Kalau di negeri kita, ada kartu BPJS, maka di Australia namanya: ”Medicare Card”. Setiap orang yang sudah dewasa, dapat minta kartu ini via online dan akan dikirimkan via Pos, tanpa biaya apapun. Bagi anak anak, kartunya masih menyatu dengan kartu Medicare ibu mereka. Setiap warga yang sudah menjadi penduduk Australia berhak mendapatannya, walaupun belum menjadi warganegara Australia.
Di sini Kartu Sehat atau Medicare Card diberikan kepada setiap orang secara gratis. Tidak ada perbedaan baik perbedaan status kaya miskin maupun perbedaan status warga lokal ataupun penduduk yang berasal dari para pendatang. Jadi antara warga negara Australia dan penduduk Australian non warga negara mendapatkan perlakuan sama.
Tidak Ada Pasien Yang Ditelantarkan
Walaupun sudah agak lama berlalu, tapi mungkin kita masih ingat mengenai kisah Winda Sari, wanita yang berusia 25 tahun mendapatkan perlakuan diskriminatif dari Rumah Sakit Abdul Moeloek, Lampung. Winda bisa dirawat kembali setelah berita mengenai dirinya yang keluar rumah sakit menggunakan gerobak sampah menggemparkan Lampung. Wanita muda ini, telah mengalami penderitaan lahir batin serta mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi, telah bebas dari deritanya dan pergi untuk selama lamanya setelah dirawat intensif di ICU selama 9 hari. (sumber: https://regional.kompas.com)
Bagi pencari berita sensasi, mungkin berita tersebut dianggap sudah basi tetapi sesungguhnya tragedi kemanusiaan yang terjadi seperti itu, seharusnya menjadi pelajaran bagi seluruh rumah sakit di tanah air kita agar jangan lagi ada Winda-Winda lainnya yang akan mendapatkan perlakuan yang menodai harkat dan martabat kemanusiaan kita sebagai bangsa yang bermartabat.
Pengalaman Pribadi
Bercerita tentang layanan di negeri orang, tentu jauh dari maksud untuk menohok negeri sendiri, apalagi sampai memuja negeri orang. Dengan berbagi pengalaman hidup di negeri orang, setidaknya akan membuka cakrawala berpikir bagi yang belum berkesempatan berkunjung ke Australia. Seperti halnya sewaktu pertama kami memutuskan untuk tinggal di sini cukup banyak kekuatiran yang bergalau dalam diri. Misalnya kalau sakit gimana caranya. Biaya rumah sakit berapa dan apakah sebagai pendatang, saya akan dilayani seperti juga layanan yang diberikan kepada warga lokal?
Motto negeri Kanguru ini terhadap warga pinggiran adalah “Homeless people have the same right as everyone else to be treated respectfully”. Yang dapat diterjemahkan secara bebas “Masyarakat terlantar memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dengan orang lain” ternyata benar. Walaupun jelas saya tidak termasuk dalam kriteria “homeless“, tapi bagi Australia, saya hanyalah salah satu dari pendatang yang menumpang hidup disini.
Menumpang hidup di Australia dengan tetap masih memegang paspor hijau RI. Dengan demikian, logikanya pemerintah Australia tidak perlu peduli pada saya, karena saya bukan warga negaranya. Melainkan warganegara Indonesia yang menumpang hidup disini dan sama sekali tidak pernah membayar pajak ataupun berbuat jasa terhadap negeri ini. Namun yang saya alami adalah perlakuan yang sama dengan “bule-bule” lainnya yang resmi merupakan warga negara Australia.
Pernah Dirawat Sebulan di Wollongong Public Hospital
Setiap penduduk berhak mendapatkan pengobatan dan perawatan secara gratis, tanpa harus dipersulit dengan urusan administrasi apapun. Cukup menujukkan identitas sebagai penduduk Australia. Jadi untuk mendapatkan fasilitas ini, seseorang tidak harus menjadi warga negara Australia. Dan saya sudah membuktikannya ketika beberapa tahun lalu sempat dirawat inap selama sebulan di Rumah Sakit Umum Wolllongong. Tagihan yang seharusnya saya bayar, seingat saya sejumlah hampir 24 ribu dolar atau setara dengan 240 juta rupiah.
Putra kami yang datang membezuk mengatakan ” Papa nggak usah pikirkan biaya rumah sakit, saya yang akan selesaikan” Saya bersyukur anak anak kami peduli kepada kami. Ketika akan menyelesaikan biaya administrasi, saya diminta untuk memperlihatkan kartu Medicare card dan kartu Senior card, petanda saya sudah tidak lagi bekerja. Kemudian menanda tangani 2 lembar kertas dan kata sekretaris rumah sakit, “All done”, sambil tersenyum manis.
Saya sempat terpana, bukan karena senyum perawat, tapi mendengarkan kata “all done”. Apakah sudah dilunaskan oleh putra kami? Ternyata putra kami yang juga ada di sana mengatakan bahwa ia belum membayar apapun. Putri kami ingin memastikan dan ternyata memang benar “all done” berarti saya tidak membayar satu senpun karena seluruh tagihan akan ditagih kepada centrelink yang merupakan instansi resmi pemerintah Australia dalam menangani masalah ini.
Menjadi Penduduk Tanpa Harus Ganti Kewarganegaraan
Semoga ada manfaatnya, bagi yang ingin melanjutkan studi di Australia dan menjadi penduduk Australia tanpa perlu kehilangan warga negara Indonesia seperti sudah dijelaskan di atas, tulisan ini hanya sekedar informasi, yang mungkin berguna untuk jadi masukan bagi kita semua.
Tanpa bermaksud mengagungkan negeri orang, tapi demi untuk Indonesia yang lebih baik, tidak ada salahnya bila kita mau membuka hati untuk belajar sesuatu yang baik kendati dari negeri orang.
Tjiptadinata Effendi