Secara pribadi saya kenal dengan sosok ini, sejak ia masih duduk di sekolah dasar. Kakaknya yang kini sudah almarhum, dulu adalah sahabat baik saya sejak di SMP dan terus berlanjut hingga kami sama-sama menua. Namun dari sekitar 30 orang teman-teman sekelas saya dulu, kini yang tersisa hanya beberapa orang saja.
Pria kelahiran kota Padang, yang bernama Suhendra Tedja, lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Kemudian melanjutkan studi di bidang Specialis Bedah Umum (Surgery) pada tahun 1989, di Universitas Parma – Italia Utara. Selesai menekuni studi di Italia, kembali ke kampung halaman di kota Padang dan mengabdikan dirinya sebagai Ahli Bedah di Rumah Sakit Yos Sudarso. Kemudian pindah tugas ke Rumah Sakit Siloam Gleenangle di Cikarang, Jawa Barat. Sempat bertugas di sini selama lebih kurang tiga tahun. Dari sini, Suhendra alih tugas sebagai dokter di PT Freeport Tembagapura .
Berbagai pengalaman pahit yang dialaminya, sejak dari awal terjun di bidang kesehatan dan beralih tugas dari satu tempat ketempat yang berbeda budayanya, menyebabkan Suhendra Tedja, mendapatkan kesempatan untuk menempa dirinya. Bukan hanya semakin mantap dalam mengaplikasikan ilmu yang ditekuninya, tapi juga sekaligus membuat dirinya semakin memahami, bahwa mempelajari ilmu kehidupan di Universitas Kehidupan, jauh lebih sulit dan dituntut kesabaran yang luar biasa. Termasuk persaingan antar sesama kolega, yang mungkin tidak banyak yang mengetahuinya. Hal ini membuat Suhendra semakin mantap, untuk merantau ke negeri orang, berbekal pengalaman, selama berkarya di tanah air
Satu satunya Dokter Lulusan Indonesia Yang Diterima di Italia
Sejak Tahun 2005 Bertugas di Parma – Italia Utara
Selesai kontrak kerja dengan PT Freeport, Suhendra hijrah ke Italia. Menurut Suhendra, ia bersyukur, karena hingga saat ini, dirinya adalah satu-satunya tamatan dari Indonesia, dari universitas manapun, baru dirinya yang boleh membuka praktik dokter di Eropa khususnya di Itallia. Pada umumnya, pasiennya adalah orang Italia, bahkan menjadi dokter keluarga.
Di kota Parma, orang Indonesia yang tinggal di sana tidak banyak, hanya sekitar 20 orang dan sebagai sesama orang Indonesia, tentu saja dalam setiap kesempatan, Suhendra ikut berkumpul bersama-sama dengan mereka. Namun sayangnya, yang memilih Suhendra sebagai dokter keluarga, hanya dua orang saja, selebihnya pasiennya adalah orang Italia dan dari negara lain. Memang setiap orang berhak memilih dokter keluarga masing-masing, namun dengan catatan, hanya dua orang dari 20 orang Indonesia, yang memilih menjadikannya dokter keluarga, membuktikan bahwa hingga saat ini sikap mental kebanyakan orang Indonesia bahwa dokter yang berasal dari negara lain, lebih diprioritaskan ketimbang yang berasal dari Indonesia. Sebagai dokter keluarga, harus memiliki ruang praktik yang dapat menerima tamu setiap hari. Dan total pasien yang boleh ditangani maksimal adalah 1.500 orang. Menurut Suhendra, dirinya beruntung mendapatkan fasiitas yang persis sama dengan dokter tamatan dari Italia dan negara lainnya.
Memiliki 2 Ijazah
Ijazah dokter yang dimiliki oleh Suhendra Tedja ada dua, yakni dari :
- Ijazah Dokter dari Universitas Andalas di Padang
- Ijazah Dokter Specialis Bedah dari Universitas Parma
Kebanggaan Suhendra Tedja, yang merupakan satu-satunya dokter tamatan Indonesia, yang diakui dan mendapatkan fasilitas yang sama untuk membuka praktik di Italia. Rasanya tidak hanya merupakan kebanggaan bagi dirinya pribadi dan keluarga, melainkan sekaligus merupakan kebanggaan dari :
- Universitas Andalas
- Daerah Sumatera Barat.khususnya kota Padang, di mana Suhendra Tedja dilahirkan
- Dan seluruh bangsa Indonesia
Bahwa tamatan Indonesia, ternyata tidak kalah dari tamatan luar negeri.
Catatan pribadi :
Tulisan ini saya tulis, berdasarkan komunikasi lewat Japri. Suhendra Tedja “menemukan ” saya, melalui facebook, setelah kami berpisah sejak hampir lima puluh tahun lalu. Suhendra Tedja, terlahir dari keluarga keturunan Tionghoa dan terlahir dengan nama The See Kuang. yang dulu tinggal di jalan Sam Ratulangi Padang. Tamat SMA Don Bosco 1969-1970
Setelah terpisah lebih dari 50 tahun lalu, tiba-tiba anak kecil yang dulu sering saya temui di rumah orang tuanya, kini sudah berusia 67 tahun dan menjadi dokter Specialis Bedah dan bertugas di Parma -Italia.
Sebuah kebanggaan bukan saja bagi keluarga Suhendra dan teman-temannya, tapi juga sebuah kebanggaan untuk kota Padang, karena salah seorang putra dari Sumatera Barat ini, kini menjadi kebanggaan Indonesia
Tjiptadinata Effendi