Tulisan kali ini saya tidak ingin membahas politik atau mengkritisi kepemimpinan Gubernur baru Jakarta, tetapi mencoba membagikan pengalaman pribadi penulis tentang kesehatan, semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.
Tak pernah terbayangkan sebelumnya, saya harus merasakan pengalaman menjadi penghuni rumah sakit selama satu minggu. Menjadi pasien rumah sakit satu hari rasanya seperti satu tahun. Bukan saja tidak dapat beraktivitas, tidurpun tidak nyaman. Semua makanan rasanya hambar dan setiap hari ada saja obat yang dimasukkan ke tubuh.
Selama satu minggu itu penulis menyadari benar bahwa kesehatan adalah harta yang paling berharga di dalam hidup manusia. Bila tubuh sehat maka pekerjaan apa saja bisa dilakukan dan sebaliknya tubuh ini sakit maka untuk berjalan pun kita tidak mampu. Namun sering sekali kesehatan tubuh terabaikan bila sibuk bekerja.
Beberapa bulan lalu berdasarkan MRI (Magnetic Resonance Imaging) di rahim saya terdapat miom (sejenis tumor) yang ukurannya sudah cukup besar. Menurut dokter penyakit tersebut harus disingkirkan dengan jalan operasi. Ada rasa takut ketika dokter mengharuskan untuk menjalani operasi, mengingat selama 28 tahun saya tidak pernah dirawat di rumah sakit selama berhari-hari apalagi harus menjalani operasi. Akan tetapi tindakan operasi memang harus dilakukan karena penyakit tersebut mulai menggangu kesehatan saya. Satu minggu setelah pemeriksaan tersebut saya menjalani operasi besar pada salah satu rumah sakit swasta di Jambi.
Bila melihat kebelakang saya menyadari kurang memerhatikan kesehatan. Pada saat kuliah malas rasanya memasak sendiri, meskipun orangtua dari kampung selalu mengingatkan bahkan memberikan bekal bahan makanan untuk dimasak. Ya kebiasaan anak kost yang lebih senang makan bakso, mie ayam, nasi padang, junk food dan fast food.
Kebiasaan pola hidup tidak baik terus penulis lakukan hingga saat bekerja. Penulis bekerja menjadi staf pengajar pada salah satu kampus swasta di kota Batam yang mengharuskan penulis bekerja hingga pukul 10 malam. Dan dulu, saya bukanlah perempuan yang punya hobi memasak. Bisa dibilang memasak adalah aktivitas yang paling tidak saya sukai.
Berawal dari sharing dengan kakak ipar, penulis diperkenalkan dengan pola makan food combining. Kemudian saya mencari tahu tentang pola makan itu di internet. Saya merasa tertarik karena food combining justru mengajarkan kita untuk kembali ke alam (mengonsumsi makanan secara alami). Alam menyediakan asupan makanan yang dapat dicerna tubuh dengan baik. Makanan yang mengalami proses pengolahan justru menjadikan organ tubuh kesulitan dalam mengolahnya. Penyakit datang karena apa yang masuk ke tubuh kita tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh kita.
Pola makan ini mengajarkan konsep asam basa yaitu menganjurkan lebih banyak menkonsumsi buah dan sayur segar karena keduanya membentuk pH basa yang dibutuhkan tubuh. Kemudian konsep serasi dan tidak serasi atau padu-padan. Karbohidrat dimakan dengan protein nabati dengan sayur, misalnya nasi dimakan dengan tempe/tahu ditambah sayur Atau protein hewani dimakan dengan sayur, misalnya ikan atau daging dimakan dengan sayuran saja tanpa nasi. Bila kita salah memadukan makanan yang akan terjadi adalah sistem pencernaan akan sulit mencerna dan ini bisa menimbulkan penyakit. Selain itu vitamin yang terkandung dalam setiap makanan tidak terserap dengan baik oleh tubuh.
Mengerjakan pola hidup sehat, salah satunya melalui pola makan yang benar membuat tubuh menjadi lebih bugar dan bersemangat dalam menjalani aktivitas sepanjang hari.
Sekarang, saya dan suami memiliki kebiasaan mengonsumsi buah-buahan segar sebagai sarapan pagi. Saya masak makanan untuk makan siang bersama di rumah dan malam hari kami mengonsumsi raw food kombinasi 2-3 jenis sayuran segar. Awalnya sulit sekali untuk disiplin melakukannya dan banyak godaan untuk kembali ke pola hidup yang lama. Namun, keinginan yang kuat untuk hidup sehat membuat kami terus belajar dan berkomitmen menjalaninya.
Pola hidup sehat selain bermanfaat untuk kesehatan juga terbukti lebih “ramah terhadap isi kantong”. Seperti yang saya rasakan, setelah lebih sering memasak makanan sendiri rasanya lebih hemat dibandingkan harus membeli makanan di luar.
Sebagai seorang istri, memasak makanan sendiri juga bisa membuat hubungan antara suami dan istri semakin harmonis. Karena menurut saya melalui makanan kita bisa menggambarkan rasa kasih sayang dengan suami, anak atau dengan keluarga lainnya. Bila dahulu saya menganggap memasak adalah aktivitas membosankan, sekarang itu sudah menjadi aktivitas menyenangkan.
Banyak manfaat yang sudah saya rasakan setelah beberapa bulan mengikuti anjuran pola hidup sehat. Makan makanan yang sehat dan sesuai dengan kebutuhan tubuh, istirahat yang cukup, rajin berolah raga serta selalu berfikir positif adalah cara untuk memperoleh tubuh yang sehat. Kesehatan tidak bisa dibeli dengan apapun juga tetapi tubuh yang sehat bisa menghasilkan kebutuhan hidup yang kita perlukan.
Melalui tulisan ini saya mau mengajak kita semua untuk mulai menjaga tubuh agar tetap sehat. Tubuh yang sehat menjadi investasi masa depan kita. Tubuh yang sehat juga menghasilkan generasi bangsa yang sehat dan pasti cerdas. Tubuh yang sehat juga menghasilkan ide dan gagasan yang dapat membangun bangsa ini menjadi lebih baik.