual pakan yang dibuat sendiri karena mudah membuat pakan ikan. Anak-anak ada yang memberi makan ikan, ada yang menangkap ikan dan ada yang lomba menangkap ikan. Berbagai aktivitas anak-anak di kolam air deras. Bisa juga anak-anak memancing ikan. Semua aktivitas itu memiliki hitung ekonomi.
Jika kolam air deras itu ada, maka anak-anak Siantar, Medan, Tarutung, Balige, Siborongborong, Sibolga, Dolok Sanggul rutin ke air terjun Janji. Di Bakara, tidak ada pariwisata yang beraktivitas yang digemari anak-anak dan mendidik bagi anak-anak kita. Belajar panjat Tebing juga cocok di Bakara. Tinggal bagaimana mengkomunikasikan bagi anak-anak dari berbagai penjuru, khususnya di kota yang kurang kegiatan bidang permainan alam. Di Bakara juga bisa dikembangkan permainan tradisional seperti margala, sitekka, marsukkil dan lain sebagainya. Budaya kita yang hampir hilang, bisa tulang kembamgkan di masa pensiun di Bakara. Berbagai kegiatan di masa pensiun yang memberi pembelajaran dengan mengoptimalkan Sumberdaya Alam, Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Budaya bisa kita padukan untuk peradaban manusia.
Catatan:
Tulang: Istilah kekerabatan dalam Budaya Batak yang artinya Paman. Tulang merupakan panggilan kita kepada saudara laki-laki dari ibu kita, laki-laki yang semarga dengan ibu kita yang urutan keturunannya setingkat dengan ibu kita, anak laki-laki dari saudara laki-laki nenek kita, paman dari istri kita (tulang rorobot), laki-laki yang merupakan ipar dari saudara laki-laki ayah maupun ibu kita, cucu laki-laki dari paman kita / kepada anak dari tunggane kita (tulang naposo). Tulang sering digunakan sebagai panggilan hormat kepada seseorang lawan bicara kita (yang tidak semarga).
Margala: Margala merupakan salah satu jenis permainan anak yang dilakukan oleh anak-anak etnis Batak di daerah Kawasan Danau Toba. Permainan ini dikategorikan juga sebagai salah satu jenis olah raga tradisonal. Permainan ini mengandalkan kerjasama tim, mengandalkan kecepatan kaki dan pikiran untuk mengatur strategi mengalahkan lawan. Ada sebagian daerah Toba provinsi Sumatera Utara menamakannya Marcabor. Mirip dengan permainan galasin, atau disebut juga galah asin atau gobak sodor di beberapa daerah lain.
Sitekka: Sitekka adalah suatu permainan tradisional lompat-lompatan pada bidang datar yang digambar di atas tanah dengan membuat gambar kotak-kotak, kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu ke kotak berikutnya. Di daerah Riau disebut Setatak, di daerah Jambi disebut Tejek-tejekan, sedangkan di daerah Batak Toba dikenal Marsitekka.
#gurmanpunyacerita