Terhenyak seketika dan hampir tak percaya mendengar kabar tengah malam pak Ahok menggugat cerai sang istri Veronica Tan.
Pesan singkat maupun chat what’s app dari teman-teman dari desa pun masuk meminta konfirmasi kebenaran berita tersebut. Mereka menyangka saya mengetahui perihal ini. Lha padahal, orang terdekatnya pun tidak ada yang mengerti, apalagi saya.
Saya selalu membalas mereka dengan kalimat sok tahu: ah berita bohong itu! agar pemberitaan tidak liar kemana-mana sembari berharap itu hanyalah isu belaka.
Berharap kabar itu hanyalah hoax yang membangun, kenyataan berkata lain. Seiring dengan pemberitaaan di media, terkuak ternyata memang benar kabar pak Ahok menggugat cerai istrinya ibu Veronica Tan. Sangat menyesakkan dada.
Saking tak percayanya, beberapa hari saya tak mampu menuliskan apapun. Bingung harus bagaimana menyikapi keputusan pak Ahok. Apakah akan tetap mendukung langkah politik pak Ahok, atau meninggalkannya karena kecewa.
Sempat berniat untuk berhenti membicarakan Ahok dan menarik dukungan politik yang selama ini saya lakukan. Sebagai saudara dalam iman kristiani, jujur saja saya sangat kecewa. Dalam iman kristen, perceraian bukanlah kehendak Tuhan. Perkawinan adalah inisiatif daripada Tuhan menyatukan dua manusia menjadi satu. Oleh karena itu apa yang sudah dipersatukan Tuhan tidak bisa diceraikan oleh manusia. Begitulah konsep pernikahan Kristen.
Tetapi kemudian saya mencoba untuk dengan jernih berfikir bahwa dukungan saya ke pak Ahok adalah dukungan politik. Bukan dukungan yang mendewakan seseorang. Tetapi lebih kepada dukungan terhadap nilai-nilai kebijakan beliau sebagai seorang pejabat.
Sehingga kehidupan pribadinya tentu bukanlah urusan saya, meskipun secara pribadi tentu saya sangat kecewa. Tetapi bukankah Ahok juga manusia biasa yang bisa saja pilihan hidupnya mengecewakan!
Ironis memang, selama ini bu Veronika dan pak Ahok terlihat sangat mesra dan bahkan membuat iri banyak orang. Ketegarannya saat menghadapi kenyataan suami tercinta harus dipenjarakan pun juga mengundang simpati dan decak kagum masyarakat luas.
Isteri yang selalu memperlihatkan kasih setianya kepada Ahok ditengah kesulitan yang menderanya, kini digugat cerai dan terancam kehilangan hak asuh ketiga anaknya. Siapa juga yang tidak sedih…
Bagaimanapun sebuah perceraian bukanlah sebuah keputusan yang menyenangkan dan memuaskan. Tanpa kita ketahui, dibalik itu semua pastilah ada derai air mata baik pak Ahok maupun bu Veronica, jauh di lubuk hati mereka yang paling dalam.
Respon berbagai kalangan masyarakat pun sangat beragam. Mereka ramai-ramai angkat suara menyikapi keputusan Ahok mengakhiri biduk rumah tangganya yang pada intinya adalah menyayangkan keputusan teraebut dan berharap pak Ahok mengurungkan niat untuk bercerai.
Baru kali ini saya melihat respon yang begitu luar biasa kepada rumah tangga seorang politisi. Membuktikan bahwa memang bukan hanya pak Ahok yang sangat dicintai warga, mereka juga sangat mencintai keutuhan rumah tangganya.
Petisi mendukung pak Ahok mencabut gugatan pun muncul. Pertanda bahwa memang masyarakat mencintai pak Ahok.
Jika pak Ahok sudah membuktikan cintanya kepada warga dengan rela terpenjara demi warga. Kini saatnya membalas kebaikan pak Ahok dengan tidak meninggalkanya melewati masa-masa sulit ini.
Ayolah pak Ahok, kami semua menginginkan bu Veronica kembali ke pelukan bapak.
Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.
Bukan kami terlalu jauh mencampuri kehidupan pribadi bapak. Tetapi kami semua mengasihimu pak Ahok. Buktikan cintamu kepada kami sekali lagi, cabut gugatan, kembalikan bu Veronica.
Selamat menempuh jalan damai, pak Ahok!